Part 19
Warning : typo bertebaran
Enjoy ^^
*********
Ali pov
"CIAAAAAAAAAAAAA....SINI LO.. JANGAN KABUR LO" sesampainya gue disekolah, gue mendengar dua teman idiot gue berlarian disekitar sekolah.
Masih pagi udah ribut.
Cia dan clara berlari kearah gue. Cia sembunyi dibelakang gue, sedangkan clara didepan gue dengan tatapan membunuh dan pisau di tangannya.
"Kenapa lo cuman kejar gue ? Kemarin ali juga dorong lo kan ?" Tanya cia dengan kesal. Loh ? Kok gue malah dituduh gitu ? Tapi memang bener sih hehehehe.
"Li, lo udah gila ? Malah ketawa-ketawa sendiri. Dasar gila" ucap cia membuyarkan semua pikiran-pikiran aneh gue.
Dan entah sejak kapan mereka sudah pergi meninggalkan gue.
"Woy... tungguin gue" ucap gue sambil mengejar mereka. Dan kamipun berjalan berdampingan menuju kelas.
********
Pulang sekolah, kami segera menuju kecafé langganan kami. Disana ternyata cukup rame, kami segera menuju tempat kami, dipojok kanan café.
Setelah memesan, kami bercerita tentang ulangan dadakan tadi.
"Gue belum belajar. Entah berapa hasil gue nanti" ucap cia menutup wajah dengan telapak tangannya.
" betul thu. Itu guru sinting ya ? Masa kita disuruh ngerjain 25 soal hitungan semuanya, hanya dalam 1 setengah jam. Gila" timpal clara membenarkan perkataan cia.
"Kalian ngak usah lebay. Palingan nilai kita lebih tinggi dari yang kalian pikirkan" ucap gue santai, sambil meminum milkshake gue.
"Btw, kemarin siriel bawa lo kemana ra ?" Tanya cia dengan wajah penasaran.
Tiba-tiba saja wajah clara merah. Sangat... merah. "Ke..kemarin gue dan dia cuman keliling-keliling taman kok" ucap clara sambil menundukkan kepalanya.
"Taman ? Berarti kencan kedua donk ?" Ucap gue dengan penasaran. Ni cewek memang agak aneh.
"Ng..ngak" ucap clara dengan wajah yang semakin merah.
Gue semakin penasaran. Clara harus menyadari perasaannya sendiri.
"Ra" panggil gue dengan nada serius.
"Ya ?" Jawab clara dengan wajah bertanya-tanya.
"Gimana perasaan lo saat dekat dengan riel?" Tanya gue masih dengan wajah yang serius.
"Perasaan gue ? Jantung gue selalu bermasalah saat ada dia. Mata gue pasti ngelirik dia kalau kita semua lagi sama-sama. Gue punya rasa aneh didada gue waktu dia sama cewek lain. Itu apa ya ?" Ucap clara dengan wajah yang polos.
Gue menatap tajam cia yang kelihatan akan tertawa terpingkal-pingkal disebelah clara. Lalu, menatap clara lagi.
"Ra.. lo suka sama riel ?" Tanya gue lagi hanya untuk memastikan.
"Itu yang namanya cinta ?" Tanya clara dengan kepala yang menunduk.
"Kalau gue perhatikan dari sikap kalian dan pernyataan lo. Iya.. itu cinta" ucap gue sambil meminum milkshake gue.
"Apa gue harus bilang ke riel ?" Ucapan clara sontak membuat gue menyemburkan milkshake yang ada dimulut gue.
"HEY.." teriak clara dengan kesal karna semburan gue mengenai dia. Gue mengangkat jari telunjuk dan tengah gue menjadi tanda damai.
"Sorry" ucap gue sambil tersenyum malu.
"Hm.." dengus clara sambil membersikan wajahnya dengan tisu. Dan cia ? Dia sudah tertawa terpingkal-pingkal membawa seluruh perhatian kemeja kami.
Sore itu kami habiskan dengan melihat-lihat gantungan kunci dan perhiasan ditoko-toko.
******
"Udah sore, gue juga udah capek. Kita pulang aja yuk." Ucap gue sambil memijit kaki gue yang pegal-pegal.
"Bener. Gue juga capek" ucap cia sambil meregangkan seluruh badannya.
"Kalian tega banget sih. Gue masih mau liat-liat ini." Ucap clara sambil nenunjuk-nunjuk kacamata hitam di salah satu toko.
"Ra.. please deh. Masih ada hari esok. gue ngak mau mati konyol mati karna disiksa sahabat sendiri untuk jalan-jalan" ucap gue masih sambil memijit kaki gue.
"Oke. Tapi lo harus janji buat temani gue belanja besok." Ucap clara sambil menunjuk gue.
"Terserah. Yang jelas gue mau tidur"ucap gue sambil mengarahkan kedua kaki gue yang pegal menuju pintu keluar mall. Dijalan, gue berpisah dari mereka berdua.
Jalan sangat sepi. Tapi gue ngak takut. Gue berjalan, sampai terdengar suara langkah kaki dibelakang gue.
Gue sedikit melirik kebelakang, dan melihat seseorang dengan pakaian hitam, dan masker.
Gue berbelok untuk melihat apa dia mengikuti gue. Dan ternyata betul. Gue segera berlari dan berbelok. Gue mengambil gunting gue dari dalam saku jaket gue. Saat orang itu berbelok, gue menodongkan gunting yang baru saja gue asah tepat didepan lehernya.
"Siapa lo?" Ucap gue. Tapi tidak lama kemudian, gue merasakan sesuatu menusuk kedalam leher gue.
"Let's play" hanya itu yang gue dengar sebelum masuk dalam kegelapan.
*******
Hai semua...
Jumpa lagi dengan author..
Gimana semua ?? Alice kenapa ya ? Siapa lagi ni??
Kalau mau tahu, baca aja lanjutannya. Oh iya.. author mau minta maaf ni.. selain karna author jarang update, author juga ngak bisa update buat beberapa minggu ini. Untuk 2bulan ini akan sangat sibuk buat author mempersiapkan UAS dan UN..
doain author ya....
Itu aja deh kayaknya.. vote dan comment ya..
Bye and stay lovely..
By : JaneFajarini
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top