Part 11
Hai semua...
Makasih banget buat votenya. Sekali lagi makasih ya.... itu berarti banget buat author.
Para hadirin sekalian, tanpa basa basi lagi. Yuk lanjutin ceritanya. ;) ;)
Warning : typo bertebaran
Enjoy !!
***********
Clara pov
07:00pm
Gue terbangun karna merasakan sesuatu bergerak disebelah gue. Walau masih sangat mengantuk gue membuka mata.
Riel..
Gue melihat dia yang masih tidur dengan lelap. Gue melihat wajahnya, mengagumi pahatan Tuhan yang sangat indah. Gue menyentuh alisnya yang tebal, keningnya, matanya, hidungnya, pipinya. Gue tersenyum kecut mengingat hubungan kami. HTS.
Riel membuka mata, dan terlihatlah pupil berwarna hijau yang sangat indah. gue ngak bisa berpaling dari matanya.
Kami berdua saling menatap dan tanpa sadar kami memajukan wajah kami.
Tok
Tok
Tok
Tok
Terdengar suara ketukan dipintu. Sadar dengan posisi kami, gue mendorong tubuh riel hingga dia terjatuh.
Pintu terbuka dan ali memasukkan kepalanya dari balik pintu. Dia kaget melihat riel dengan posisi mengenaskan jatuh dibawah.
"Apapun yang kalian berdua lakukan, cepatlah." Perintah ali. Sebelum gue bertanya dia sudah melanjutkan kata-katanya
"kita mau jalan-jalan sebelum besok pagi kita pulang". Riel tidak menjawab, sedangkan gue hanya mengangguk. Ali segera pergi.
Gue geleng-geleng kepala melihat riel yang masih berada dibawah, mengerucutkan bibirnya. Gila ni anak. Kadang manjanya susah diatasin.
Gue membantu riel untuk bangun. Gue mencoba menariknya dan..
BUGH..
Gue terjatuh tepat dipangkuannya. Deja vu
Gue inget pernah jatuh dipangkuan riel. Tapi kali ini beda. Kali ini gue terjatuh menghadap kearahnya, bukan membelakangi dia.
Muka gue terasa panas. Riel terkekeh melihat wajah gue yang udah kayak kepiting rebus. Dia mendekatkan bibirnya ketelinga gue
"Bagaimana kalau kita lanjutkan yang tadi ?" Tanya riel. Nafasnya yang mengenai telinga gue, membuat gue jadi gugup. Riel memajukan wajahnya kegue.
Karna sangat gugup, gue menutup mata sangat erat. First kiss gue
BURK...
"Woy. Kalian ce...... kalian ngapain ?" Gue membalikan badan dan melihat mereka semua berada didepan pintu kamar dengan pintu yang didobrak.
Mereka melihat gue dengan senyum yang sangat mengerikan. Melihat arah pandangan mereka, gue sangat malu. Lengan riel memeluk pinggang gue, dan gue masih ada dipangkuanya.
Gue mendorong riel dan segera berdiri. Gue betulan salah tingkah.
"Kalian gangguin aja!" Kata riel yang berdiri disamping gue. Dia terlihat kesal.
"Kalian aja yang terlalu lama dikamar. Kita udah nungguin kalian selama SETENGAH JAM" kata valdy menekankan kata setengah jam.
"Udah. Dari pada kalian berdebat ngak jelas, mending cepetan kalian berdua siap-siap. Kita pergi 10 menit lagi" ucap ali. Tumben ni anak bersikap dewasa.
Gue pergi kekamar cia dan bersiap-siap dikamarnya.
Setelah siap. Kita segera naik kemobil. Riel duduk dikursi pengemudi, sedangkan gue dengan TERPAKSA duduk disebelahnya. Valdy dan ali duduk dikursi belakang. Sedangkan rafael,carolyn,cia, dan alex naik kemobil satunya. Kami pergi kefestival yang ada didekat pantai itu.
*****
"Keren man.." ucap rafael dan valdy begitu kita sampai disana.
Kami pergi berjalan menyusuri festival itu.
Gue melihat sebuah permen loli yang sepertinya cukup enak. "Ci. Kita beli yang ini yuk ?" Ucap gue memegang tangan cia.
Tapi saat gue pegang tangannya. Loh ? Kok kasar banget sih ?
Gue berbalik dan melihat.
"BUSET....." riel dengan topeng yang sangat mirip dengan monyet. Aduh, muka udah kayak monyet, pake topeng monyet lagi. Kamu harusnya di zoo bukan disini.
"Kenapa kamu teriak ?" Tanya riel masih tetap memakai topengnya
"Kamu itu udah mirip monyet. Jadi kalau kamu pakai topeng monyet, tambah ngeri" ucap gue kedia.
Riel langsung membuka topengnya "kamu bilang ini mirip monyet ? Kamu sakit apa sampai parah gini ? Ck..ck..ck" kata riel sambil menunjuk wajahnya dan menggeleng-gelengkan kepalanya
"Mbak mau beli ngak ?" Tanya penjual permen loli yang dari tadi terlihat kesal. Mungkin karna kami bertengkar didepan kiosnya.
Gue melihat keriel penuh harap. Riel menghembuskan nafasnya kemudian membelikan gue permen yang banyak. Gue segera menyantap permen itu.
Gue dan riel menghabiskan waktu bersama difestival itu. Kami naik bianglala bersama.
Gue agak takut sebenarnya. Gue takut ketinggian, tapi melihat wajah riel yang kayak tikus terjepit, gue jadi ngak tega.
Kita duduk berhadapan. Gue mencoba untuk tidak liat kebawah. Sedangkan riel dengan wajah yang sangat senang makin mirip dengan monyet.
Gue merasakan ada yang memegang dagu gue. Riel tersenyum kearah gue dengan sangat manis.
Kami saling menatap dan tanpa sadar kami saling memajukan wajah. Gue merasakan sebuah benda yang kenyal menyentuh bibir gue. Tapi gue tetap menutup mata, menikmati ciuman ini
DUAR..
BUM
BUM
DUAR
DUAR
Suara kembang api terdengar. Gue dan riel melepaskan ciuman ini dan saling bertatapan. Malam itu kami berdua saling berpelukan menatap kembang api itu.
******
Hai semua.
Gimana ceritanya ? Wah si riel so sweet banget. Otak author agak eror saking manisnya sikap riel. oh ya jangan lupa buat vote atau comment
See you soon
By : jane fajarini
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top