Sabaku No Gaara

Gaara selalu menyempatkan dirinya berkunjung ke salah satu kamar di rumah sakit. Hampir setiap kali ia memiliki waktu luang, Gaara selalu menemukan dirinya duduk di sebelah sosok yang yang terbaring sejak hari itu. Hari saat Sunagakure menyerang Konoha ketika ujian chuunin berlangsung. Ia berubah menjadi setengah wujud Shukaku dan melempar tubuh Y/N ke sembarang arah sampai Y/N membentur kepalanya sendiri. Setelah Naruto memberitahunya tentang sesuatu yang penting, ia benar-benar menyesali perbuatannya itu. sejak saat itu Gaara selalu berada di samping Y/N, berdoa agar gadis itu tersadar dari komanya yang menyiksanya.

Sudah banyak ninja medis yang mencoba menyembuhkan Y/N, tapi tidak ada satu pun dari mereka yang mampu membuat Y/N memperlihatkan mata indahnya. Mereka bilang akan menjadi suatu keajaiban kalau Y/N bisa bangun dan menjadi kunoichi kebanggaan Suna lagi. Tanpa di sadari, mereka semakin membuat Gaara menyalahkan dirinya sendiri.

Hari ini Gaara baru saja kembali dari kamar Y/N setelah menceritakan apa yang terjadi saat ujian chuunin gabungan di padang pasir iblis. Ia menceritakan kalau ia bertemu dengan seorang Jinchuuriki yang mirip dengan Naruto, sosok Fuu membuatnya teringat dengan mata Y/N yang berwarna sama dengannya. Sebenarnya, Gaara tidak tahu apa yang membuatnya terus datang, tapi ia tahu kakinya terus melangkah masuk ke sana saat mengingat kalimat terakhir Y/N sebelum tak sadarkan diri. 'Aku mencintaimu, Gaara'.

Gaara menatap langit yang sudah mulai memancarkan warna oranye yang menenangkan, dahinya mengernyit samar saat melihat sesuatu yang tidak lazim di daerah padang pasir seperti ini, dugaannya tentang penyusup semakin diperkuat saat mendengar suara ledakan di tempat penjaga yang mengawasi udara. Seperti dugaannya, anggota Akatsuki mengincarnya sampai masuk ke dalam desa.

Mata Gaara mengarah ke salah satu gedung yang selalu ia masuki selan kantornya. Gedung rumah sakit. Ia tahu kalau waktunya hampir habis sebelum chakranya melemah sampai ia tidak bisa menggerakkan jarinya sama sekali. Mustahil kalau ia berharap akan ada yang menolongnya, mengingat masih banyak orang yang menganggapnya sebagai monster. Ia hanya menyesal tidak bisa meminta maaf dan mengatakan perasaan yang baru-baru ini ia rasakan pada Y/N. Hanya itu.

Dalam keadaan tidak sadarnya, Gaara yakin melihat Y/N yang sedang mencoba menyemangatinya, senyum yang sudah lama tidak terlihat kini tampak sangat jelas di matanya, mata yang sudah lama tidak terbuka kini memancarkan sinar bahagia yang ia rindukan, di tambahkan lagi wajah Y/N sama sekali tidak terlihat pucat seperti yang selalu ia lihat saat berkunjung.

"Kenapa kau hanya diam saja? Ayo kemari, Kankuro dan Temari sudah menunggumu, Gaara," kata Y/N masih dengan senyumannya.

"Kau sudah sadar, Y/N?"

"Tentu saja, ayo kau juga harus bangun. Suna dan penduduknya membutuhkan keberadaanmu di kursi Kazekage. Aku membutuhkanmu Gaara," kali ini Y/N mencoba untuk menarik tangannya. Bukan hanya Y/N, Naruto juga datang untuk menepuk bahunya.

"Gaara," panggilnya.

Saat ia menoleh, hanya wajah Naruto sajalah yang terlihat, belum ada tanda-tanda keberadaan Y/N di sampingnya. Padahal orang yang sangat ingin ia temui adalah gadis yang membuatnya sadar dengan arti tato di dahinya.

"Akhirnya kau sadar juga," kata Naruto lagi.

Gaara masih belum mengucapkan apapun, hanya mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Shinobi dari desanya datang untuk menjemputnya sampai tatapannya jatuh pada Nenek Chiyo yang terlihat tidur di pelukan Sakura. Telinganya mendengar tentang aksi Nenek Chiyo untuk menyelamatkannya.

"Semuanya, berdoa Nenek Chiyo."

Yang tidak ia sangka adalah sambutan dari seluruh warga desa, termasuk Y/N yang berdiri paling depan dan di papah oleh Baki. Terlihat jelas raut wajah khawatir di wajah pucatnya karena baru sadar. Saat Gaara sudah berada di dalam jangkauannya, Y/N melompat ke arah Gaara tanpa mempedulikan tatapan yang diberikan warga desa pada mereka.

"Syukurlah kau selamat Gaara. Syukurlah," ucap Y/N di bahunya. Tubuhnya bergetar ringan, Gaara melirik Baki yang hanya mengangguk membuat Gaara membalas pelukan Y/N.

"Kapan kau sadar, Y/N?"

"Beberapa jam yang lalu. Aku bermimpi kalau kau hampir saja meninggal, aku terus menyuruhmu untuk bangun, tapi kau tidak mau membuka matamu. Aku takut kalau kau benar-benar meninggalkanku, Gaara," ucapan Y/N di selingi dengan isakan yang tidak pernah Gaara ingin dengar dari Y/N.

"Kau tidak akan kehilanganku, Y/N," bisik Gaara. "Aku mencintaimu, Y/N. Maafkan aku."

"Aku mencintaimu, Gaara."

Untuk IchaTisaVirgrieslequ

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top