2.1


"TOUCHAN DAME..........!!!

" FUIN NO JUTSU!!! "

BRAK!

🍀🍀

Tangisan keras seorang bocah pemilik surai pirang jabrik yang sedari tadi berada dipelukan Kushina,sang ibunya, wanita cantik pemilik surai merah khas klan Uzumaki itu sedari tadi mencoba menenangkan nya sembari matanya melirik tajam kearah Minato tengah berkutat dengan gulungan fuin jutsunya, tubuh nya bergetar karena ketakutan melihat tatapan tajam bak ingin membunuh jika pekerjaannya tak selesai itu dengan cepat.

Ya bisa dibilang salahkan dirinya yang panik melihat para bijuu tiba-tiba berada disekitar putra nya dan Obito yang tengah memasang wajah aneh dan ketakutan sehingga membuat dirinya sendiri salah paham berujung menyegel kesembilan bijuu dan mengacuhkan teriakan Naruto yang mencoba menghentikan nya, namun terlambat mereka telah tersegel dan tangis Naruto pun sebagai akhir dari kejadian itu , ia terkekeh hambar meratapi nasibnya dengan kedua pipi merah hasil dari pukulan sayang dari istri dan mertuanya.

"Bagaimana, apa sudah selesai Minato? "
Tanya seorang laki-laki paruh baya bertanya ketika melihat raut lega dari menantunya ia pikir bahwa Minato telah menyelesaikan segel pembalik untuk fuin nya yang tadi.

"Ya tousama hanya tinggal di lakukan maka mereka akan kembali, hahh..." Setidaknya ini akan membuat Naruto berhenti menangis dan nyawanya tidak terancam lagi batin lega .

Ia bangkit dari meja kerjanya, berjalan beberapa langkah sedikit menjauh, hal itu pun tak luput dari pandangan Kushina, ibu dan ayah mertuanya . Merapalkan beberapa segel tangan dan mantra dari segel pembalik dan prof! Lingkaran segel muncul dengan ke sembilan bijuu yang sedikit bingung.

"Kurama!, minna! " Naruto berlari kecil setelah turun dari gendongan sang ibu menghamburkan pelukan pada kesembilan bijuu yang terkekeh sebagai respon balasan mereka akibat kelakuan Naruto. Mereka sebenarnya terkejut akan yang terjadi terhadap respon anak itu, sungguh membuat siapa pun yang melihat nya akan tahu seberapa besar anak itu menyayangi mereka.

"Berhenti menangis, kau jadi semakin jelek Naru" seru kurama dengan santai nya mengesat air mata Naruto dengan salah satu ekornya.

"Mou kurama kau berniat menghiburku atau mengataiku huh... " serunya dengan bibir mencebik kesal atas ucapan kurama dan tawa dari para Bijuu lainnya.

Minato dan yang lainnya tersenyum melihat interaksi Naruto dengan para bijuu yang dikenal akan kekuatan yang menakutkan itu, Naruto terlihat begitu akrab dengan mereka , seolah bocah itu adalah sahabat dekat begitu pun sebaliknya.
Kejadian yang sangat langka mungkin bersejarah yang mana seorang manusia begitu akrab dengan para makhluk yang bisa saja menghancurkan nya dan juga dunia nya, seolah mereka yang terkenal karena kebenciannya terhadap para manusia itu kini menanamkan kepercayaan pada nya, melihat dari sifat nya, Naruto seakan menjadi daya tarik sendiri.

"Seperti diluar dugaan , bocah itu begitu akrab dengan para bijuu yang bisa saja membunuh nya" ujar Arashi, ayah Kushina menatap kedekatan dari bocah yang telah menjadi cucunya itu kepada para bijuu tanpa takut.

"Ya tou-sama benar, dan hal ini benar-benar sejarah seorang manusia bisa begitu dekat dengan makhluk itu" setuju Minato akan pendapat dari ayah mertua nya.

Krukk!

Sebuah suara berhasil membuat semua orang yang ada diruang kerja Minato tertawa melihat sang pelaku dari suara itu berasal menutupi wajahnya yang terlihat semerah tomat , malu apa yang barusan terjadi.

Dengan perasaan malu yang membuncah, Naruto memeluk kaki ayah nya dan membenamkan wajah malunya. Ia sunguh merasa malu terlebih setelah kata ejekan kurama dan Shukaku kepada nya sebelum menghilang. 'Ck dasar tanuki dan bola bulu jelek ughh Naru jadi malu 'batinnya merengek malu.

"Baik lah ayo kita makan siang bersama "
"Ayo! " pekikan senang nya ketika mendengar kata makan, melupakan perasaan malu yang tadi ia rasakan.

🍀🍀🍀

Angin sore begitu nyaman membelai surai Naruto begitu lembut menikmati jalan jalan ditepi hutan kematian, ia ingin merasakan kembali kenangan kecilnya, sewaktu ia tak memiliki seorang teman hutan inilah yang menjadi tempatnya bermain mengisi kesepian yang ia rasakan.

Huhh......

Kenangan lama yang begitu menyakitkan, tapi sekarang ia bisa mengulang apa yang selalu ia ingin, ia mendapatkan kedua orang tuanya masih hidup dan bahkan desa tempat kelahiran ibunya pun masih ada berbeda dengan dunia asal nya.

Suara gemercik air sungai terdengar, menginterupsi di keheningan hutan. Naruto duduk di sebuah batu sambil mencelupkan kaki kecilnya di air sungai yang terasa dingin menikmati kesendirian nya sambil bersenandung kecil.

"Eohh ! "
Naruto menoleh mendengar suara seseorang yang tiba-tiba muncul dari balik semak belukar yang ada dibelakang nya dengan langkah santai berjalan kearah nya tampa menyadari pijakan nya menapaki sebuah batu yang cukup licin .mata Naruto melebar menyadari hal itu ia berteriak "Awas -,

Uwahhh!

Brukh!

Byurr!

Sudah terlanjur bocah itu terjatuh kedalam sungai yang untung nya hanya dipinggir bukan ditengah.

" hei kau tak papa? "Tanya Naruto saat menolong nya untuk naik dari air sungai yang begitu dingin itu, wajah bocah pemilik surai raven dengan merah diujung nya merona malu padahal ia ingin terlihat keren malah jadi begini akhirnya 'lumut sialan'.
Ia menggeleng sebagai jawabannya bahwa ia baik baik saja namun -

Haacuhh!

" kurasa kau tidak baik baik saja "kekehan Naruto, ia ingin tertawa melihat wajah bocah itu memerah malu, dengan segera mengumpulkan kayu bakar dan membuat api unggun untuk menghangatkan dirinya dan juga bocah itu.

Keheningan tercipta diantara keduanya, Naruto dengan dunia nya dan bocah itu yang terus memandang nya seolah sedikit ada rasa kagum.

"He-hei"

"Hum.. Ya, ada apa? "Naruto tersadar menoleh mendapati bocah itu seperti ragu-ragu untuk berbicara.

"Te-terima ka-sih kau sudah mau menolong ku"ucapnya begitu gugup menatap Naruto yang terdiam mendengar nya, ia terlihat takut kalau ucapan nya malah tidak diterima oleh bocah pemilik surai kuning jabrik itu.

Sebuah tarikan pembentuk senyuman lebar muncul diwajahnya bersamaan dengan kekehan kecilnya membuatnya yang melihat itu merasakan sebuah kehangatan yang dulunya sempat menghilang.

" ya sama-sama , etto..? -

"Uzumaki Menma " jawab cepat bocah pemilik nama Menna itu, alhasil senyuman Naruto semakin terbit begitu menggemaskan.

"Salam kenal, aku Uzumaki Naruto Dattebayo! "

Senyuman Naruto seakan menjadi virus menular pada Menma, keduanya tersenyum lalu tertawa melepaskan sesuatu.

"Ngomong-ngomong kenapa kau berada disini bukankah disini berbahaya? " tanya Menma membuka obrolan , Naruto menoleh dengan satu alis sedikit naik. "Seharusnya pertanyaan itu juga untuk mu " seru Naruto dengan sepasang ini sebiru lautan itu menatap Menma yang tengah menundukkan kepalanya.

"Soal itu... " ia menoleh kearah Naruto dengan pandangan berbeda "orang seperti mu tidak akan pernah merasakan yang namanya kesepian"

DEG!

Ahh rasanya ia paham apa yang dimaksud oleh Menma, tentang kesepian ya?, Naruto juga paham bagaimana rasanya kesepian itu,karena ia pernah mengalami nya. Ia mengadahkan kepalanya melihat langit sore tampak dibalik rimbunan dedaunan pohon dihutan dengan senyuman tipis menghiasi wajahnya.

"Aku paham bagaimana rasa kesepian itu, menyakitkan memang ditambah tidak ada satupun yang menyadari nya "

Menma begitu tertegun tak menyangka akan mendengar jawaban Naruto yang seakan tau bagaimana rasanya kesepian itu.
"K-kau-

" jika benar tebakan ku kau sedikit terkejut mendengar nya, yahh... Sebelum berada disini aku pernah merasakan yang namanya kesepian mungkin bukan merasakan tapi tumbuh bersama dengan kesepian itu sampai mereka muncul dan ingin menjadi teman ku walaupun sedikit menghilangkan kesepian aku tetap senang setidaknya "cerita Naruto dengan tatapan menyirat akan sesuatu yang begitu ia rindukan, ia rindu dunia nya namun ia juga merindukan kedua orang tua , disini semuanya ada begitu juga kasih sayang yang selalu ia impikan.

" aku hanya terkejut kau mau menceritakan nya biasanya orang orang akan pergi ketika bertemu dengan ku begitu juga anak anak yang lain, tapi kau-"Menma menoleh dengan pandangan tak percaya yang ia tunjukkan kearah Naruto. "Kau seperti biasa saja, apakah kau tak takut seperti anak anak yang lainnya dan mencoba menjauhi ku "

"Memang nya untuk apa aku menjauhimu, kau... Hmmm" dengan pandangan menelisik dari atas kebawah menatap Menma seperti mencari sesuatu, namun tatapan Menma dan degupan jantung nya membuat nya tak fokus, ia takut, takut jika bocah yang ada didepan nya ini tak menyukai nya.
Ughh rasanya tubuh nya mulai lemas mengigil ketakutan.

"Kau kurasa orang yang mengasikkan, kalau begitu ayo berteman dengan Naru ttebayo" seru Naruto begitu semangat melupakan tatapan ketidakpercayaan Menma akan apa yang baru saja ia ucapkan.

"Kau yakin, tapi mereka.."Menma tak sanggup melanjutkan kalimatnya mengingat kenangan buruk nya selama ini. Naruto menggeleng sebagai jawabannya, ia menatap serius pada Menma, ia tau apa yang tengah diragukan olehnya karena Naruto juga pernah merasakan nya.

" aku yakin ingin menjadi teman niichan , lagi pula niichan seperti nya orang yang seru " 'setidaknya kau tak merasakan yang namanya kesepian itu'

Menma tersenyum senang mendengar nya, apa harapan nya selama ini terkabul, apa ia tidak akan merasakan yang namanya penderitaan akibat kesepian tapi ngomong ngomong kenapa Naruto memanggilnya niichan.

"Kenapa kau memanggilku dengan kata niichan siapa tau kita seumuran" ujar nya mempertanyakan hal itu.

"Aku hanya menebak jika kau lebih tua dariku hanya itu" jawaban yang kurang puas untuk Menma.

"Berapa umur mu? " tanya nya lagi dengan wajah penasaran dibalas dengusan geli Naruto, sebegitu penasarannya kah sama umur nya itu.

"Baru saja masuk 4 tahun kau sendiri bagaimana? "

Menma menunjuk diri lalu berpikir sejenak, Ohh apa dia lupa dengan umur nya ini, "aku emmm mungkin 5 tahun, ahh ya 5 tahun lebih" serunya senang, dibalas kekehan oleh Naruto, hey jawaban seperti apa itu seolah olah ia melupakan umur nya.

"Jadi..... " seru Naruto sengaja tidak menerus kan kata akhirnya membiarkan Menma terlihat mendengus itu.

"Ya , terserah kau saja ingin memanggilku apa huh.. "

Naruto tersenyum lantas mengangguk seakan mendapatkan sesuatu yang menarik.

"Baiklah Onii-chan hehe"

🍀🍀🍀

Hai

Lama ngk ketemu btw maaf kalau ngk sesuai cerita nya.

Aku juga sekarang masih demam jadi gitulah maaf ya

Kalau begitu sampai jumpa lain kali atau lain hari
dah lh males ughh

_your_sans

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top