NARUTO
Chapter 2: Pertemuan tidak terduga
..
..
Naruto duduk di samping kakak perempuannya Karin. Ia menatap tetamu dengan wajah binggung apakah tetamu ini mangsa seterus mami-nya.
Pasangan Namikaze Uzumaki memiliki tujuh anak ya sudah diceritakan. Putra pertama Namikaze Kurama,Putri pertama Uzumaki Karin, putra kedua Namikaze Kyuubi, putra ketiga Uzumaki Nagato, putra keempat Namikaze Menma, Putri kedua mendiang Namikaze Naruko dan putra bungsu Uzumaki Naruto.
Kushina harus berhenti melahirkan setelah ia mendapat seorang lagi putra ia bekeras hamil lagi agar bisa memiliki seorang Putri nahasnya putra bungsu mereka sangat istimewa, disebabkan oleh itu Kushina sangat ketat menjaga Naruto.
"Jadi siapa mereka? Tanya Naruto dengan pipi kembung menatap seorang wanita dan pria di hadapan mereka.
"Tentu saja calon menantu mami dan papi." kata Kushina mengebu-gebu.
Naruto sweetdrop melihat aksi mami-nya semangat sekali nyonya Namikaze. Naruto mengangguk faham lalu mencolek kakaknya.
"Kapan kau punya pria." bisik Naruto pada Karin yang sibuk memandang kuku cantiknya.
"Lama sekali." jawab Karin juga berbisik ia tidak ingin mami mereka mendengar percakapan mereka.
Kushina tersenyum lembut pada wanita berambut ungu di sampingnya. Kurama tidak salah memilih calon menantu untuknya sangat cantik.
"Siapa namamu nak." Kushina mengenggam tangan wanita tersebut ia sedikit bersemangat.
"Konan nyonya." Kushina menghela nafas lega rupanya Kurama benar-benar tidak mengecewakan dirinya.
Tanpa marga tentu saja Kushina tau ia dan Minato sama sekali tidak menghiraukan nama baik, dan status janji kebahagiaan putra Putri mereka.
"Jadi kapan kalian menikah." ujar Minato tidak sabar sadari tadi ia berdiam diri, ia ingin mengendong cucu biarpun ia tau dua putranya sudah memberikan seorang cucu untuknya.
Menma dan Kyuubi biarpun tidak seperti Naruto mereka menyewa jasa seorang wanita untuk melahirkan anak-anak.
"Ayo perkenalkan dirimu nak." Minato menepuk pundak pria yang duduk di sampingnya.
"Saya suigetsu tuan." ternyata pilihan anak-anak tidak berlebihan Minato menyukainya.
"Bagus pilihan kalian sangat cocok dengan keinginan mami dan papi." ah Kushina sangat bahagia hingga dia ingin menikahi mereka besok saja.
"Nyonya,tuan makan malam sudah disiapkan." pelayan memanggil mereka dengan sopan.
"Kita akan meneruskan pembicaraan sesudah makan malam ayo Konan." Kushina sangat senang ia melupakan para pria hingga putrinya, Minato hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Maafkan mami dia sepertinya sangat senang." Minato menepuk pundak Suigetsu.
Suigestu hanya tersenyum kecil ia mengangguk paham. Sangat paham sekali bukan berarti Kushina mengabaikan dirinya ini semua karena hanya Kurama yang normal di antara putra-putranya.
"Maafkan mami sayang." Karin mengandeng lengan calon suaminya itu Suigestu mengangguk pelan.
..
..
Uchiha Mansion
Mikoto menatap Sasuke serta istrinya dengan tenang tidak ada riak senang atau tidak senang hanya wajah datar tanpa senyuman.
"Mama kenapa? Apa tidak suka aku tinggal di sini?" tanya Sasuke.
"Itu keputusanmu nak mama tidak bisa membantah masa mama mengusir kalian tinggalah." Mikoto menjawab dengan nada yang seadanya.
Karena Sasuke putra sulungnya Uchiha Itachi di usir biarpun bukan ibu kandung pria tersebut ia tetap mencintai Itachi. Sejak usia dua tahun dialah yang menjaga bocah kecil dengan wajah memerah malu setiap kali dirinya mencium pipi gembul itu.
Mikoto merindukan putranya ingin sekali dirinya beteriak memarahi Sasuke namun ia mengingatkan bahwa Sasuke yang ia lahirkan, Mikoto menghela nafas panjang sekarang apa yang tersisa di dalam dadanya hanya kerinduan yang ada.
"Mama maaf merepotkan mama karena kantor Hina dekat dengan distrik Uchiha." Hinata tersenyum canggung menatap ibu mertuanya.
"Baik, mama ke kamar dulu." Mikoto bangkit lalu masuk ke dalam kamar.
Tidak mudah meluluhkan hati seorang wanita bangsawan seperti Mikoto. Ia yang dididik untuk selalu menjaga emosi,perasaan dan harus tetap elegan tidak akan bisa menerima wanita seperti Hinata yang mengantikan gadis cantiknya.
"Mama hanya lelah." Sasuke mengelus tangan Hinata agar istrinya itu tenang.
Hinata tersenyum kecil ia tau dan akan sedaya upaya mencoba mengambil hati ibu mertuanya.
..
..
..
Di suatu tempat
"Uzumaki-sama ada harus menghadiri rapat kali ini." sekretaris berambut merah menatap tajam pria di hadapannya. Uzumaki Karui itulah namanya.
"Bukankah rapat kali ini tidak penting? Bukankah ini hanya rapat biasa." jawabnya acuh seraya tangannya mengetik sesuatu di handphone miliknya sesekali terkikik pelan.
"Anda harus!" kata Karui tegas ia lelah dimarahi boss kecilnya karena tunangannya tidak menghadiri rapat.
"Baiklah ayo." dengan senang hati Karui mengikuti langkah kaki direktur.
..
..
"Kenapa mengajakku keluar sih! Aku lagi senang bisa tidur seharian." Naruto menatap tajam ke arah Sakura.
Seenak jidat lebarnya menyerat Naruto ke mall katanya ingin shopping nyatanya mereka hanya mempermainkan Naruto. Sakura, dan Ino melirik sekitar lalu menarik Naruto ke suatu tempat.
Mereka ke sana ke mari membelikan Naruto pakaian,kasut dan lainnya karena mereka bosan melihat Naruto dengan gaya kampungan.
Tanpa diduga ketiga orang itu bertemu pasutri di sebuah butik terkenal dengan jenama yang melebar luas tentu saja itu milik seseorang yang tidak mereka sangka nantinya.
"Ara,ara kita bertemu di sini nyonya Uchiha." Sakura menyapa Hinata yang asyik memilih baju untuk Sasuke.
"Ah! Nona Haruno." Hinata mengangguk kaku melihat dua orang di belakang Sakura.
Mereka semua adalah sahabat, Hinata sedikit canggung dengan suasana saat ini.
"Kebetulan sekali! Ayo kita makan siang bersama." Ino yang sudah tau rencana Sakura menambahkan lagi kecanggungan mereka saat ini.
"Bagaimana Naru?" Sakura menatap Naruto memastikan pemuda itu tidak menolak.
"Terserah." Naruto mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh artinya dia setuju.
Sasuke yang melihat Naruto merasakan perasaan yang rumit biarpun mereka pernah bersama tanpa ada Cinta namun siapa yang tau jauh di lubuh hatinya.
..
..
..
..
..
Tbc
Oke next!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top