Uchiha Brothers *Modern*
Sudah melekat kuat di benak Itachi bahwa ia harus menjaga dua adiknya apapun yang terjadi, itulah yang dikatakan oleh Ayah dan Ibunya. Lima tahun setelah kelahirannya, ia diberkahi dengan adik laki-laki yang dinamai Sasuke dan setahun setelahnya Ibunya kembali melahirkan, kali ini adik perempuan yang ia dapatkan.
Hampir setiap hari Sang Ibu berpesan untuk melindungi, menjaga dan menyayangi adik-adiknya terutama Y/N. Memang orangtuanya tidak membeda-bedakan sikap, bahkan dengan putri bungsunya sang Ayah tetap bersikap keras seakan mendidik anak laki-laki. Namun, ketika melihat Y/N menangis karena ditakut-takuti oleh teman sekelasnya saat taman kanak-kanak Itachi bertekad untuk tidak pernah membiarkan adik kecilnya menangis lagi. Tidak hanya dirinya, Sasuke juga mendapatkan petuah yang sama jika bersangkutan dengan Y/N oleh Ibunya.
Jadi, jelas saja Itachi terkejut bukan main ketika mendapati Y/N terduduk di ruang tengah dengan berurai air mata.
"Y/N!"
"Nii-san ..."
Suara Y/N terdengar begitu lirih di telinga Itachi. Ia menjatuhkan tas dan jasnya ke lantai, membiarkan Y/N menghambur padanya, menyembunyikan wajah yang berlinang air mata di dadanya.
"Y/N, ada apa denganmu?" bisik Itachi seraya membelai rambut Y/N dengan gestur menenangkan. "Apa yang terjadi? Kenapa menangis?"
Y/N tidak menjawab. Itachi menghela napas panjang lalu menuntun adik bungsunya kembali ke sofa. Ia pasrah saat Y/N kembali memeluknya, membenamkan wajah di bahunya. Itachi mengecup puncak kepala Y/N berulang kali sembari mengelus punggung adiknya, gestur yang selalu ia lakukan sejak kecil saat Y/N menangis.
Beberapa menit berlalu dengan keheningan yang berbaur dengan isak tangis Y/N. Merasa kalau adiknya sudah cukup menangis, Iatchi menangkup wajah Y/N, memberi ruang di antara mereka agar ia bisa menatap Y/N.
"Sudah dulu nangisnya," kata Itachi pelan. Ia menyingkap rambut Y/N yang menutupi wajahnya, kemudian tersenyum kecil. "Sekarang ceritakan padaku, kenapa kau menangis?"
Y/N menarik napas panjang. Ia mengusap kedua pipinya lalu menyambut genggaman Itachi tidak kalah erat. Walau beradu tatap dengan Itachi, pandangannya kosong agak menerawang seolah mencoba mengingat alasan ia menangis. Itachi yakin, apapun yang menjadi penyebab adik bungsunya menangis bukanlah hal yang sepele mengingat bagaimana ketiganya dibesarkan.
"Nii-san masih ingat dengan laki-laki yang kuperkenalkan beberapa waktu lalu?" tanya Y/N. Genggaman tangannya agak mengerat seolah ia akan tenggelam dalam kenangannya jika genggamannya pada Itachi sedikit mengendur.
Sejenak, Itachi teringat bujukan Y/N untuk menemui sesosok pria yang berperawakan tinggi dengan seragam sekolahnya beberapa waktu lalu. Itachi mengangguk, menjawab pertanyaan adiknya.
"Laki-laki yang kutemui saat itu kekasihmu, kan?"
"Iya," angguk Y/N. "Nii-san tahu apa yang ia lakukan hari ini? Ia berkencan dengan gadis lain, aku memergokinya di perjalanan pulang. Aku ingat Nii-san selalu bilang untuk tidak langsung percaya pada apapun yang kulihat, karena itu aku mengikuti mereka. Nii-san tahu? Ternyata di daerah dekat ini ada taman yang biasa digunakan anak sekolah untuk nongkrong?" Itachi mengangguk lagi. "Di sanalah tempat tujuan mantan kekasihku dan selingkuhannya.
Tidak cuma berselingkuh dengan kencan saja, aku menyaksikan ia dan selingkuhannya berbicara tentang betapa manjanya aku, juteknya aku dan ia mendekatiku hanya karena aku cantik dan nama belakangku pada teman-temannya. Ia bilang, ia akan menjadi terkenal dan kaya jika bisa dekat dengan salah satu pengusaha termuda se-Jepang. Nii-san percaya itu? Tidak hanya mendua, pria brengsek itu juga mempermalukanku, bahkan terpikir untuk memanfaatkanmu!"
Air mata kembali membanjiri wajah Y/N. Saat ini, Itachi tidak bisa melihat adik perempuannya yang tegar. Y/N yang biasanya terlihat menawan dengan senyuman, gadis yang percaya diri, saat ini tampak berantakan dengan wajah sembap dan memerah. Tidak ada yang bisa Itachi lakukan selain kembali merengkuh Y/N bersamaan dengan suara pintu terbuka.
"Aku pulang ..."
Itachi memahami keterkejutan Sasuke yang melihat Y/N menangis, karena itulah yang ia rasakan beberapa saat lalu. Itachi bercerita dengan suara berbisik pada Sasuke yang menuntut jawaban. Sesekali ia menyisipkan jemarinya di helaian rambut Y/N, mencoba menenangkan Y/N. Selesai bercerita, tangan Sasuke mengepal erat.
"Aku akan segera kembali, Nii-san," hanya itu yang diucapkan oleh Sasuke setelah mencium puncak kepala Y/N.
Itachi menghela napas lega. Lega karena ada yang menghadapi mantan kekasih Y/N sementara ia berusaha menenangkan adiknya. Ia yakin tidak terjadi apa-apa dengan Sasuke, ia percaya dengan kemampuan bela diri adik sulungnya. Ia hanya harus mempersiapkan obat, perban dan air hangat saja untuk Sasuke.
Tidak lama setelah Sasuke pergi, isakan Y/N mulai mereda. Gadis itu terdiam sejenak tanpa mengangkat wajah dari bahu Itachi.
"Kenapa Nii-san tidak ikut pergi dengan Sasu-nii?" Y/N bertanya dengan suara sengau.
"Karena aku harus menjagamu di sini," Itachi tersenyum tipis. "Lagipula, amarah Sasuke hanya awalnya saja. Aku punya caraku sendiri untuk membalas orang yang berani mempermalukan gadis kecilku."
Senyuman Itachi melebar mendengar Y/N terkekeh pelan. Ia membiarkan Y/N mengangkat wajahnya. "Oh ya? Bagaimana caranya?"
Ujung bibir Itachi tertarik sinis. "Aku mengenal sekelompok orang yang sangat menyayangimu. Jika mereka tahu tentang hal ini, aku yakin beberapa dari mereka akan menghajar laki-laki itu untukku."
Y/N tertawa lepas. Tanpa harus diucapkan, Itachi yakin Y/N mengerti siapa sekelompok orang itu.
***
Sejak perkara Y/N dipermalukan oleh mantan kekasihnya, Sasuke jauh lebih protektif pada adik satu-satunya. Itachi tidak memarahinya, tidak juga menasehatinya tentang bagaimana caranya bersikap, kakak laki-lakinya hanya bertanya satu hal.
"Apa ia kapok?"
Tentu saja Sasuke mengangguk dengan puas dan penuh kemenangan.
Sasuke ingat, semasa kecil Y/N memang cenderung lebih dekat dengannya dibanding Itachi. Mungkin karena perbedaan umur mereka yang tidak jauh, mungkin juga karena ia yang setiap hari menemani Y/N saat Itachi sudah disibukkan dengan sekolah. Ia juga ingat betapa cemburunya ia ketika sang Ibu dan Itachi lebih sering memperhatikan Y/N daripada dirinya. Namun, rasa cemburunya hilang saat Y/N meloncat ke arahnya sambil berteriak.
"Aku sayang Sasu-nii."
Di mata Sasuke, Y/N adalah adik perempuannya yang berharga. Ia tidak akan membiarkan siapapun menyakiti adiknya, kalaupun ada yang berani, ia pastikan orang itu tidak akan pernah merasa tenang lagi seumur hidup. Bahkan saat ia dan Y/N sedang bertengkar.
Sasuke menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Perasaan kesal dan bersalah bercampur di benaknya. Di satu sisi, ia berhak kesal dengan Y/N, sementara di sisi lain ia tahu Y/N tidak sengaja melakukan kesalahan itu. Alasan ia dan Y/N bertengkar adalah Y/N, dengan tidak sengaja, menumpahkan air di buku catatannya. Catatan yang menjadi pegangan untuk ujian akhir yang diadakan beberapa hari lagi. Sepele memang, karena Sasuke yakin ia mampu menyalin ulang seluruh catatannya dalam dua hari, mungkin beberapa jam kalau ia benar-benar fokus.
Sasuke menggeram lemah lalu mengusap wajah frustasi. Terbayang ekspresi bersalah Y/N di benaknya kala ia, secara tidak sadar, membentak adiknya. Yakin ia tidak akan tertidur nyenyak selama raut Y/N menghantuinya, Sasuke memutuskan beranjak dari kasurnya. Tujuannya adalah dapur.
Atau setidaknya itulah niat awalnya, sampai langkahnya terhenti tepat di pintu kamar Y/N. Lampu yang menyala terlihat di bawah pintu, menandakan si pemilik kamar belum memejamkan mata. Sasuke menghela napas kemudian melanjutkan niatnya untuk pergi ke dapur. Alih-alih meneguk air dingin seperti yang diniatkan, Sasuke malah menyeduh susu hangat kesukaan Y/N.
"Y/N, aku masuk," Sasuke mengetuk pintu tiga kali lalu membukanya.
Sebelah alisnya terangkat mendapati adiknya tengah duduk di meja belajar dengan banyak buku tulis di hadapannya. Dahinya makin mengernyit ketika Y/N langsung menutup bukunya dengan gerakan panik.
"Apa yang kaulakukan selarut ini, hm?" tanya Sasuke seraya menaruh gelas mug di tepi meja belajar Y/N.
"Tidak. Aku tidak melakukan apapun. Hanya belajar," elak Y/N. Namun, tatapan Sasuke yang tidak berpaling sedikit pun menggoyahkan pertahanan Y/N hingga akhirnya gadis itu menunduk. "Maaf Sasu-nii. Tapi, tadi aku tidur kok."
"Lalu, apa yang kaulakukan selarut ini dan bukannya melanjutkan tidur?"
Sejenak Sasuke melirik ke arah kasur Y/N yang berantakan, menandakan ia bicara jujur. Namun, bawah mata Y/N yang agak memerah seakan berkata hal lain. Kasur yang berantakan dan mata memerah, Sasuke hanya mengingat momen seperti ini ketika mereka masih sekolah dasar. Gadis itu bermimpi buruk.
"Aku sedang belajar, Sasu-nii. Jangan ganggu aku, aku akan tidur setelah selesai," jawab Y/N berusaha menepis tangan Sasuke yang menahan bukunya.
Sasuke mendengus kecil. "Cepat minum susunya, lalu tidur."
"Tapi aku belum selesai."
"Kubilang minum."
Sasuke tersenyum kecil saat Y/N memberengut kesal. Ia sibuk membenahi meja Y/N ketika gadis itu meneguk habis susu buatannya. Ia menyeringai tipis, mengintip buku yang sebelumnya ditulis oleh Y/N dan mengetahui bahwa Y/N sedang menulis ulang isi catatannya.
"Sudah?" tanya Sasuke masih dengan nada datar. "Kalau sudah, cepat tidur."
Y/N tidak kunjung bergerak dari posisi duduknya dan Sasuke tahu alasannya. Adiknya takut jika mimpi buruk kembali menghantuinya. Untuk yang kesekian kalinya dalam setengah jam terakhir, Sasuke menghela napas. Tanpa bicara Sasuke menarik tangan Y/N menuju kamarnya, ia tidak sempat melihat senyuman lebar di bibir adiknya.
"Kukira Sasu-nii masih marah padaku," gumam Y/N sambil mendudukkan diri di kasur Sasuke.
Ia menyuruh Y/N berbaring tanpa suara. Sasuke hanya mendecih ketika Y/N mengulurkan tangan, tapi tetap saja ia tidak kuasa menolak. Sasuke duduk di samping tempat tidur, pas di sebelah Y/N berbaring tanpa melepas tautan jemari mereka. Sejenak, Sasuke terbayang peristiwa yang sama persis dengan saat ini. Alih-alih remaja berumur belasan tahun, saat itu Sasuke masih berumur sembilan tahun.
Y/N yang saat itu berusia delapan tahun terbangun karena bunga tidur yang mengerikan hanya bisa menangis dengan wajah tertutup bantal. Sasuke yang kebetulan terbangun karena harus ke kamar mandi, mendengar tangisan Y/N. Tidak sampai hati mengabaikan adik perempuannya yang ketakutan, terlepas dari ancaman sang Ayah bahwa seorang Uchiha tidak boleh kenal takut, Sasuke mengajak Y/N untuk tidur di sisinya dengan jemari terjalin. Momen ini seakan menjadi ritual kala Y/N terjaga di tengah malam.
"Sasu-nii," panggil Y/N. Sasuke hanya berdehem singkat. "Maafkan aku. Aku tidak sengaja menumpahkan jus ke buku catatanmu. Hanya tinggal setengahnya dan buku catatanmu selesai. Maaf ... aku tidak ingin Sasu-nii marah padaku."
"Aku tidak marah padamu. Sepertinya aku tidak akan pernah bisa marah padamu terlalu lama," Sasuke menyisir rambut Y/N dengan jemarinya. "Aku tidak menyalahkanmu. Aku sendiri juga ceroboh karena menaruh buku catatan di meja dapur."
Y/N tersenyum kecil. Matanya perlahan terpejam, lelah dengan beban emosi yang ia tanggung selama beberapa jam juga memaksakan diri untuk mengulang kembali setengah materi yang akan diujikan ketika menulis catatan Sasuke.
Sebelum tidur, Y/N sempat berbisik. "Rasanya, aku tidak takut apapun jika Sasu-nii bersama denganku, melawan mimpi yang paling mengerikan pun aku berani."
Sasuke terkekeh kecil. Bibirnya menyapu puncak kepala Y/N, mencium puncak kepala adiknya lama. "Tidur, Gadis Kecil. Aku akan bersamamu, bahkan dalam mimpi terburukmu."
Baik Y/N atau Sasuke sama sekali tidak sadar jika menjelang pagi Itachi datang ke kamar Sasuke lantaran khawatir karena tidak bisa menemukan Y/N di kamarnya. Beruntung, Itachi sempat menahan kekhawatirannya karena ia tidak ingin menganggu tidur kedua adiknya yang begitu menggemaskan. Satu-satunya bukti Itachi memergoki keduanya hanyalah foto mereka yang kini menjadi wallpaper putra sulung Uchiha.
Jadi aku kepengen bikin momen dimana reader adalah adik dari si karakter and my first choice adalah Uchiha brothers yang gemesin banget ini... So, what do you think? Haruskah diperbanyak brother!character atau berhenti sampai disini?
Andd.... siapa yg bakal kalian pilih untuk jadi kakak? itachi atau Sasuke?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top