Uchiha Itachi *Modern*

Sejak mengenal perasaan menyukai terhadap lawan jenis, Itachi tidak pernah memiliki kriteria tertentu pada gadis impiannya. Ia selalu terpana dengan sosok Ibunya yang bagai superhero di umurnya yang keempat. Bahkan sesaat setelah masuk ke akademi hanya Ibunya wanita yang mampu membuatnya kagum. Namun, saat tahu apa yang dimaksud dengan menjalin hubungan cinta dan mengamati banyak gadis kecil di sekitarnya, Itachi hanya memiliki satu kriteria bagi gadis yang akan menjadi kekasihnya.

Siapapun gadis itu, ia harus bisa akur dengan adiknya, Sasuke.

Itachi tidak ingin gadis yang dikencaninya merasa tersaingi dengan keberadaan Sasuke. Ia tidak mau berada di posisi pria dalam telenovela yang selalu ditonton Ibunya tiap sore. Tidak. Itachi ingin agar kekasihnya dan adiknya bisa rukun tanpa dirinya.

Karena itulah, Itachi tidak bisa menahan senyum saat mendapati Y/N, gadis yang ia sukai sejak masih taman kanak-kanak dan sekarang menjadi kekasihnya, dan Sasuke bercanda di ruang tengah ketika ia baru saja pulang kuliah.

“Katakan padaku, siapa gadis beruntung itu, Sasuke-chan?” alis Y/N naik-turun, terlihat sekali kalau ia sedang menggoda Sasuke.

“Aku tidak akan mengatakannya padamu,” Sasuke berkelit dari rangkulan Y/N. “Dan jangan panggil aku ‘Sasuke-chan’!”

Y/N mencebik. Ia melipat kedua tangannya di depan dada dan memalingkan wajah dari Sasuke. “Saat kau menyukai gadis lain, kau berubah kasar padaku. Padahal dulu kaubilang menyayangiku dan tidak keberatan kupanggil begitu, Sasuke-chan.”

Itachi tidak memiliki keinginan untuk merusak drama Y/N. Sejujurnya, terkadang ia menyukai saat Y/N menjahili Sasuke. Walaupun sudah mengenal Y/N sejak masih memakai popok, Sasuke tetap saja jatuh pada perangkap Y/N berulang kali dan Itachi menikmati setiap detiknya saat itu terjadi.

“Aku tidak keberatan saat umurku lima tahun!” Sasuke memijat pelipisnya ringan, berusaha menghalau rasa sakit di kepalanya yang tiba-tiba muncul. “Kenapa Nii-san memilihmu sebagai kekasihnya? Aku tidak mengerti.”

“Karena hanya aku satu-satunya gadis yang bisa membuatmu berhenti menangis,” senyuman jahil kembali terlihat di wajah Y/N. Gadis itu mendekatkan wajahnya pada Sasuke dengan sebelah alis terangkat. “Mau kuceritakan dongeng tentang dirimu yang masih berumur empat tahun dan menangis tidak karuan hanya karena Itachi menolak bermain bersamamu? Atau saat kau datang padaku karena kau merasa ada monster di kolong tempat tidurmu dan tidak ingin datang pada Itachi karena tidak mau Itachi memarahimu?”

Sasuke berdiri sambil menutup kedua telinganya dengan telapak tangan. “Tidak. Tidak perlu. Kau tidak perlu mengingatkanku tentang masa kecilku. Aku masih mengingatnya dengan sangat baik. Menggelikan.”

Itachi terkekeh. Ia memutuskan untuk muncul setelah melihat adiknya. Rasanya kondisi mental Sasuke tidak akan bertahan lebih lama jika Y/N terus mengungkit momen memalukan dalam hidupnya. Itachi menaruh tas di kaki sofa dan duduk di sebelah Y/N tanpa menghentikan kekehannya.

“Nii-san! Kendalikan kekasihmu. Aku tidak sanggup lagi menghadapinya.”

Ara, ara, kurasa Y/N tidak bermaksud untuk mempermalukanmu. Ia hanya akan mendongeng tentang masa kecilmu, bukan begitu Y/N?” Itachi melirik Y/N yang berusaha menahan kekehannya.

“Tentu saja,” Y/N mengangguk dengan wajah polos. “Mana mungkin aku mempermalukan adikku sendiri. Aku terlalu menyayanginya untuk itu.”

Itachi membiarkan Y/N bersandar pada bahunya dan memeluk lengannya. Tidak terlalu peduli dengan dengusan kesal setengah geli dari Sasuke. Tangannya bergerak tanpa sadar memainkan ujung rambut Y/N dan menikmati aromanya.

“Menggelikan. Kalian berdua tidak ada bedanya,” kata Sasuke jijik. “Aku dikutuk dengan dua kakak yang jalan pikirannya sinting. Aku sudah dikutuk dengan kakak perempuan yang menggelikan.”

“Awh ... jangan terlalu kasar seperti itu. Hatiku yang lemah lembut ini tidak sanggup menghadapi kata-kata kejammu,” Y/N memegang dadanya, berpura-pura kesakitan setelah mendengar ucapan Sasuke.

Sasuke menggeleng saat Itachi terlihat menikmati drama yang terjadi di hadapannya. Ia memilih untuk menjauh dari keduanya dan menaiki tangga. Berada di kamarnya pada saat seperti ini terdengar begitu menggiurkan. Lagipula, ia sendiri juga harus bersiap sebelum kekasihnya datang.

“Apa yang kalian bicarakan sebelum aku pulang?” tanya Itachi tanpa menghentikan gerakan tangannya.

Y/N menggumam kecil, membiarkan kepalanya jatuh di bahu Itachi. “Sasuke berkata padaku kalau ia sudah memiliki kekasih, tapi tidak menyebut nama. Saat kupaksa untuk mengatakannya, wajahnya sedikit merona dan terus mengelak. Aku jadi penasaran, gadis mana yang bisa menangani sikap dinginnya.”

Itachi terdiam sejenak, berpikir apakah Sasuke pernah mengatakan hal yang sama padanya. Bibirnya mengulas senyum mengingat beberapa malam lalu Sasuke memang bercerita ia sudah memiliki kekasih dan meminta pendapatnya tentang hal itu. Tentu saja Itachi tidak keberatan, selama gadis itu tidak berniat buruk pada Sasuke atau melakukan apapun yang bisa menyakiti adiknya, Itachi tidak pernah keberatan. Namun, saat Sasuke mengatakan siapa nama gadis itu, Itachi tahu hubungan keduanya pasti akan bertahan lama.

“Haruno Sakura,” kata Itachi. “Nama kekasihnya Haruno Sakura.”

Y/N terbelalak. “Sakura? Maksudmu gadis kecil berambut merah muda yang sering bersikap malu-malu saat berada dekat dengan Sasuke itu? Gadis kecil yang selalu menyapaku dengan wajah merona saat kita menjemput Sasuke dulu?”

“Iya. Sakura yang itu,” Itachi tergelak mendengar bagaimana Y/N menjabarkan tentang Sakura yang berada dalam ingatannya.

Y/N meraih jemari Itachi yang tidak berada di rambutnya, memainkannya seperti jari-jari kekasihnya adalah hal yang paling menarik di dunia. “Kalau gadis itu kurasa tidak masalah. Sepanjang ingatanku, Sakura adalah gadis yang baik.”

Sebelum Itachi sempat menyetujui ucapan Y/N, suara bel bergema ke seluruh penjuru rumah. Y/N dan Itachi terkekeh pelan melihat Sasuke yang berlari secepat mungkin dari lantai dua menuju pintu utama, terlebih saat ia sudah mengganti kaos rumahnya dengan kemeja dan celana jins rapi. Tidak sulit untuk menebak siapa yang datang dengan sikap Sasuke.

Itachi membantu Y/N berdiri saat mendengar suara seorang gadis, yang mereka tebak adalah suara Sakura, semakin mendekat. Sesekali Itachi menyeringai mendengar balasan Sasuke yang sekedarnya, tampilan yang selalu ia berikan pada publik. Itachi hanya bisa menahan senyum saat Y/N tertawa begitu melihat wajah Sakura yang tiba-tiba menegang saat melihat mereka.

“Tidak perlu tegang begitu, kami tidak menggigit,” kata Y/N berusaha menenangkan Sakura yang masih gugup walau tidak satu pun dari mereka yang berwajah garang. Y/N menarik tangan Sakura lembut, menyuruh gadis itu untuk duduk di sampingnya dengan senyum. “Jadi ini kekasihnya Sasuke-chan?”

“E-eh, Sasuke-chan?”

“Nee-san!” hardik Sasuke. Tahu tidak akan bisa melawan kakaknya, Sasuke menghela nafas. “Sakura, kau sudah pernah mendengar tentang kakakku, kan? Namanya Itachi dan Y/N, mereka berdua adalah kakakku. Nii-san, Nee-san, perkenalkan Sakura, ia kekasihku.”

“Salam kenal Sakura-chan,” senyum Itachi. “Kuharap Sasuke tidak terlalu merepotkanmu. Terkadang kepribadiannya sulit untuk dipahami.”

“A-ah, tidak, tidak,” Sakura menggeleng seraya mengibaskan kedua tangannya sedikit canggung. “Sasuke-kun sama sekali tidak merepotkan, malah aku yang selalu membuatnya repot. Sasuke-kun menjagaku dengan baik.”

“Kalau Sasuke macam-macam denganmu atau berulah tidak baik, katakan saja padaku. Aku yang akan menghajarnya untukmu. Tidak perlu sungkan, ya?” kata Y/N memberi senyum. Ia menepuk bahu Sakura pelan memberitahu untuk tidak perlu canggung sekaligus berusaha menenangkan gadis yang sedikit pemalu itu.

Sakura mengangguk, mengulas senyum penuh terima kasih. Sudut matanya melirik Sasuke yang terlihat tidak keberatan walaupun mendengar ancaman tidak langsung dari salah satu kakaknya. Dahinya mengernyit saat menyadari ada sesuatu yang janggal.

“Ano ... Sasuke-kun? Kupikir kau hanya memiliki seorang kakak laki-laki saja?”

“Memang, tapi orang yang satu itu,” dagunya menunjuk ke arah Y/N. “Sudah bersama Nii-san sejak aku masih kecil. Kurasa tanpa sadar aku sudah menganggapnya sebaga kakak perempuanku. Lagipula Nee-san akan menetap di sini juga kan?”

Itachi tahu semua mata tertuju padanya, terutama saat Sasuke meliriknya sembari mengucapkan kalimat terakhir. Ia tidak memiliki pilihan selain mengangguk kecil, memberitahu pada semua orang yang berada di ruang tengah bahwa ia tidak berniat melepaskan Y/N dalam waktu dekat atau mungkin tidak akan pernah.

“Awww, kalian berdua sangat menggemaskan,” pandangan Y/N beralih pada Sakura dengan cepat. “Sakura-chan, mau kuperlihatkan sesuatu yang sangat menarik? Aku menyimpan album foto Sasuke saat kecil, kurasa ada fotomu juga, mau melihatnya bersama?”

Wajah Sasuke langsung berubah panik saat Sakura memperlihatkan ketertarikannya. Itachi terkekeh pelan namun tidak berniat untuk menghentikan kejahilan Y/N untuk yang sekian kalinya pada Sasuke. Sebaliknya, ia terlihat sangat menikmati perubahan raut wajah adiknya yang hampir setiap saat tidak memperlihatkan emosi.

“Nii-san! Astaga ... kau benar-benar harus mengendalikan kekasihmu,” Sasuke bangkit dari tempatnya, menghampiri Sakura yang diseret oleh Y/N. “Sakura, kita harus segera pergi. Astaga, Nee-san jangan menariknya. Jangan perlihatkan album foto itu.”

Itachi tersenyum kecil. Satu-satunya kriteria yang ia ingin pada gadisnya memang terbukti efektif. Terlepas dari pilihan kata Sasuke yang terkadang kasar, Itachi yakin bahwa Sasuke sudah menerima Y/N sebagai anggota keluarga. Terbukti dari cara ia memperkenalkan Y/N pada kekasihnya dan juga cara Sasuke menanggapi kejahilan Y/N.

Saat adik dan kekasihnya mampu bersikap toleran, bahkan mampu saling meledek tanpa menyakiti hati yang lainnya, saat itulah Itachi merasa benar-benar bahagia.

Gadis yang sangat disayangi, juga adik yang begitu ia cintai bisa saling menerima, bukankah itu sesuatu yang sangat membahagiakan?

Mungkin di sini Sasukenya keliatan banget OOC-nya ya? Tapi, jujur aja ini sikap Sasuke seandainya Itachi masih ada dan mereka gede bareng-bareng. Ditambah lagi ini kan modern, jadi aku pengen bikin momen yang rada gemesin aja buat duo Uchiha ini.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top