NARUTO
Chapter 3: Putraku
Naruto bersama keluarga besarnya menghadiri pesta rekan bisnis Minato yaitu Shimura Danzo biarpun Danzo licik dia tidak bermain curang dalam bisnis. Minato menyukai sikap Danzo yang satu itu tapi tidak yang lain lihatlah saat ini Danzo menarik putra bungsunya lalu memperkenalkan pada putra semata wayangnya.
"Papi kenapa?" Kyuubi yang libur dari pekerjaan berkunjung ke mansion bersama putranya, saat ini Kyuubi menatap apa yang ditatap papi-nya. "Papi Naru sudah dewasa dia bisa memilih siapapun yang ia suka." ujar Kyuubi.
"Papi tau tetapi papi tidak bisa membiarkan pria yang hanya mempermainkan perasaan adikmu kyuu, kau juga tau bagaimana Naru." Minato menghela nafas panjang.
Naruto tidak akan pernah bermain dalam perasaan Cinta atau kasih sayangnya. Sekali ia mencintai ia akan selalu mencintai seperti saat ini sudah berapa tahun dia dan Naruto menjalin hubungan mungkin saat putranya berusia empat belas tahun dan pria itu tujuh belas tahun. Minato tidak menyangka hubungan mereka bertahan hingga saat ini.
"Jadi dia di mana? Apa nenek masih menahannya di sana?" Menma yang entah sejak kapan berada di samping Minato bertanya.
Keduanya terlonjak kaget tiba-tiba saja bocah satu ini muncul tiba-tiba.
"Nenek tidak akan melepaskannya selepas tau adik kita -TUT-." Kurama muncul di belakang Minato papi mereka bisa saja terkena serangan jantung karena putra-putranya.
"Astaga, jantungku." ujar Minato mengelus dadanya.
"Biarkan! Ingin sekali aku menguliti bocah itu." tutur Kyuubi dengan wajah memerah karena marah.
"Itu sama saja keduanya bersalah." Menma sangat netral ia tidak menyalahkan dia atau Naruto sebaliknya ia sangat tau sikap adiknya itu.
..
..
..
Uchiha Fugaku menatap lama sahabat ah! Atau mungkin mantan sahabatnya yang berbicara dan bercanda dengan putra-putranya. Ia iri karena semua anak-anak Minato menurut kata-kata kebalikan dari dirinya salah seorang meninggalkan mereka,dihapus marga dan seorang lagi menikah terlalu muda ah! Fugaku sangat kecewa tetapi apa yang bisa ia lakukan? Semua sudah berlalu.
"Apa yang kau lihat sayang?" Mikoto juga menatap ke arah pandangan Fugaku. "Minato kah, lihat anak-anak mereka penurut sekali ditambah tampan dan cantik sayang sekali kita tidak punya anak lagi." Mikoto menghela nafas panjang ia menyesali keputusan untuk tidak hamil lagi.
"Kau menyindirku." Fugaku melirik istrinya sejak putra sulung mereka meninggalkan rumah tepatnya diusir dirinya.
"Sadar diri juga." Mikoto meninggalkan Fugaku ia menghampiri Minato serta putra-putrinya.
..
..
..
Naruto memeluk sang kekasih yang sebentar lagi menjadi suaminya ah! Calon suami tepatnya, Naruto menghirup aroma maskulin pria di hadapannya.
"Aku merindukanmu sayang." Ujar pria dengan wajah lembut menatap calon suaminya itu.
"Aku juga kau terlalu sibuk di sana aku di sini sentiasa menunggumu." pria tersebut terkekeh pelan sungguh Naruto benar-benar membuatnya gila.
Bagaimana tidaknya Naruto membawanya ke hadapan sang nenek Uzumaki Mito mengatakan bahwa dia adalah calon suaminya. Tentu saja sang nenek mengamuk hingga melemparkan perabot di mansion Uzumaki hingga Naruto angkat bicara barulah nenek awet muda itu berhenti mengamuk.
"Apa kau tidak ingin melihat mommy? Dia merindukanmu." Naruto memainkan surai panjang calon suaminya.
"Hmm..aku juga berpikir begitu selepas acara ini aku akan menemuinya serta keluarganya." balas sang calon suami Naruto.
"Baiklah, hmm..ayo aku benar-benar merindukanmu." Naruto menarik calon suami,suami,suaminya pergi dan tentu saja agenda dewasa terdengar jelas di sana.
..
..
Sementara Shimura Danzo berpidato, Minato menarik Kushina ke samping lalu menunjuk ke arah keluarga Uchiha. Manik biru tua Kushina berbinar melihat sahabatnya Mikoto melambaikan tangan dengan semangat sang rambut merah menuju ke arah wanita anggun tersebut tinggalah Minato seorang diri meratap nasib.
Dirinya adalah kepala keluarga kenapa semua keluarganya tidak memerhatikan sedikit perasaannya, huf! Minato juga tidak perduli asalkan istri,putra dan putrinya sangat menghormatinya serta saling menyayangi dengan cara mereka sendiri.
"Yah setidaknya aku tidak seperti pria datar itu." dengus Minato pelan seakan mengejek.
Kushina memeluk erat Mikoto ia merindukan sang sahabat sudah berapa lama mereka tidak bertemu? Mungkin empat atau lima tahun hingga lah Sasuke memutuskan untuk menikah dengan Hinata. Ia sama sekali tidak tau apapun hubungan anak-anaknya.
"Aku merindukanmu Mito." Kushina menatap lama Mikoto melihat dari atas ke bawah, dari bawah ke atas. "Humm!kau sehat-sehat saja." Kushina mengangguk singkat.
"Kau juga Shina. Jadi di mana anak-anakmu?" tanya Mikoto selepas Minato bediri di samping Kushina.
"Yah, anak-anak mereka berpencar mencari kesenangan sendiri." jawab Kushina yang masih menggengam erat tangan Mikoto.
Ingin sekali dirinya menceritakan kisahnya selama beberapa tahun ini dan juga cerita yang baru-baru ini terjadi. kushina ingin menceritakan putra sulungnya namun ia urungkan karena calon menantunya itu ingin menceritakan kisah perjalanannya sendiri pada sang ibu.
"Kau sangat beruntung Shina karena Minato menginginkan banyak anak tidak seperti keluargaku mereka hanya ingin satu putra saja." keluh Mikoto dengan wajah sedih sekaligus menyindir suami yang ada di sampingnya.
"Haha..salahkah Minato tidak memberiku anak perempuan hmm hanya Karin dan mendiang putriku saja yang ia berikan ya itu cerita di sebaliknya Miko. Jadi di mana putra-putramu." Kushina sengaja menatap sekeliling mencari keberadaan putra sahabatnya.
"Haa..itu cerita di sebaliknya Shina." balas Mikoto dengan kata-kata yang dilontarkan Kushina padanya.
"Kau lucu sekali Miko aku dengar Putra keduamu sudah menikah sebentar lagi kau punya cucu lo, senangnya punya cucu." Kushina sama sekali tidak tau atau pura-pura yang sebenarnya dia juga punya cucu.
"Ayo kita berbicara di tempat lain di sini ramai sekali." Mikoto menarik Kushina menjauhi para suami.
Minato menatap pemergian kedua wanita tersebut lalu ia menatap fugaku angkuh dengan dagu terangkat tinggi tidak lupa melipat tangannya di dada.
"Yo! Sepertinya kau semakin tua saja." Minato yang asalnya banyak bicara tidak menyukai suasana hening di antara mereka.
"Kau juga tua Namikaze." jawab Fugaku datar dan dingin ciri khasnya.
"Ck, datar seperti biasa pantas saja anak melarikan diri." kalian tau di mana letaknya mulut embar Naruto? Ya silakan tebak sendiri.
"Apa maumu? Apa kau di sini hanya ingin menyindir serta menyakiti hatiku." desis Fugaku tatapannya semakin tajam menusuk namun Minato sama sekali tidak takut.
Sudah terbiasa itulah Minato Setiap hari dia dihadiahi tatapan menusuk para anak-anak serta istrinya dan Fugaku teman lamanya. Sama sekali tidak terpengaruh.
"Yah, kau akan menyesal keputusanmu Fugaku menantumu itu bukan wanita yang baik" Minato melirik sekitar ia mendekat ke arah fugaku lalu berbisik. "Menantumu sudah menguguarkan kandungan di hospital milik ibuku." Minato berlalu begitu saja selepas ia menepuk pundak Fugaku tersenyum sangat manis sekali.
Fugaku terdiam mencerna kata-kata Minato, menggugurkan kandungan? Menantunya yang baik hati,sopan,dan anggun itu?
..
..
Mikoto termangu menatap pria di hadapannya manik hitam sudah berlinang airmata, ia tidak menyangka akan bertemu putra sulungnya di sini.
"Putraku!" pekik Mikoto lalu belari memeluk pria itu.
Suara tangisan sang ibu mengiris hatinya biarpun bukan ibu kandung tetap saja Uchiha Mikoto menyayanginya seperti putra sendiri.
"Ibu aku merindukanmu." bisiknya lirih andai saja sang calon suaminya tidak menyeret ke halaman belakang tentu saja ia tidak bertemu dengan ibunya.
"Ibu juga Itachi."
Kushina dan Naruto tersenyum senang rencana mereka sukses dan mereka berharap rencana sang ayah juga berjalan mulus. Keduanya mengundurkan diri memberi waktu ibu dan anak itu melepaskan rindu.
"Mami ini akan semakin menyenangkan." Naruto bersenandung riang memeluk erat lengan mami-nya.
"Iya."
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
TbC
Yahhhh nunggu chapter seterusnya yah!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top