Hyuuga Neji *Modern*
Akhir-akhir ini Neji terlihat lebih sering menggunakan ponselnya, aku tahu pada zaman teknologi ini sangat tidak aneh melihat orang yang tergila-gila dengan gadget, tapi Neji bukanlah orang seperti itu. Ia tidak suka bertukar pesan, katanya tidak efektif dan melelahkan, ia juga tidak terlalu suka dengan menelpon yang menurutnya hanya membuang waktu dan membuat telinga panas, ia lebih suka bertemu secara langsung dan hanya menggunakan ponsel untuk kepentingan mendadak atau darurat.
Itulah yang membuatku heran. Bagaimana bisa orang yang hanya menggunakan ponsel untuk kepentingan darurat, sekarang malah sibuk dengan ponsel. Belum lagi saat aku duduk di sebelahnya, ia langsung menutup ponselnya dan memfokuskan dirinya padaku, membuatku tambah penasaran saja. Kali ini aku akan menanyakan apa yang ia sembunyikan dan memaksanya untuk menjawab.
"Yo, Neji," sapaku saat melihat Neji dengan ponselnya di sofa ruang tengah. Aku mencoba mengintip apa yang ia kerjakan dibalik bahunya, tapi seperti biasa Neji langsung mengunci ponselnya.
"Hey, Y/N, kau darimana saja?" tanya Neji. Ia menuntunku untuk duduk di sebelahnya.
"Tenten menelponku untuk menanyakan apa kita ikut ke festival atau tidak dan aku menjawab iya. Kau ikut kan?" tanyaku.
Neji berpikir sebentar sebelum menganggukkan kepala setuju. Aku terdiam, memikirkan bagaimana caranya aku bertanya pada Neji tentang ponselnya tanpa berakhir dengan kata 'tidak apa-apa'. Menurutku Neji adalah salah satu dari sedikit orang yang jago berkelit dan tidak bisa kukalahkan saat berargumen. Yang lainnya adalah Sasuke, sepupuku yang sangat dingin itu dan Kakashi-sensei yang selalu punya alasan untuk keterlambatannya.
"Apa yang kau pikirkan, Y/N?" tanya Neji. Ia menyibak rambut yang menutupi mata dan menaruhnya di belakang telingaku.
"Ada yang membuatku penasaran."
"Hm?"
"Sebenarnya ada apa di ponselmu? Kenapa kau terlihat sibuk saat aku tidak ada dan langsung berhenti saat aku ada?" tanyaku sambil menatap mata lavender pucatnya.
"Tidak ada yang kusembunyikan, Y/N. Aku tidak punya apapun untuk disembunyikan darimu," balas Neji.
Ia menghela nafas panjang saat menyadari aku masih menatapnya tajam. Jangan salahkan aku yang mempunyai sifat curigaan yang berlebih, mempunyai kekasih setampan dan sepopuler Neji memaksaku untuk ektstra hati-hati agar tidak berteman dengan orang yang hanya menusukku dari belakang.
"Benarkah itu? Atau ada gadis lain, eh?"
Matanya melebar tidak percaya, rahangnya mengeras dan ia terlihat sedikit kesal dengan pertanyaanku. "Tidak mungkin, Y/N. Tidak ada gadis lain selain dirimu."
Neji mencium dahiku lama, mencoba meyakinkanku kalau ia berkata jujur dan aku mempercayainya. Rasanya tidak mungkin kalau Neji mencoba hal-hal seperti itu, kan? Ia adalah orang yang menjunjung tinggi kepercayaan dan kesetiaan. Jadi, tidak mungkin, dan ini juga pengaruh rasa curigaku yang berlebihan. Pasti.
Ia menarikku ke pangkuannya dan memaksaku untuk menatap matanya. "Tidak ada yang perlu dicurigai, Y/N. Aku tidak menyembunyikan apapun darimu."
Hah... pada akhirnya keturunan Hyuuga itu yang menang, ia berhasil meyakinkan aku kalau tidak ada yang ia sembunyikan tanpa menjawab pertanyaanku. Baiklah, untuk kali ini mengaku kalah dan mungkin akan terus kalah kalau aku berhadapan dengan Neji. Saat ini aku hanya ingin menikmati waktu kami.
***
Aku menyandarkan punggungku yang rasanya akan patah di sofa. Siapa sangka kalau berkebun ternyata membuat punggung dan leherku terasa sakit? Bahkan setelah aku selesai mandi, rasa sakitnya masih terasa dan mengharuskan tubuhku untuk tidak bergerak terlalu sering. Aku juga tidak menyangka kalau Neji tahu begitu banyak tumbuhan, bahkan ia yang mengusulkan agar akhir pekan kami dihabiskan dengan berkebun.
Neji sudah berjanji kalau ia yang akan memasak makan malam hari ini, jadi aku tidak perlu bangkit dari posisiku yang nyaman ini. Sudut mataku menangkap benda yang tidak asing yang berada di meja, ponsel Neji. Aku berperang dalam hati, ia tidak akan tahu kalau aku hanya melihat-lihat sedikit, kan? Tapi, aku akan merusak zona privasinya. Mendengar suara air masih mengalir, aku memutuskan untuk mengintip isi ponsel Neji. Mudah-mudahan saja ia akan mandi lebih lama dengan rambut yang lebih panjang dariku.
Pertama kali yang kuperiksa adalah riwayat pesannya. Ia tidak bertukar pesan padaku selain aku, Tenten, Lee dan beberapa temannya yang kukenal. Selanjutnya adalah riwayat panggilan, masih tidak ada yang mencurigakan dari ponselnya. Aku menghembuskan nafas yang tanpa sadar kutahan. Baguslah kalau kecurigaanku tidak beralasan dan Neji benar-benar tidak mempunyai hubungan dengan gadis lain. Yang terakhir kuperiksa adalah galerinya, mataku melebar saking tidak percayanya.
"Y/N, apa yang sedang kau lakukan?" tanya Neji. Ia baru selesai mandi dan sepertinya akan membuat makan malam.
Buru-buru aku menyembunyikan ponselnya di belakang punggung. "Tidak apa-apa, hanya punggungku terasa sakit."
Neji tersenyum tipis. "Kau tidak usah bergerak, aku akan membawa makan malamnya ke sana, oke?"
Aku mengangguk patuh dan memperhatikan Neji yang sudah menghilang ke dapur sebelum kembali memeriksa ponsel Neji, memastikan kalau indra penglihatanku masih berfungsi dengan sangat baik. Neji menyimpan foto saat festival kemarin, Lee memaksanya untuk ikut berfoto, ia juga menyimpan beberapa fotoku membuat wajahku memerah sesaat, juga foto bersama dengan teman-temannya, tapi bukan itu yang membuatku tidak percaya, tapi foto selfie yang Neji ambil sendiri.
Hyuuga Neji yang terkenal dengan cuek, tidak peduli, dingin dan hebat itu ternyata suka selfie! Bahkan ia memiliki folder sendiri untuk hasil selfienya itu. Beberapa fotonya berlatar belakang ruang tengah apartemen kami, jika diperhatikan baik-baik baju yang ia pakai adalah baju yang sama saat aku bertanya tentang ponselnya. Jadi foto selfie ini yang ingin disembunyikan oleh Neji? Astaga..
Aku memegangi perutku yang terasa nyeri karena terlalu lama tertawa. Neji yang mungkin mendengar tawa kerasku memutuskan untuk melihatku.
"Y/N, apa yang kau terta-" wajahnya memerah saat melihatku memegang ponselnya, terlebih lagi saat ia menyadari kalau aku membuka galerinya.
Entah mendapat kekuatan darimana, aku bangkit dan berlari menjauhi Neji. "Hey Neji, menurutmu apa yang akan dikatakan oleh teman-teman saat melihat fotomu ini, eh?"
Mendengar ucapanku, Neji langsung ikut berlari mengejarku. "Kembalikan ponselku, Y/N!"
"Ambil sendiri, Neji."
Ah... siapa sangka kalau Neji diam-diam mengikuti zaman teknologi ini? Ia lebih parah dariku yang hanya menyimpan foto penting saja. Lain kali aku akan memergokinya yang sedang mencoba selfie dan menyebarkannya di media sosialku. Aku memang kekasih yang menyebalkan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top