Hatake Kakashi *Modern*

Aku menaruh tas kerjaku ke sofa, lalu menjatuhkan diri ke kasur empuk dengan dengkuran lembut. Benar-benar deh. Kenapa sih para pemegang saham itu harus tua dan kolot sampai memikirkan keuntungan untuk diri mereka sendiri bukannya keuntungan perusahaan? Pertemuan penting yang seharusnya memakan waktu satu jam berubah drastis menjadi lima jam lantaran mereka berdebat karena keuntungan pribadi tidak mau sedikit. Heran.

Suara air mengalir membuatku jauh lebih tenang daripada sebelum masuk rumah. Tebakanku, Kakashi yang sedang mandi. Karena tidak ada lagi penghuni lain di apartemen ini kecuali aku dan Kakashi. Hampir dalam waktu yang bersamaan dengan matinya air di shower, aku merasakan ada dua tangan yang melepaskan blazer hitamku. Siapa lagi kalau bukan Kakashi?

"Tidak berjalan lancar, kutebak?" tanya Kakashi dengan nada pelan.

"Mhmm. Aku tidak mengerti apa yang diinginkan oleh para kakek tua itu. Dasar orangtua kolot," gerutuku. "Rasanya seluruh tulang dan sendiku lepas semua."

Kakashi mencium kepalaku, lalu bahuku. "Lepaskan kemejamu."

"Apa!? Untuk apa aku melakukannya, dasar mesum!" kataku tidak terima. Spontan saja aku berbalik dan menatapnya tajam. Sayang, tatapan itu tidak berlangsung lama karena aku menyadari kalau ia hanya memakai celana tidurnya saja, tanpa memakai baju ataupun masker yang biasa ia gunakan.

Kuulangi, kekasihku yang suka membaca buku yang tidak bisa dibaca oleh semua umur ini hanya memakai celana tidurnya saja, tanpa memakai atasan!

"Suka dengan apa yang kau lihat, Y/N?" goda Kakashi. Ia mendekatkan wajahnya ke arahku. "Sekarang siapa yang berpikiran mesum, hm?"

"Tetap saja kau. Lagipula, apa yang ingin kau lakukan? Sampai menyuruhku melepas kemeja?" protesku. Wajah Kakashi masih belum menjauh, malah semakin mendekat sampai aku bisa melihat seringai tipis yang ia tunjukkan.

"Aku pernah sekali membaca di internet kalau pijatan dapat mengurangi rasa stress dan sakit di badan. Itulah yang ingin kulakukan padamu, memangnya kau pikir apa yang akan kulakukan padamu?" tanya Kakashi.

Sejujurnya, aku sudah memikirkan kalau ia akan melakukan hal yang ada pada buku oranye dan hijaunya itu padaku, tapi ternyata bukan begitu. Aku akui kalau pikiran itu memang agak mesum, tapi bukan salahku kalau Kakashi suka jahil membacakan adegan 'panas' yang terjadi di bukunya itu kalau aku tidak memperhatikannya.

"Cepatlah Y/N atau kau ingin aku yang membukakannya untukmu?" tanya Kakashi masih dengan senyum jahilnya. Aku mendengus pelan.

Aku membuka kemejaku seperti yang ia katakan dan yang melekat di badanku hanyalah tank top dan celana pendek saja. Kakashi mengisyaratkan agar aku kembali berbaring dengan posisi tengkurap. Kakashi mengangkat bajuku sampai sebatas punggung dan mulai mengoleskan minyak pada punggung bawahku.

"Kau cukup diam dan nikmati saja," ucap Kakashi padaku.

Aku menghela nafas puas saat tangan besarnya mulai bergerak dan memberi tekanan di titik tertentu. Siapa sangka laki-laki seperti Kakashi bisa memijat dengan sangat baik? Aku sendiri baru pertama kali merasakan pijatannya. Mungkin aku harus sering-sering mengeluh kalau badanku sakit.

"Aku tidak tahu kalau kau bisa memijat, Kakashi," gumamku tertahan.

"Kau tidak pernah bertanya. Lagipula, gerakan yang bisa kulakukan bukan hanya memijat, kau tahu?"

Wajahku terasa panas saat mendengar kalimat Kakashi yang bermakna ganda. Makna pertama adalah ia tidak hanya memijatku saja, tapi bisa jadi memasak makanan sampai aku tidak perlu memasak untuk makan malam lagi. Makna kedua adalah... ehm, rasanya tidak enak mengucapkannya.

"Ne, Y/N-chan. Aku yakin kau sedang memikirkan sesuatu yang menyangkut kau dan aku berada di kasur ini, kan? Aku tidak tahu kalau kau bisa memikirkan hal seperti itu saat bersamaku," bisik Kakashi.

Sementara tangannya masih bergerak memijat punggung bawahku, bibirnya juga bergerak untuk menciumi bahu dan sekitar leherku. Sialnya, aku sedang tidak bisa melawan, karena kalau aku melawan kemungkinan besar ia tidak akan melakukan ini lagi. ehm, maksudku adalah memijatku lagi.

"Aku memikirkanmu yang akan terus menjadi pembantuku. Mungkin kau harus beralih profesi menjadi tukang pijat, Kakashi," usulku.

"Hm, mungkin aku akan menjadi tukang pijat pribadimu saja," balas Kakashi.

"Mhmm, kurasa aku akan menerimamu menjadi tukang pijat pribadiku, Kakashi."

Kakashi tidak menyahut lagi. aku juga diam karena tidak ada yang bisa dibicarakan lagi. Lama-kelamaan pijatan Kakashi malah membuatku menjadi mengantuk, entah teknik apa yang ia pakai. Hal yang terakhir kudengar adalah ia yang mengucapkan selamat malam padaku.

"Selamat malam, Y/N. Aku mencintaimu."

Gomen!! Aku gak tahu lagi kemasukan apa sampe bikin fanfic yang kayak gini..
Ini hasil dari request, jadi untuk siapapun yang request maaf kalau gak seperti yg disuka..

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top