Rencana
Dua hari kemudian kedua orang tua Scarlea telah kembali dan membuat gadis itu sangat gembira, pasalnya ia tidak akan berada di rumah sendiri lagi. Baginya, kesepian ketika di rumah adalah hal yang paling membuatnya sedih. Bayangkan saja rasanya kesepian di dalam teritorimu sendiri. Tempat yang seharusnya penuh kehangatan, berubah menjadi tempat yang dingin bak musim hujan yang sangat lekat dengan kesedihan, dan kesendirian.
"Ayah, bolehkah aku bertanya?" Scarlea mengarahkan pandangannya pada ayahnya yang sedang mengunyah ayam bakarnya. Pria itu hanya mengangguk karena mulutnya masih menikmati ayam bakar lezat buatan istrinya.
"Ini soal anak-anak yang hilang...dan soal ritual.." ucapnya. Arona yang turut mendengarkan itu pun memandang putrinya dengan tatapan serius karena wanita itu tahu jika topik itu adalah topik hangat yang sedang ramai dibicarakan.
"Iya..lalu?" balas Kyle tanpa memandang anak gadisnya. Scarlea mengumpulkan keberanian. Bukan karena ia takut pada kedua orang tuanya, tapi karena topik ini adalah hal mengerikan pertama yang ia ketahui baru-baru ini soal kasus hilangnya anak-anak dan penuturan Danio.
"Apa benar Necromancer menginginkan kekuatan dengan ritual dan..mengorbankan anak-anak?"
Tidak hanya anak-anak saja.
Kyle menelan ayam bakarnya dan memandang putrinya dengan lembut, ada sedikit kesedihan yang terpancar di sana.
"Benar. Ayah tidak bisa berkata tidak untuk itu. Mereka memang begitu. Kekuatan adalah segalanya, Scarlea—entah bagaimanapun caranya. Keinginan untuk lebih kuat dan menguasai sesuatu serta kemampuan untuk melakukan segala hal yang bahkan tidak bisa dilakukan sorcerer dan orang lain."
Scarlea mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Kata-kata ayahnya terdengar menakutkan dan entah mengapa membuat tenggorokannya tercekat. Kekuatan tanpa batas yang bisa membuat pelakunya melakukan apapun, namun didapatkan dengan cara yang mengerikan.
"Apa kau takut tentang itu, Scarlea?" Kyle bertanya dengan nada yang tiba-tiba saja bisa membekukan suasana sarapan yang terasa hangat sebelumnya.
"Kau tidak perlu takut soal itu, sayang. Lagnam adalah tempat yang aman," tutur Arona mencoba mencairkan suasana. Kyle tersenyum dan seketika suasana dingin itu kembali menjadi hangat dan membuat Scarlea mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Ayahnya dengan mudah mengendalikan suasana.
"Benar. Tidak ada yang perlu ditakutkan," Scarlea menenangkan dirinya sendiri. Ia tidak tahu mengapa kasus anak-anak ini begitu menguras atensinya hingga ia sangat ingin tahu tentang perkembangan kasusnya, terlebih karena Danio dan Rey terlibat langsung dalam penyelidikan. Scarlea merasa ada hal besar yang menunggunya di akhir kejadian tentang necromancer ini—terlebih setelah ia mengetahui kenyataan bahwa rambut merah memang berhubungan erat dengan necromancer. Terselip rasa takut di bagian terdalam hatinya jika suatu saat ia menjadi necromancer yang mengerikan. Apakah hal itu adalah sesuatu yang berada diluar kendalinya?
"Aku hanya kasihan dengan anak-anak itu...." bisik Scarlea sambil memandangi ayam bakarnya yang masih utuh di piring. Namun kelihatannya kedua malaikat Scarlea tak ingin melanjutkan topik sensitif itu.
"Oh, aku lupa memberitahu. Ibu akan mengunjungi kakek dan nenek di Bevory," ujar Arona tiba-tiba.
"Ah benar. Kalau begitu biar aku yang membantu di perkebunan, supaya tidak memberatkan sorcerer yang lain," sambung Kyle.
"Ada apa dengan kakek dan nenek?"
"Ada hal penting yang harus kami bicarakan, sayang," balas Arona.
*****
Sang Surya baru setengah jalan menuju singgasananya, namun Divisi Necromancer di Serrano sudah ramai. Ruang rapat pemburu necromancer itu sangat intens hingga suhu ruangan dengan jendela terbuka lebar itu bersaing dengan suhu musim kemarau.
Tiga anak hilang secara tiba-tiba. Orang tua mana yang tidak panik ketika mengetahui buat hatinya menghilang bak ditelan kabut begitu saja dalam waktu kelewat singkat. Salah satu keluarga korban adalah seorang nenek baik hati yang hanya tinggal dengan cucunya—yang sekarang entah dimana keberadaan cucunya. Hal itu lantas membuatnya harus ditemani tetangganya yang iba akan kondisi emosi wanita tua itu. Tidak hanya wanita tua itu, namun dua keluarga lain seakan berebut menunjukkan kesedihan pada pihak berwenang, Patron.
Alan, pimpinan Divisi Necromancer berkali-kali berdecak kesal akibat ulah necromancer yang dengan mudahnya lolos dari penjagaan ketat Serrano dan melenyapkan tiga bocah begitu saja. Saking luar biasanya, kejadian ini bisa masuk ke dalam riwayat kasus paling meresahkan di Divisi Necromancer Continentia.
"Mereka benar-benar jenius..." elus Alan sambil memandangi tiga foto bocah yang menjadi korban.
"Kita tidak tahu apakah necromancer ini berhubungan dengan yang ada di Lagnam atau tidak," tutur Ethan, salah satu patron yang berada dibawah komandonya.
"Kita ambil resiko terburuk saja bahwa semua ini berhubungan. Karena belum ada bukti jika pelakunya berbeda. Justru kasus ini memiliki kesamaan. Semua bocah itu menghilang tiba-tiba." Perkataan Alan berhasil membungkam Ethan Blacc dan membuat pria itu menyetujuinya.
"Tiga anak ini... lahir di bulan ke delapan, sembilan dan sepuluh. Ini jelas bukan kebetulan. Azelia bilang di Lagnam korbannya lahir di bulan pertama sampai ketiga. Itu berarti, anak dengan kelahiran bulan empat, lima, enam, tujuh, sebelas dan dua belas dalam bahaya dimanapun mereka berada," imbuh Alan yang berpikir keras.
Kristal komunikasinya yang menyala sedari tadi menunjukkan ketiga pimpinan wilayah lain mencerna seluruh perkataan Alan.
"Dryatt dan Bevory harus lebih hati-hati. Sebaiknya segera kalian data anak-anak di bulan-bulan yang masih kosong itu dan memberikan mereka perlindungan ekstra. Danio dan Rey sudah memastikan jika mereka mengincar anak yang lahir di bulan yang berbeda. Ritual bulan merah itu bukan ritual yang main-main, jadi necromancer itu akan berhati-hati," Azelia menanggapi perkataan Alan.
"Aku tahu. Tapi jumlah anggota Divisi Necromancer terbatas. Apa kalian ada saran untuk perlindungan yang efektif? Jujur saja ada total 20 anak di Bevory yang memenuhi kriteria yang disebutkan." Kali ini Carl angkat bicara.
Ketiga pimpinan Divisi Necromancer itu tak bergeming mendengar ucapan Carl. Cara apa yang paling efektif? Mereka semua sama-sama belum menemukannya. Bahkan Serrano yang memiliki pengamanan terbilang ketat saja kecolongan. Bagaimana dengan nasib Bevory dan Dryatt yang wilayahnya lebih kecil dan lebih lengang?
"Bagaimana jika memberitahu orang tua mereka untuk melarang anaknya keluar sementara waktu?" Usul Lewis.
"Tuan Lewis, bahkan di Serrano mereka hilang di rumah. Kau bercanda ya?" sahut Alan yang sedikit tidak percaya dengan perkataan Lewis yang notabene mengetahui kejadian di Serrano kemarin. Lalu suasana kembali hening. Mereka semua disibukkan dengan pikiran masing-masing.
"Aku ada ide. Sorcerer dari Dryatt dan Bevory harus ditarik kembali dari Lagnam untuk membantu. Aku yakin ada semacam mantra perlindungan yang bisa digunakan untuk melindungi anak-anak ini," kata Azelia menengahi.
"Patut dicoba. Kita perlu persetujuan mereka dulu. Mintalah bawahan kalian untuk membicarakan ini pada para sorcerer," lanjut Alan yang disetujui oleh Lewis dan Carl.
.
.
Vomment please :)
Thanks for reading~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top