Draw [Sai X Reader]
Hai reader ~chan!!!!
Kali ini author come back bawa cerita Sai hope you like it ok let's see.
Author POV
Hembusan angin membelai lembut setiap helaian rambut seorang pemuda. Lelaki itu memiliki tubuh yang tinggi, berkulit putih pucat, dan memiliki tatapan mata yang teduh.
Ia tersenyum menatap ke tengah lapangan. Sesekali ia menggoreskan pensil pada kertas gambar yang ia bawa. "Sai !"
Lelaki itu berpaling dari sketsa yang sedang ia buat ketika salah satu temannya yang sedang berlari dari arah belakang dirinya memanggilnya dengan suara yang cukup nyaring.
Seorang lelaki yang memiliki postur tubuh yang bisa dibilang lumayan bagus, rambut kuning, dan bola mata berwarna biru cerah menghampiri Sai yang hanya menatapnya tanpa membalas panggilan lelaki itu.
Ia melirik ke dalam kertas putih yang berada di pangkuan Sai. Sebuah sketsa seorang gadis.
Sai tersenyum kali ini bukan senyum palsu seperti biasanya. Ia tahu kalau Naruto sudah mengetahui tentang gadis yang ada di sketsanya itu.
Gadis itu [y/n]. Naruto sudah tahu kalau Sai menyukai gadis itu. "Kau masih belum menyatakan perasaanmu?" ucap Naruto yang ikut duduk di samping Sai.
"Belum... aku tidak tau harus memulainya bagaimana. Menurut buku yang pernah kubaca wanita suka hal yang romantis atau memberikan apa yang dia sukai. Jadi aku bingung ada banyak sekali" ucap Sai menghela napas.
Sai POV
"Lalu bagaimana denganmu apa kau sudah bilang dengan Sakura kalau kau menyukainya?" Naruto menggeleng sebagai jawabannya.
"Kau tau sendiri kan kalau dia menyukai Sasuke dan kemungkinannya hanya kecil atau tidak memungkinkan" kulihat dia menunduk.
Aku mencoba tersenyum meski dipaksakan. "Hentikan jangan tersenyum seperti itu ttebayo!" kuhentikan senyumanku. "Kau datang ke sini bukan hanya untuk berbicara seperti itu kan?" tanyaku dengan wajah kembali datar.
Kulihat dia menepuk jidatnya sendiri. "Aku hampir lupa kita ada misi, nenek Tsunade menyuruh kita untuk ke tempat hokage sekarang. Ayo cepat!" serunya.
Sai menghela napas berat lalu menutup buku sketsanya. Naruto memandangku kemudian menepuk bahuku pelan.
@hokage place..
Setibanya di sana aku bertemu dengannya. Ya gadis itu [y/n] tidak salah lagi. "Etto.... nenek, sekarang misi apa yang akan kami jalankan?" ucap Naruto yang langsung membuyarkan lamunanku.
"Dia adalah [y/n], dia yang akan menggantikan Sakura. Dia juga ninja medis sama dengan Sakura dia juga lumayan bagus untuk bertarung dan ini adalah formasi yang bagus menurutku" ucap nenek Tsunade.
Gadis itu menoleh ke arahku dan Naruto "yoroshiku ne" ucapnya dengan senyum ramah.
"Misi kalian adalah melindungi seorang putri, hingga raja kembali" ucap nenek Tsunade. "Kalian bisa berangkat besok" tambahnya lagi.
Saat perjalanan pulang aku masih terus mengingat senyuman gadis itu.
[Y/n] POV
Hari ini aku mulai berangkat dengan Sai dan Naruto. Selama perjalanan kami hanya diam hingga Naruto berbicara "bagaimana menurut kalian tentang putri yang akan kita jaga?"
"Kalau aku.... aku tidak tahu. Karena aku belum mengenalnya" kataku yang memperlihatkan wajah datar. "Menurut buku yang pernah kubaca, informasi itu belum tentu sepenuhnya benar" ucap Sai yang juga dengan tanpa ekspresi.
"Sepertinya kita sudah sampai" ucapku setibanya di depan gedung besar.
Kami diminta menjaga putri untuk dua minggu ke depan. Satu minggu berlalu tidak ada halangan atau masalah sama sekali.
Saat hari ke -10 musuh mulai datang menyerang dan berusaha menculik putri tapi kami berhasil menggagalkannya. Keesokan harinya mereka masih mencoba kembali untuk menculik putri dengan menambah anggota mereka tapi kami berhasil menggagalkannya.
Saat hari ke -13 mereka menambah pasukan hingga 5× lipat itu membuat kami kewalahan, dengan kekuatan mereka yang bisa dibilang cukup hebat belum lagi mereka menyerang hingga hari ke -14.
Cakraku hanya tinggal sedikit dan sedetik kemudian aku lengah hingga Sai mendorongku hingga kuterjatuh.
"Sai!" Tanpa sadar aku berteriak padanya karena setelah dia mendorongku dia juga ikut jatuh dan tak sadarkan diri. Segera kuhabisi sisa penjahat itu bersama Naruto beruntung mereka sudah tidak terlalu banyak.
Saat kuperiksa Sai ternyata dia terkenai kunai beracun aku takut kalau aku terlambat mengobatinya dia bisa mati. Dengan cakraku yang tersisa aku segera mengobatinya dan memberikannya suntikan untuk membuat racunnya melambat agar tidak menyebar dengan cepat.
"Jadwal kita menjaga putri sudah berakhir kan ditambah raja sudah kembali dan para penjahat itu sudah tiada"kataku.
"Kita juga harus segera membawa Sai ke nona Tsunade untuk diobati saat di perjalanan aku akan mengobatinya semampuku" lanjutku Naruto hanya mrngangguk dan kami segera pergi.
Setibanya di Konoha nona Tdunade segera mengobati Sai. Aku sangat khawatir padanya dan aku sepertinya membuat kesalahan besar yaitu menunda pengobatan.
Aku mondar mandir tidak karuan aku takut. "Tenanglah [y/n] aku yakin nenek Tsunade dapat menyembuhkannya" ucap Naruto yang masih sempat tersenyum.
Cih.. anak ini. Beberapa waktu kemudian nona Tsunade keluar jika dilihat dari raut wajahnya semoga saja nona Tsunade tidak membawa kabar buruk.
Naruto POV
[Y/n] terlihat sangat khawatir saat menunggu nenek Tsunade bicara. "Kami berhasil mengeluarkan semua racun yang ada pada tubuh Sai...." kulihat [y/n] menghela napas lega.
"Tapi ...." kulihat nenek Tsunade menggeleng, setelah itu [y/n] menangis jujur aku belum paham dengan setuasi ini maksudnya apa dengan gelengan itu?
"Apa maksudnya? Katakan padaku nenek!" ucapku setengah membentak. "Dia sudah tiada.... aku permisi terlebih dahulu."
"Ini semua salahku coba saja kalau aku menolongnya terlebih dahulu mungkin dia.... hiks... hikss... tidak akan seperti ini... hikss..." ucapnya aku tahu dia merasa bersalah aku tahu perasaannya jika aku berada diposisinya. "Kau tidak salah [y/n]" ucapku.
"Naruto... bisakah kau keluar dulu" mau bagaimana lagi aku langsung saja keluar aku tahu bagaimana rasanya kehilangan seorang teman.
[Y/n] POV
Deg...
Hatiku sakit sekali mendengar apa yang diucapkan nona Tsunade. Berarti tanpa sengaja aku adalah orang yang membunuhnya.
Air mataku menetes dengan deras. Lalu kulihat disebah ranjang ada sebuah buku dan aku tahu buku itu milik Sai.
Segera saja kubuka buku itu. Buku sketsa rupanya di sana terlihat gambar seorang gadi yang betemu dengan seorang pria sepertinya pria itu adalah Sai sendiri sedangkan wanita itu aku sepertinya pernah melihatnya tapi biarlah.
Di halaman berikutnya wanita itu memakai baju seperti yang dikenakan ninja medis.
Di halaman selanjutnyawanita itu terlihat duduk di bawah rindangnya pohon dan sedang entahlah menulis mungkin. Dan gambar apa ini tanpa sadar dahiku mengernyit.
Tiba - tiba saja ada yang memegang tanganku tangan itu berwarna putih pucat "seharusnya jangan kau lihat dulu.. itu belum selesai..." apa benar dia masih hidup tapi tadi nona Tsunade bilang kalau dia sudah...
"Ada apa?" ucapnya datar dan melenyapkan lamunanku. "Bagaimana bisa bukankah tadi nona Tsunade bilang kalau kau..." ucapanku terhenti aku tidak sanggup melanjutkannya yang ada air mataku semakin banyak yang keluar.
"Sekarang aku sudah tidak apa apa kan. Berikan buku itu sekarang seharusnya jangan kau lihat dulu" dia langsung mengambil buku itu dari tanganku dan dia mulai mencorat coret buku itu aku terdiam.
Tak selang beberapa lama "sekarang kau bisa melihatnya" ucapnya sambil tersenyum kali ini bukan senyum palsu yang ditunjukannya.
Aku mengerutkan dahiku melihat gambarnya yang tadi terlihat abstrak sekarang berubah menjadi gambar seorang pria yang memberi sebuah bucket bunga pada seorang wanita.
"Anggap buku yang sekarang kau pegang adalah bucket bunga itu jadi, bagaimana apa kau mau menerimaku?" ucapnya yang dengan ekspresi sedatar tembok.
Jadi dia secara tiak langsung mengutarakan perasaannya? Aku mrnjawabnya hanya dengan anggukan saja. Dia tersenyum yah.... senyuman itu aku tidak tahu kenapa dia selalu tersenyum.
♣♣♣♣The end♣♣♣♣
Akhirnya selesai juga ceritanya , sebenernya hari ini author agak kesel sama temen author mangkanya author ceritanya amburadul. Author kan ikut IPM itu sejenis osis masa nih ya author kerja salah author diem gak kerja salah yah mangkellah.
Gak dianggep lagi sakit pek...
Ok sekian curhat author. Gimana menurut readers garing ya? Ok jujur tadi temenku comment katanya ceritanya kurang greget. Iya sih emang tapi author malah bingung sendiri.
Jangan lupa VoMentnya kalau mau repuest silahkan ^_^ see you ♥♥♥
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top