Prolog

Thania mengacak rambut bergelombangnya dan kemudian menyisir kembali dengan jari-jarinya sendiri sebelum kemudian dia menghela napas kasar.

Dia terduduk, sendiri, di kamar kost-annya.

Matanya tidak lepas sedikitpun dari benda kecil yang sedang digenggamnya tersebut. Masih tidak percaya apa yang sedang dilihat dengan mata kepalanya sendiri.

Tiga minggu lalu dia memang pernah cukup sinting untuk kehilangan kendali dirinya. Sejenak.

Benar-benar hanya sejenak dan tidak pernah terlintas dalam pikirannya akan seperti ini akibatnya.

Thania mengakui dirinya tidak cerdas dan kurang berpendidikan. Tapi dia tidak tolol. Dia bahkan tidak pernah membiarkan mantan suaminya yang hampir dua kali lipat usianya dari dia itu berhubungan dengan dirinya tanpa pengaman, sekalipun. Karena selain dia belum berniat punya anak dari mantan suaminya itu, dia juga tidak mau terancam terkena penyakit menular dari lelaki tua bangka tukang main perempuan itu.

Tetapi tiga minggu yang lalu, dia membiarkan seorang lelaki memasuki dirinya, tanpa pengaman, meninggalkan jejak di dalam tubuhnya.

Dan konsekuensi atas kebodohannya kini berada di genggamannya sendiri. Dua garis. Positif.

Thania hamil. Dia mengandung bayi lelaki itu.

Thania tidak bisa berpura-pura untuk tidak panik. Dia hanya hidup sendiri selama hampir tiga puluh tahun hidupnya dan dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan jiwa yang tiba-tiba muncul di dalam rahimnya tersebut.

Walau Thania juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa perasaannya meluap-luap. Dia akan menjadi seorang ibu. Sisi kewanitaannya tidak dapat berbohong kalau dia bahagia. Dan kenyataan bahwa bayi di kandungannya berasal dari seorang lelaki baik membuat segalanya menjadi lebih dari sempurna.

Thania hanya berharap bayi itu akan tumbuh menjadi seperti ayahnya, walau dia akan tumbuh tanpa sosok seorang ayah.

***

Baru ngepost prolog yaaa
Semoga kalian suka cerita barunya 😄🙏🏻
Silakan dinanti dengan sabar 😆

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top