Deidara *Modern*

Deidara mengernyitkan dahinya saat melihat hasil rancangan gaun di depannya. Helaan nafas frustasi keluar dari celah bibirnya, ia mengacak rambut pirangnya dan mengangkat poni panjangnya ke samping untuk memijat pelan pelipisnya. Gaun yang ia buat memang indah. Sangat indah. Pantas dan cocok untuk dikenakan di fashion show yang akan di adakan dua minggu lagi. Entah apa yang membuat gaun ini sama sekali tidak cocok jika dipakai oleh kekasihnya, Y/N.

Matanya melirik ke arah dua meja yang kosong, tempat Sai dan Sasori, rekannya, mengerjakan rancangannya. Mereka sudah berhasil menyelesaikan rancangan untuk musim gugur kali ini, tapi tidak dengan dirinya yang masih sibuk mengerjakan gaun untuk Y/N, mengingat gadis itu sudah berbaik hati ingin memenuhi keinginannya agar ia ikut menjadi model nanti. Betapa ia iri dengan keberadaan Sai yang sudah pasti sedang bersama dengan kekasihnya dan Sasori yang sudah bersama dengan koleksi bonekanya.

Sial untuknya, dari sepuluh rancangan yang sudah ia buat, tidak ada satu pun yang menurutnya pantas untuk kekasihnya yang luar biasa itu. Tidak ada dari rancangannya yang menggambarkan seorang Y/N yang Deidara kenal. Mulai dari gaun terusan berwarna hitam pendek selutut yang terkesan sederhana, sampai gaun berenda berwarna pastel menyapu lantai yang terkesan mewah. Tidak ada.

Ia menghela nafas lagi, kali ini karena menyadari kehadiran Y/N. Gadis itu memeluk lehernya dan mencium pipinya. Deidara yakin Y/N sedang melihat-lihat hasil rancangannya tanpa menyentuhnya.

"Kau belum selesai?" tanya Y/N. Ia terkesan sedikit khawatir karena melihat perubahan Deidara yang menjadi makhluk pendiam.

Deidara menggeleng pelan. "Belum. Aku tidak bisa membayangkan gaun yang cocok untuk kau gunakan nanti, hm."

"Kenapa? Gaun yang kau buat selalu indah, kan? Aku pasti terlihat cantik memakai hasil rancanganmu, kan?" Y/N memiringkan kepalanya sedikit agar bisa melihat wajah Deidara dengan jelas.

"Tidak. Kau selalu memesona memakai apapun, Y/N, tapi aku ingin sesuatu yang berbeda, hm. Aku ingin gaun ini menggambarkan siapa dirimu, aku ingin orang-orang tahu kalau aku membuatkan gaun ini untukmu karena perasaanku, hm," jelas Deidara. Ia menatap mata Y/N yang memancarkan sirat penasaran dan langsung berubah menjadi geli saat mendengarkan alasannya.

Y/N mau tidak mau tertawa mendengar jawaban Deidara. Jawaban yang benar-benar khas, selalu mengutamakan harga dirinya juga seni yang ia ciptakan pada gaun buatannya. Sepertinya Deidara dan seni ciptaannya sama seperti Kakuzu dan uangnya yang tidak pernah bisa di pisahkan. Ditambah lagi, ia selalu saja ingin tertawa saat mendengar akhiran yang selalu Deidara gunakan yaitu, 'hm'.

"Apa aku tidak pantas memakai salah satu dari gaun indah ini?" goda Y/N.

Seperti dugaannnya, Deidara menggelengkan kepala cepat. Membantah ucapan Y/N. "Bukan seperti itu, Y/N, hm. Aku kan sudah bilang kalau kau pantas memakai apapun, hanya saja-"

Deidara tertegun saat melihat Y/N kembali tertawa. Matanya agak menyipit, pipinya terlihat lebih chubby, senyumnya terlihat lebih cerah dari biasanya. Hanya saja kali ini ia membayangkan senyum itu berada di bawah guguran daun yang kecokelatan. Seketika Deidara tersenyum saat berhasil membayangkan gaun seperti apa yang pantas di pakai Y/N nanti.

Y/N sepertinya menyadari perubahan raut wajah Deidara, lalu tersenyum paham. Ia mencium pipi Deidara cepat, lalu berjalan keluar ruangan kekasihnya sambil melambaikan tangan ke arahnya.

"Aku tahu kau sudah menemukan ide baru. Lebih baik aku keluar sebelum mengganggumu. Selamat bekerja."

Deidara membalas senyuman Y/N. Setelah terdengar bunyi pintu di tutup, ia kembali fokus dengan kertas kosong di hadapannya sambil membayangkan sosok Y/N yang sedang tersenyum di bawah siraman daun maple. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini Deidara tersenyum saat melihat rancangannya. Semoga saja Y/N menyukai hasil rancangannya, begitu juga dengan tamu yang akan hadir nanti.
***
Seperti dugaannya, gaun dengan panjang selutut yang mengembang di bagian bawahnya dengan campuran warna cokelat dan kemerahan bisa menggambarkan sosok Y/N dengan sangat baik. Lengannya yang hanya menutupi sampai bagian siku memberi kesan santai dan hangat. Senyumnya juga memberi kesan kalau musim gugur tidak selamanya dikaitkan dengan kesedihan.

Deidara tersenyum kecil saat Y/N melambaikan tangan ke arahnya. Ia berdiri di samping Sasori dan Sai saat para tamu memberi mereka ucapan selamat. Walaupun begitu, tidak ada yang bisa mengalihkan fokusnya dari sosok di belakangnya. Sosok yang saat ini tersenyum senang melihat keberhasilannya.

"Kurasa aku benar-benar terlihat memesona saat memakai gaunmu ini, ya?" tanya Y/N saat mereka sudah berada di ruang ganti, berdua saja.

"Memangnya kenapa? Hm," Deidara bertanya balik.

Y/N kembali memperlihatkan senyumnya yang selalu membuat hati Deidara menghangat. "Karena kau tidak melepaskan tatapanmu dariku sejak tadi."

Untuk UchihaObito22

Maaf kalo Deidaranya terkesan OOC banget!! Hontou ni Gomenasai..

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top