Minakushi *Modern*

Hari ini Minato mendapatkan hari libur yang sangat ia inginkan. Musim panas adalah musim yang selalu ia tunggu, karena saat itulah sekolah libur panjang dan ia bisa menghabiskan waktunya dengan orang yang sangat ia cintai. Ditambah lagi, hari ulang tahun Kushina bertepatan dengan musim panas, mungkin itulah sebabnya Minato sangat menyukai musim panas.

Minato memperhatikan istri tercintanya yang sedang membaca buku. Sebenarnya, ia bingung akan memberikan hadiah apa untuk Kushina, toh Kushina juga tidak meminta apapun darinya. Berada di sampingmu saja sudah lebih dari cukup untukku Minato, kata Kushina saat Minato bertanya tentang hadiah. Saking bingungnya, ia sampai bertanya pada murid-muridnya.

Kakashi bilang lebih baik memberikan sesuatu yang sederhana, Rin berkata seharusnya memberikan sesuatu yang berkesan, Obito bilang ia harus memberikan sesuatu yang romantis, saat ia bertanya pada Guy jawabannya adalah memberikan semangat muda padanya. Terlalu banyak ide sampai membuat kepalanya pusing, sementara Kushina sendiri tidak terlihat membutuhkan apapun saat ini. Minato tidak ingin terlihat cuek pada Kushina, sebaliknya ia ingin agar Kushina tahu kalau ia sangat menyayanginya.

"Apa yang kau pikirkan, Minato?" Kushina mengangkat wajahnya.

Minato tersenyum gugup. "Tidak ada. Aku tidak memikirkan apapun."

Mata Kushina memicing. "Benarkah?"

"Baiklah, baiklah," Minato mengangkat tangannya di depan dada. "Aku masih memikirkan hadiah ulang tahunmu."

Kushina menghela nafas panjang. "Bukankah sudah kubilang kalau aku tidak membutuhkan apapun?"

"Aku tahu, tapi aku tetap ingin memberikan sesuatu padamu," balas Minato. Kushina menggelengkan kepala menyerah, ia tahu kalau Minato sangat keras kepala, walaupun ia sendiri tidak menyangkal kalau ada orang yang memanggilnya keras kepala.

Sejak tadi ia melihat tangan Kushina yang terus menyibakkan rambutnya ke belakang telinga, setelah diperhatikan baik-baik ternyata Kushina tidak memakai jepitannya yang biasa. Rambut merahnya menutupi mata birunya, agak lucu saat mendengar Kushina menggeram kesal karena rambutnya terus-terusan menutupi penglihatannya.

"Kemana jepitanmu, Kushina?"

"Hilang. Aku menaruh jepitanku di tas dan semuanya hilang. Aku tidak tahu bagaimana bisa hilang, tapi mereka semua tidak ada dalam tasku. Sekarang rambutku menjadi tidak teratur dan terus menutupi rambutku," geram Kushina. Ia mengerucutkan bibirnya kesal, membuat Minato tersenyum.

Kali ini Minato tersenyum lebar, sepertinya ia sudah tahu akan memberikan apa untuk Kushina.
***
Kushina menatap Minato bingung Minato memperlihatkan seplastik jepitan rambut yang sama seperti yang biasa ia pakai. Minato masih tersenyum tanpa mengindahkan tatapan bingung istrinya.

"Untuk apa jepitan-jepitan itu, Minato?" tanya Kushina. Tangannya mengambil seplastik jepitan yang masih berada di tangan Minato.

Minato mengangkat bahunya. "Karena kau bilang semua jepitanmu hilang, jadi aku membeli yang baru."

"Terima kasih."

"Tapi ada satu hal yang kuminta darimu," kata Minato. Sebelah alis Kushina terangkat bingung, ia mengisyaratkan agar Minato melanjutkan ucapannya. "Aku ingin menata rambutmu, boleh?"

Kushina tertawa geli. Ia kira Minato akan meminta sesuatu yang akan membuatnya repot, tapi ternyata hanya ingin menata rambutnya saja? Memang sih ia tidak pernah menata rambutnya selain mengikat rambutnya seperti ekor kuda atau hanya membiarkannya digerai. Minato masih menatap Kushina dengan tatapan berharap, melihat itu Kushina mengangguk setuju.

"Baiklah, hanya sekali ini saja, oke?" balas Kushina. Minato mengangguk senang, ia langusng menuntun Kushina ke sofa dan membuatnya duduk membelakanginya.

"Maafkan aku kalau terasa sakit."

Minato memulai eksperimennya dengan mencoba mengepang rambut merah Kushina yang paling dekat dengan tengkuk menjadi beberapa bagian dan menyisakan sebagian besar rambut untuk ditata dengan cara yang lain, ia berhasil pada percobaan ketiga. Selanjutnya ia mencoba untuk mengikat rambut di kedua sisi wajah Kushina menjadi satu tepat di belakang kepala. Dan mengepang sisa rambut yang masih tergerai menjadi satu. Minato tertawa kecil melihat rambut Kushina yang biasanya tergerai indah, sekarang terlihat aneh setelah ia yang menata.

"Kenapa tertawa?" tanya Kushina.

"Tidak apa-apa, hanya rambutmu terlihat aneh sekarang," jawab Minato.

Kushina pergi ke kamar mandi untuk membuktikan ucapan Minato dan ia tertawa saat ucapan Minato setengah benar, rambutnya tidak kelihatan buruk hanya saja sedikit... apa ya katanya, sedikit nyentrik.

"Kurasa lebih baik kau tetap fokus menjadi guru dan meninggalkan keinginanmu sebagai penata rambut, eh Minato?" goda Kushina. Ia mendudukkan dirinya di pangkuan Minato yang menganggukkan kepalanya.

"Lebih baik begitu, kita tidak ingin gaya rambut seperti itu akan menjadi tren, kan?"

"Benar sekali," Kushina menatap Minato lekat, lalu merebahkan kepalanya di bahu Minato. "Terima kasih Minato. Terima kasih karena sudah berusaha keras untuk membuatku bahagia, terima kasih karena sudah bertahan bersamaku, terima kasih karena sudah mencintaiku."

Minato tersenyum lebar, lalu mencium dahi Kushina lama. "Terima kasih juga karena sudah mencintaiku Kushina. Aku akan terus mencintaimu bahkan setelah salah satu dari kita meninggal. Aku akan tetap mencintaimu walaupun perasaanmu berkata sebaliknya. Perasaanku ini tidak bisa dirubah oleh siapapun."

Kushina terkekeh pelan, ia menyembunyikan wajah yang sudah mulai sewarna dengan rambutnya di dada Minato. "Sejak kapan kau pandai menggombal?"

"Aku tidak menggombal, hanya mengatakan yang sebenarnya."

Yep, seluruh dunia tahu kalau ucapan Minato benar adanya, begitu juga dengan perasaan Kushina. Ah... andai semua orang bisa memiliki kisah cinta yang sama seperti mereka berdua.

Happy belated birthday Kushina!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top