11. The Escaped Bride
Semenjak Itadori Yuuji di keluarkan dari selnya. Pemuda tersebut di perbolehkan untuk menjalani kesehariannya, seolah-olah rencana eksekusinya hanyalah sebuah candaan yang di lakukan para atasan dengan alasan bosan.
Kalau pun ada yang berbeda. Semenjak saat itu pula setiap gerak-geriknya menjadi tanggung jawab Gojo Satoru. Apapun kesalahan maupun kebaikan yang di lakukan Yuuji, semuanya akan berdampak pada gurunya.
Ini sudah kedua kalinya Yuuji melarikan diri dari panggung eksekusi dengan adanya bantuan Gojo Satoru. Terakhir kali dirinya hampir terbunuh di tangan Sukuna. Masih pria itu lah yang hadir dan memberikannya jalan kembali ke kehidupan sekolahnya bersama dengan kedua teman seangkatannya.
Namun kali ini kehidupannya tidak kembali seutuhnya.
Fushiguro Megumi tidak ada dimanapun, seolah keberadaannya telah menguap di udara. Terakhir kali Yuuji mendengar suaranya adalah seminggu yang lalu, ketika temannya itu tiba-tiba menelponnya yang baru saja terbebaskan.
Aneh.
Megumi sendiri yang bilang kalau dirinya masih dalam pengawasan. Namun begitu juga dengan Yuuji. Berbeda dengan sebelumnya, kini banyak mata yang mengikuti gerak-geriknya. Walaupun Yuuji tidak terkurung di dalam sel tapi pengawasan yang terlalu ketat tersebut membuatnya sama saja terkurung.
Lalu mengapa hanya Megumi seorang yang masih belum kembali? Pertanyaan tersebut terus membebani pikiran Yuuji dan terkadang menakut-nakutinya. Bayangan mengenai Megumi yang mungkin sedang tertimpa masalah dikarenakan dirinya pun terus menerus menghantui Yuuji. Dan hal itu jauh lebih menakutkan ketimbang dia mengetahui kapan hari kematiannya di balik jeruji bel.
Sedangkan Nobara yang sepertinya bersikap acuh tak acuh, sebenarnya hanya berusaha untuk bersikap normal. Gadis itu pun pasti mencemaskan nasib Megumi, walaupun kini yang lebih mengusiknya adalah kondisi Yuuji yang terserang stress.
Nobara sudah berusaha membantu sebisanya. Karena Yuuji enggan untuk bertanya kepada wali kelas mereka tentang dimana keberadaan/kondisi Megumi sekarang. Sebagai gantinya dia yang berinisiatif bertanya, walaupun tetap saja hasil akhirnya sama-sama kosong.
Walaupun Nobara bertanya kesana kemari. Sepertinya tidak ada satupun yang mengetahui informasi mengenai Megumi selain Gojo Satoru yang sepertinya berusaha menyembunyikannya dari mereka berdua.
Melihat situasinya. Nobara pun tidak bisa menyalahkan betapa tertekannya mental Yuuji saat ini. Hilangnya teman mereka secara misterius memang sangatlah memprihatinkan.
"Pernikahan!!?"
Semua informasi yang berhubungan dengan Fushiguro Megumi selalu buntu. Namun pada suatu hari ketika Nobara kembali mencoba menggali-gali informasi lebih dalam lagi. Kakak kelasnya terpaksa mengeluarkan kucing dari kotaknya. Alhasil malah kabar tersebut lah yang di dapatkannya, sebuah berita mengenai pernikahan Fushiguro Megumi yang terdengar tidak masuk akal di telinganya.
"Maki-san. Apa kau yakin?" tanya Nobara lirih seraya memegangi kepalanya yang tiba-tiba berdenyut. "Kuharap aku tadi salah mendengarnya....." keluhnya lalu menghela nafas panjang.
"Nah. Aku pun juga sama persis seperti mu ketika mendengar berita konyol ini," jawab Maki seraya membersihkan lensa kacamatanya dengan ujung lengan seragamnya. "Dari yang kudengar. Sepertinya Megumi sendiri masih belum mengetahui kabar ini. Karena kudengar pada hari pengumuman Megumi sedang pergi menjalankan misi," terangnya.
"Andai Naoya tidak ikut campur. Pak tua Naobito pasti mati-matian berusaha menghentikan kekonyolan ini. Kau pasti tahu betapa berharganya Megumi dimata Zen'in....."
Selesai mendengarnya, Nobara pun menjadi merenung. Setidaknya sekarang dia tahu dimana Megumi, sedang terjebak di antara perselisihan ketiga keluarga besar. Entah bagaimana asal muasalnya namun sepertinya tak berhubungan dengan insiden Ryomen Sukuna yang lepas kendali-----atau mungkin hanya Nobara saja yang berharap demikian.
Selama beberapa hari ini Yuuji terus mencemaskan Megumi. Entah apakah kabar ini terdengar baik atau malah buruk. Nobara dibuat binggung harus memberitahu Yuuji atau tidak.
".....lagipula. Memangnya Fushiguro di usia yang diperbolehkan untuk menikah?" tanya Nobara di tengah-tengah menuju ke kegilaannya. Kabar mengenai betapa nyentriknya anggota tiga keluarga besar memang sudah umum di dengar. Namun kali ini terdengar seperti semacam plot cerita di dalam novel picisan.
"Secara legal Megumi tak akan dituliskan sebagai istri Satoru. Namun pada akhirnya hal yang terpenting ialah Fushiguro Megumi yang akan menjadi Gojo Megumi dan dia akan diperlakukan sebagai nyonya besar keluarga Gojo," di tengah-tengah penjelasannya. Maki pun harus menahan tawanya.
Kalau mengesampingkan situasi gawatnya, mau bagaimana pun berita tersebut masih terdengar konyol.
Secara ironi Nobara juga menyetujuinya. Walau dia tak sampai hati untuk menertawakannya. Terutama kalau kau bisa membayangkan pemberontakan semacam apa yang mungkin akan dilakukan Megumi setelah mengetahuinya.
OXO
Bagaikan ramalan yang menjadi kenyataan. Hampir sesuai dengan bayangan mereka. Megumi marah besar ketika dia mendengarkan kekonyolan tersebut. Wajahnya merah padam, kedua tangannya mengepal dengan erat, matanya mendelik tajam. Sekujur tubuhnya bergetar, bagaimana dia menahan dirinya untuk tidak menghajar bedebah di hadapannya itu.
"Aku menolaknya," tanpa segan dia mengucapkannya. "Kau boleh menikahiku setelah aku mati," imbuhnya tajam tanpa harus memperdulikan tatapan para anggota keluarga Gojo yang sedang berkumpul.
"Kau mau aku menyetubuhi mayatmu?" tanya Satoru seraya menyeringai licik. "Sayangnya aku tak memiliki hobi semacam itu," imbuhnya. Sama seperti Megumi, dia pun tidak memperdulikan sekelilingnya.
"Terserah apa katamu. Aku pergi dari sini," Megumi pun membalik badannya. Sebelum melangkah pergi. Dia sempat mengamati satu persatu para tetua dan anggota keluarga lainnya yang hadir di sana.
Kepatuhan mereka terhadap permintaan absurd Satoru patut di pertanyakan. Apakah mereka bersedia mematuhi kepala keluarga mereka begitu saja? Pertanyaan tersebut lantas memberikan rasa penasaran yang mengusik Megumi.
Namun itu semua tidaklah begitu penting baginya. Selagi dia masih sempat lebih baik Megumi segera bergegas meninggalkan ruangan tersebut. Pilihannya hanya sekarang atau tidak pernah. Kalau sampai terjebak maka Satoru akan memastikan dia akan terjebak untuk selamanya. Dan Megumi tidak akan mau hal itu sampai terjadi pada dirinya.
"Lebih baik aku tetap menjadi pelacurmu ketimbang harus menikahi orang brengsek semacam dirimu," oloknya seraya menggeser pintu tradisonal.
Megumi masih belum mendengar suara Satoru. Walau kebisuannya mengusiknya. Megumi bersumpah tak akan melihat lagi kebelakang, lantaran dia terlalu takut untuk mencari tahu.
Dengan hanya menginjakan kakinya keluar dari ruangan tersebut, sempat membuat Megumi menahan nafasnya. Lalu pada langkah selanjutnya, ketakutannya menjadi kenyataan.
Tiba-tiba badannya terlempar dan jatuh di tengah halaman mansion tersebut, dengan punggungnya yang menabrak tanah duluan.
Serangan tersebut cukup kuat untuk membuat Megumi hampir kehilangan kesadarannya. Benturan yang dialaminya membuat pandangannya berkunang namun instingnya berkata dia akan mati apabila dia lenggah barang sedetik pun.
Namun lawannya sekarang tak lain adalah Gojo Satoru, seorang pria kejam nan sadis yang tak akan mengalah walaupun lawannya adalah seorang anak kecil sekalipun.
Megumi seharusnya tak melupakannya, latihan tanding yang sedari kecil di lakukannya bersama Satoru selalu berakhir dengan kekalahannya dan juga luka-luka yang hampir membuatnya sekarat.
"Megumi. Bukannya selalu kubilang untuk tidak lenggah terhadap sekelilingmu?"
Sosok pria yang mendekatinya lantas membuat Megumi bergemetar ketakutan. Gojo Satoru jauh lebih menakutkan ketimbang kutukan tingkat khusus manapun.
Apabila Megumi masih dirinya yang dulu, kemungkinan besar dia akan menyerah dan akan melakukan apapun untuk menenangkan amukan monster menyerupai manusia tersebut.
Namun sekarang situasinya berbeda. Mungkin bisa menikahi Gojo Satoru merupakan mimpi terindah orang lain, namun hal tersebut adalah mimpi buruk bagi Megumi.
Masalah utamanya sebenarnya bukanlah terletak pada Gojo Satoru sebagai calonnya, melainkan dampak kehidupannya setelah masa paska pernikahan yang akan mengganggunya seumur hidup.
Awal mulanya dia bersedia menjadi penyihir Jujutsu adalah karena keinginannya untuk bebas dari ikatan klan Zen'in. Lalu apa gunanya apabila pada akhirnya dia malah menjadi salah satu bagian dari klan Gojo?
"Tolong hentikan Gojo sensei. Aku memang berjanji akan menjadi milikmu. Namun kau tidak perlu menyerahkan dirimu padaku," ujar Megumi mencoba membujuk, yang sebenarnya dilakukannya hanya untuk mengulur waktu. Lantas dia bangkit berdiri dan berlahan mengambil langkah mundur, mengambil sedikit jarak aman di antara mereka.
"Kemarilah sebelum aku sendiri yang menyeretmu. Megumi," titah Satoru yang terdengar mustahil untuk dibujuk.
Megumi sempat ciut setelah mendengarnya namun dia menampik keinginannya untuk menyerah setelah dia merasakan perih di bibir bawahnya yang sengaja dia gigit. Rasa sakitnya sepertinya telah menyegarkan isi kepalanya.
"Mencoba berbicara dengan mu selalu merupakan sesuatu yang mustahil," ucap Megumi sarkas. "Kau tidak pernah mau mendengarkanku," imbuhnya seraya tersenyum sedih. Entah apakah setelah ini Satoru masih akan bersimpati padanya atau tidak. Sama seperti Satoru yang tak pernah memperdulikan perasaan dan keinginannya. Dia pun akan melakukan hal yang sama.
"Jangan bercanda. Aku bukan boneka," ujar Megumi seraya menatap tajam pria di hadapannya. "Kalau aku tahu situasinya akan berakhir menjadi seperti ini. Pasti sudah lama aku membawa kabur Itadori," imbuhnya yang merupakan serangan fatal. Dengan sengaja Megumi menyebut nama sang wadah Sukuna, bermaksud untuk membuat amarah gurunya memuncak.
"Kau lebih ingin menjadi buronan kelas kakap?" tanya Satoru seraya mendekati Megumi.
Walau sekilas tak begitu kentara, tapi Megumi bisa mengetahui kesuksesannya. Energi kutukan pria itu naik secara bertahap, kemarahannya di sembunyikan dengan baik dibalik senyum tipisnya. Meskipun hal itulah yang sedang dibutuhkannya saat ini. Namun keinginannya tersebut masih belum merubah kenyataan bahwa Gojo Satoru menakutkan.
Megumi yang terintimidasi oleh energi kutukan besar milik Gojo Satoru hampir saja membeku di tempat ketika dia mendapati pria tersebut mengulurkan tangan ke arahnya.
Untung saja mentalnya tidak lagi selemah orang kebanyakan, entah bagaimana dia berhasil mengatasi kengeriannya. Apalagi. Maupun nyawanya sebagai taruhan sekalipun. Kali ini Megumi tak berniat untuk menyerahkan dirinya dengan mudah.
Mungkin instingnya yang memaksanya untuk segera menghindar, melompat salto ke belakang sampai sejauh yang mungkin. Ketika mendarat dia langsung mengeluarkan Shikigaminya: Datto----ribuan kelinci putih yang tidak di ciptakan untuk menyerang. Megumi tidak segila itu untuk berniat melawan Gojo Satoru.
Usahanya tersebut jujur saja menghibur Satoru. Walaupun dianya sendiri kurang menyukai pemberontakan yang dilakukan Megumi. Baginya usaha Megumi yang nampak kecil dan sia-sia itu pasti terlihat menggemaskan.
Ah. Gojo Satoru terlihat seperti boss terakhir di dalam permainan. Sedangkan Megumi kini bagaikan seorang player noob yang masuk kedalam arena dengan level yang masih tak mencukupi. Sangat menyedihkan. Itulah alasan mengapa Megumi memfokuskan dirinya untuk kabur ketimbang melawan.
Megumi tidak membiarkan dirinya berhenti walau dalam sedetik, bahkan dia tidak memiliki waktu luang untuk bernafas. Setelah mengeluarkan Datto. Megumi pun langsung memanggil Nue, agar Shikigami menyerupai burung besar berbulu merah yang akan membantunya kabur melalui jalur udara.
Dari dulu sampai sekarang. Gojo Satoru tak pernah terlihat bersusah payah di dalam pertarungan apapun. Tetapi dari atas langit biru yang tak berawan, Megumi pun berusaha mengabaikan sumber aura kemurkaan yang secara terang-terangan ditujukan kepadanya.
Entah apa yang terjadi apabila Satoru berhasil menangkapnya. Sejujurnya siapa pula yang berani membayangkannya?
Megumi lantas membuang mukanya, lalu memerintahkan Nue untuk terbang lebih tinggi sebagai jaga-jaga.
OXO
Mungkin untuk saat ini Satoru sengaja memutuskan untuk melepaskannya. Kenyataan bahwa Megumi telah berhasil sampai ke jalanan raya terdekat seolah-olah merupakan sekedar ilusi baginya. Terlalu mudah. Kiranya dia harus mematahkan tangan atau kakinya terlebih dahulu sebelum dia berhasil kabur dari mansion utama klan Gojo.
"Aah. Sungguh sial......" bisiknya tidak kepada siapapun. Sekarang Megumi hanya butuh menenangkan diri. Dia tidak akan bisa berjalan dengan benar kalau kedua kakinya terus bergemetaran.
"Kemungkinan besar Gojo sensei membiarkanku kabur karena mengetahui tujuan sederhana ku," batinnya seraya bersandar pada dinding di tengah gang kosong.
Megumi lalu merogoh saku celananya, mengeluarkan ponselnya. Beruntung dia bisa mendapatkan kembali alat komunikasi tersebut ketika dia bersedia mengerjakan misinya. Dengan begini sekarang menghubungi Yuuji dan mengajaknya bertemu di suatu tempat.
TO BE CONTINUE
A/n:
karena tambahan plot aku banyak korup adegan sex GoFushi. Di plot originalnya hampir semuanya berakhir dengan sex. Tapi entah kenapa disini malah berakhir ke Satoru yang jadi kaya semacam villain wkwkwk....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top