Bab // 14

"Kenar...Kenar."

"Kenar bangun."

"Aaaaaaaaa." napas Kenar memburu cepat. Tatapannya kosong ke depan.

"Lo kenapa?" tanya Ayu panik. Kenar menatap ke sekeliling. Keringat mengalir di wajahnya.

"Lo mimpi buruk ya? makanya jangan tidur sore-sore. Lagian ngajak ke sungai bukannya berenang malah tidur." kata Ayu.

"Sari...dimana?" tanya Kenar terbata.

"Lagi renang tuh sama Ratih." tunjuk Ayu ke arah sungai.

"Aneh," gumam Ayu melihat Kenar langsung berlari ke pinggir sungai.

Kenar hanya mendapati Ratih duduk di pinggir sungai. Ratih tengah mengurai rambutnya yang basah menggunakan jari-jari tangannya.

"Sari mana?" tanya Kenar.

"Sari masih berenang mbk. Itu," tunjuk Ratih ke arah Sari yang tengah berenang.

"Sari..."

"Sari..." Kenar memanggil-manggil Sari namun karena terlalu tengah Sari tidak mendengar panggilan Kenar.

"Ada apa si mbak?" tanya Ratih heran dengan sikap dan wajah panik Kenar.

"Bantu gue panggil Sari, minta dia naik segera. Ayo Ratih," desak Kenar.

"Iya tapi kenapa mbk? Sari pandai berenang." ucap Ratih.

"Panggil saja buruan." kata Kenar setengah berteriak.

"Sari..."

"Sari..."

Ratih dan Kenar memanggil Sari bersamaan. Sari menoleh, menatap bingung pada keduanya namun ia segera berenang ke tepi.

"Cepatlah, please." ucap Kenar tidak sadar sembari menggenggam kedua tangannya. Dadanya berdetak kencang. Wajah ketakutan terlihat jelas di matanya. Ia ingat di mimpinya Sari tenggelam ia ingat bagaimana dirinya tersesat di hutan. Kemudian, sosok hitam itu, kembali mengejarnya bahkan...sosok itu hendak memakannya.

Kenar begidik ngeri. Jika sebelumnya hanya dirinya, entah kenapa, sekarang Sari bisa ada di dalam mimpinya.

Kenar menatap cemas ke arah Sari yang tinggal beberapa meter sampai ke tepi.

Tanpa ada yang menyadari, di belakang Sari ada bayangan hitam mengikutinya dengan cepat. Mata merahnya menatap tajam pada kaki Sari. Sulur-sulur hitam berupa tangan menggapai-gapai ke arah Sari. Ketika sulur-sulur hitam itu hendak menarik kaki Sari, Sari sudah terlebih dahulu naik ke atas sungai.

"Ada apa mbak?" tanya Sari keheranan. Sari lebih heran lagi ketika Kenar menariknya menjauh dari tepi sungai. Kenar melihat ke arah sungai dengan tatapan takut. Kenar tidak sadar meremas tangan Sari dengan kuat membuat Sari meringis.

"Maaf...maaf." ucap Kenar begitu Sari menarik tangannya.

"Ono opo sih mbak?" tanya Sari sembari memegang tangannya.

"Maaf. Gak ada apa-apa. Kita kembali saja, ayo." kata Kenar mengajak Sari dan Ratih. Kenar dan Ayu menunggu Sari dan Ratih berganti pakaian.

"Lo kenapa? aneh tau gak." kata Ayu pada Kenar.

Kenar menggeleng. "Gak ada apa-apa."

"Wajah lo gak bisa bo'ong. Lo ada masalah? cerita sama gue." kata Ayu.

"Sumpah. Gak ada apa-apa. Ini cuma karena mimpi-mimpi aneh gue aja. Iya, pasti karena itu." ucap Kenar.

"Memangnya mimpi apa?" tanya Ayu penasaran.

Kenar kembali menggeleng. Merasa tidak enak harus membebani Ayu dengan ceritanya tentang mimpi-mimpi yang belakangan ini menghantuinya. Kenar yakin, itu hanya mimpi buruk.

Iya, pasti hanya mimpi buruk.

Kenar bersyukur Sari dan Ratih sudah kembali. Mereka berjalan bersama menuju aula desa sambil bercerita.

Sore ini mereka akan berlatih lagi. Aula sudah di penuhi anak-anak. Kenar tersenyum senang, semangat anak-anak desa kelawangin sangat besar. Mereka menari dan bermain saron serta alat musik tradisional lain dengan gigih.

Menurut ceritanya Ayu, sejak usia dini penduduk desa Kelawangin harus ikut berlatih. Mereka harus memelihara adat dan tradisi di desa mereka.

Kedatangan Kenar, Ayu, Sari dan Juga Ratih membuat suasana semakin riuh.

"Mbah Sarti sepertinya belum datang." ucap Ratih.

"Iya. Kalau begitu kami mulai berlatih saja dulu." ucap Sari dan Ratih.

"Iya." jawab Kenar.

"Lihat, siapa yang datang." bisik Ayu pada Kenar.

Kenar melihat Dierja datang bersama dua orang pria. Yang satu Kenar ingat namanya Satta. Sedang satunya lagi ia tidak tahu.

"Ngapain si jelek itu ikut kemari?" gerutu Ayu.

Kenar terkekeh. "Kenapa?" godanya.

Ayu berdecih tak suka. "Dia itu bukan tipe gue."

"Tapi lo tipenya dia, gimana dong?"

"Ah diam lo." sungut Ayu meninggalkan Kenar. Kenar tertawa mentap punggung Ayu menjauh.

"Sepertinya ada hal lucu." suara di belakangnya membuat Kenar menghentikan tawanya seketika.

"Oh, hai." ucap Kenar kikuk. Dierja malah menertawakan kekikukan Kenar.

"Hai," balas Dierja setelah tawanya mereda.

"Mas Dierja kenapa tertawa?" tanya Kenar sinis.

Dierja menggeleng. "Kamu kenapa tertawa tadi?"

"Gak ada. Cuma lagi guyonan sama Ayu." elak Kenar.

"Apa kabar Kenar?" tanya Satta.

"Aku baik." ucap Kenar tersenyum.

"Perkenalkan temanku, namanya Warman." kata Satta memperkenalkan temannya.

"Kalian mau latihan bermain Saron?" tanya Kenar.

Dierja tertawa. "Mereka bisa, tapi lebih baik ndhak usah." ucap Dierja.

"Ndhak usah ngomong begitu, aku ini lo, rajanya pemain Saron se_kelurahan. Jangan anggap remeh." kata Satta sombong.

Kali ini tidak hanya Dierja tapi Marwan pun ikut tertawa membuat Satta kesal.

"Yo wis, ta buktiin." langkah Satta terhenti ketika tangannya di tahan oleh Warman.

"Ndhak usah. Di sana ada Ayu, kamu ndhak mau menyapanya?" tanya Marwan.

"Maulah. Kita ke sana saja." kata Satta pada akhirnya.

Warman dan Dierja saling melemparkan tatapan kemudian tertawa bersama.

"Ada apa sih?" tanya Kenar heran melihat perbincangan mereka.

"Satta itu ndhak bisa main Saron. Tapi, dia tetep ingin memainkannya. Katanya ingin memikat Ayu." jelas Dierja.

"Kalau dia gak bisa kenapa memaksakan diri?" tanya Kenar.

"Ayu sangat suka menari. Dan Satta berharap dia yang akan memainkan salah satu musik yang mengiringi Ayu saat Ayu menari." jelas Dierja.

"Apa Satta pernah melakukannya? Bermain Saron?"

Dierja mengangguk.

"Lalu?"

"Dulu, Satta pernah memainkan Saron di sini,"

"Lalu?"

"Ayu dan para penari lain berhenti berlatih. Mereka meminta Satta menghentikan aksinya kalau tidak mereka tidak akan berlatih selama seminggu ke depannya." Kenar tertawa mendengar penjelasan Dierja. Kenar bahkan tidak sadar kalau kini ia tengah duduk di samping Dierja.

Mereka sangat dekat. Terlalu dekat hingga membuat seseorang bertanya-tanya melihat kedekatan mereka itu.

***

Dierjanya aku😍

Follow IG Dewie Sofia

Luph u phul 😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top