Part 17
Sesuai janji... author bakalan update 2 part sekaligus.
Warning : typo bertebaran
Enjoy ^^
********
Clara pov
Sesuai kata-kata gue kemarin. Sekarang gue lagi nongkrong dengan trio curut, dan pastinya cia dan alice.
Kita semua berada didalam cafe langganan kami, sambil bernostalgia masa-masa SMP kami. Gue sampe sekarang masih belum nyangka kalau kita berenam bakalan satu sekolah. Oh.. dan empat cewek itu juga. Gue merasa kalau empat cewek itu memang sengaja mau buat kita sengsara deh.
"Gue ingat kelas 9 waktu kita lagi jalan-jalan, pas ultanya si lisa. Lo sama cia jatuh dari motor kan ?" Ucap vick kegue. Kalau diingat-ingat, kejadian itu memang terjadi. Hahaha... lucu sendiri gue kalau diingat-ingat lagi.
"Iya. Yang anehnya, gue dan motornya fine aja, cuman lecet doang. Padahal gue yang bawa motornya. Udah gitu motornya jumping pula. Parah man. Yang gue ingat itu, pas gue panik banget siclara masuk UGD. Aneh.. dia yang dibonceng tapi dia yang jatuh parah" jawab cia. Itu juga bener banget. Aneh kan ?
"Gue jadi rindu masa-masa SMP. kalian ingat ngak ? Kita dulu sering nonton flim horor dilaptop alice pas jam kosong. Sampai saking isengnya ali, kita divideokan. Muka-muka monyet yang muncul. Hahahaha" ucap theo sambil tertawa memegangi perutnya.
"Uh.. ngak nyadar diri lo. Yang muka monyet itu lo" ucap gue menyindir theo.
"hahahahahaha" kami semua tertawa lepas. Ini dia yang terasa hilang. Kebersamaan kami seperti dulu. Yang kurang hanya riel.
Apa ? Aduh... kok gue malah kepikiran dia ? Gue betul-betul harus tanyakan hal ini ke cia dan ali.
"Lo kenapa ra ? Kok bengong sih ?" Tanya ray memecahkan lamunan gue.
"Kagak." Ucap gue sambil mencoba menetralkan jantung gue yang berdetak cepat. Ngak mungkin gue bilang kalau gue lagi mikirin riel kan ? Bisa diledek habis-habisan gue.
Kring..
"Kalian ingat ngak? dulu kita per... "
"Hai" ucapan gue dipotong oleh suara yang terdengar familiar ditelinga gue. Kami semua berbalik, dan tebak apa yang gue liat.
Riel dan gangnya ada dihadapan gue sekarang. Kok mereka disini sih? Ngak bisa liat orang seneng apa ? Gangguin mulu.
Gue melihat riel yang menatap gue dengan wajah datar. Kenapa tu anak ?
"Kalian ngapain disini ?" Tanya cia dengan tatapan yang tak bisa gue baca.
"Kita cuman mau nyapa kok. Eh..kita boleh ikutan ngak ?" Jawab rafael. Kami semua saling melirik.
"Silahkan" ucap vick tanpa meminta persetujuan kita. Kadang-kadang rasanya pingin banget gue potong lidahnya. Batin gue sambil menatap tajam vick.
Kalian tahu apa yang membuat gue bad mood ? Yep.. riel sekarang duduk disebelah gue. Ngak ada tempat lain apa ? Gue, alice dan cia diam mendengar ketujuh cowok-cowok ini bercerita. Bla...bla....bla
Ini seharusnya ngak kayak gini. Jatuh mood gue. Tiba-tiba saja ada sebuah ide dikepala gue. Hehehe ini pasti berhasil.
"guys, sorry ya. Gue harus pergi diluan." Ucap gue sambil berdiri.
"Lo mau kemana ra ?" Tanya theo.
" gue lupa, gue belum cari bahan-bahan tugas yang dikasih. Besok udah dikumpul." Ucap gue berusaha terlihat agak panik.
"Emangnya ada ? Kok gue ngak ingat ?" Tanya vick. Ngak usah banyak nanya napa sih ? Kepo lo.
"Lo ngak ingat ?" Tanya gue balik mencoba terlihat meyakinkan. Mereka semua masih terlihat bingung.
Bisa gagal ni rencana gue.
Riel pov
"oh iya. Kita punya tugas. Yuk clara, kita cari bahan-bahan materinya." Ucap alice sambil berdiri kemudian segera keluar dari café, menyeret clara. Kita semua melihat pintu café dengan wajah bengong. Kemudian kita melihat cia yang ditinggalkan mereka. Cia menghembuskan nafas kemudian berdiri.
"Permisi. Gue harus pastikan dua idiot itu ngak hilang ditelan bumi." Ucap cia kemudian berjalan keluar dari café. Gue melirik kearah theo, ray dan vick yang kelihatan santai, sambil menyantap cemilan mereka.
"Kebiaasaan mereka. Main kabur aja" ucap vick sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Sedekat itu mereka ?
"Kalian kenal udah berapa lama?" Tanya alex tenang. Nah.. itu pertanyaan yang mau gue tanyain.
Mereka terlihat berpikir lalu menjawab "kira-kira 3 tahun setengah lah" jawab theo.
"Kita kenal dari kelas 7 smp. Tapi kita semua mulai dekat mulai dari kelas 8 semester 2" ucap ray mengingat-ngingat masa lalu mereka.
"Kalian kenapa bisa sampai satu SMA juga ?" Tanya gue curiga dengan mereka bertiga. Aneh aja kalau 6 orang bisa satu sekolah trus satu kelas juga. Aneh aja.
"Ngak tahu juga sih. aneh juga kalau menurut kita. Sepuluh orang dari smp yamg sama. Masuk ke SMA yang sama, dan sekelas juga" jelas vick
"Sepuluh ?" Tanya kita berempat. Siapa lagi ? Banyak amat !
"Kalian belum tahu ? Riana,dessy,ritha dan linda juga dulu satu kelas dan sekolah dengan kita." Ucap theo melihat kita dengan wajah bingung.
"Tapi, hubungan clara, cia dan alice ngak terlalu baik dengan ke empat cewek itu" ucap ray tanpa mengalihkan pandangannya dari smartphone yang dia pegang.
"Kenapa emangnya ?" Tanya valdy yang sepertinya udah sangat penasaran seperti gue.
"Kita juga ngak tahu. Cewek memang susah dimengerti. Kita aja yang udah bertahun-tahun kenal sama mereka masih aja bingung dengan sikap mereka bertiga" jawab theo sambil mengunyah kue kering didepannya.
Setelah 'perbincangan' kita, semuanya terdiam dengan pikiran masing-masing. Entah sudah berapa lama kami terdiam seperti ini.
Kring...
BRAK !!
kami semua yang sedang duduk merenung, terlonjak kaget mendengar seseorang menggebrak meja.
Ternyata yang menggebrak meja adalah cia. Dia terlihat panik?
Ada apa ini ?
"Lo kenapa ci ?" Tanya vick yang terlihat kuatir melihat wajah panik cia.
"Gu...gue ngak bi..bisa temuin clara atau alice." Ucapnya terbata.
"APA ??" kami semua yang sedang duduk, segera berdiri dan keluar dari café itu. Cia terlihat sangat panik. Alex sibuk menenangkan cia.
"Terakhirkali lo liat dia dimana ?" tanya valdy dengan gaya sok detektif profesional, sambil menulis sesuatu dibuku hello kitty. Sejak kapan tu anak jadi pecinta hello kitty ?
"Dasar kucluk. Kita lagi panik, dan sempat-sempatnya lo bercanda ? Gue buang lo kelaut baru tau rasa" ucap gue marah sambil menonyor kepalanya.
"Guekan cuman mau menghibur cia. Lo ngak usah nonyor pala gue juga kale" ucap valdy tak terima dengan tindakan gue.
"Setelah mereka keluar dari café, gue ngak liat mereka lagi. Gue cariin tapi ngak ketemu. Gue cari ditoko-toko yang sering kita datangi dimall ini, tapi ngak ketemu juga. Udah gitu handphone mereka ngak aktif." Ucap cia dalam sekali tarikan nafas.
"Coba kita liat dirumah mereka." Ucap alex mencoba untuk menenangkan cia. Jujur, gue juga agak panik. Lupakan.. gue sangat panik. Gue takut mereka kenapa-napa lagi. Gue takut clara diculik oleh om-om gila itu lagi. Gue takut clara disakitin lagi. Hanya memikirkan clara disiksa, membuat dada gue terasa sesak.
Kita memasuki mobil gue dan pergi menuju rumah clara. Keadaan dalam mobil sangat.. sangat.. gue ngak tahu apa namanya, tapi perasaan itu sangat tak enak. Begitu sampai, cia langsung melompat dari mobil dan berlari kearah pintu rumah clara.
Tok
Tok
Tok
Kita semua menunggu dengan cemas didepan pintu rumah clara. Pintu itu dibuka dengan adegan slow motion. Apa-apaan ini ? Kita lagi panik, malah dibikin slow motion.
Pintu terbuka dan terlihat ibu clara yang berdiri didepan kami.
"Tan.. claranya ada ?" Tanya cia penuh harap.
tante viona terlihat kebingungan dengan pertanyaan cia. "tadikan kalian kemall ?" Ucap tante terlihat agak khawatir. Gue wajar aja kalau tante memiliki pemikiran buruk. Clara pernah hilang dan disiksa oleh psyco.
"Tadi mere..." "oh iya tante, aku lupa.. tadi mereka aku suruh keapartmentnya alice duluan. Tadi aku mampir kerumah ambil kaset DVD. Makasih ya tante. Aku mau kesana dulu" ucap cia memotong kata-kata rafael sambil tersenyum. Tante terlihat lega mendengar penjelasan cia.
"Syukurlah. Tante kira clara kenapa-napa." Ucap tante viona sambil menghembuskan nafas lega.
"Kita pergi dulu ya tante." Ucap cia sambil tersenyum dan melambaikan tangannya.
"Iya sayang. Kamu hati-hati dijalan" ucap tante sebelum menutup pintu.
Raut wajah cia berubah menjadi dingin. Dia berjalan pergi menjauh dari kami. Tapi sebelum dia bisa pergi jauh, alex menahan lengannya dan membalikan tubuhnya menghadap kami.
Dia menatap kami dengan pandangan yang sulit untuk diartikan. "Gua akan nyari mereka diapartmentnya alice." ucap cia dingin lalu membalikan badannya dan berjalan menjauhi kami yang masih terpaku melihat punggungnya yang menjauh.
Alex yang pertama sadar, segera mengejar cia. Entah apa yang mereka bicarakan, cia segera berjalan masuk kedalam mobil.
"Woy.. ayo kita pergi" teriak alex menyadarkan kami semua. Kami berjalan menuju mobil kemudian masuk kedalam. Suasana didalam mobil sangat mengerikan. Aura cia sangat gelap, sampai-sampai gue bisa melihat auranya bertebangan disekitas tubuhnya.
Hari semakin gelap saat kami sampai didepan gedung apartment alice. Kami masuk kedalam gedung itu, lalu pergi menuju pintu apartment alice. Sesampainya didepan pintu apartment ali, cia segera memencet bel.
Kami menunggu lama, sampai cia kelihatan agak kesal bercampur panik. Kemudian, dia menekan beberapa nomor ditombol lalu pintu itu terbuka. Kenapa ngak dari tadi aja ? batin gue kesal.
Cia masuk kedalam seolah-olah dialah pemilik tempat ini.
Dia membuka beberapa pintu, dan membiarkan kami seperti patung diruang tamu. Setelah beberapa menit kemudian, cia menuju kearah kami dengan wajah yang sangat kelihatan sangat takut.
"Ketemu ?" Tanya valdy kelihatan kuatir. Cia menggeleng kepalanya lemah sambil duduk disofa. Tapi tiba-tiba, cia berdiri dan berlari kesuatu pintu. Kami karna penasaran, juga ikut pergi melihat. Cia membuka pintu itu dengan pelan. Ketika pintu itu terbuka, kami semua terkejut atas pemandangan yang mengejutkan didepan kami.
********
Jeng...jeng...jeng..
Author berhasil update.. hore..
Gimana ? Kira-kira apa yang terjadi dengan clara dan alice ya ?? Penasaran ? Sama saya juga... hehehe.
tetap lanjut baca ya... bye semua... jangan lupa vote dan comment..
Bye and stay lovely..
By: jane fajarini
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top