Kehangatan
Nara menatap foto pengantin ya bersama suaminya, tak terasa buliran air mata menetes. Rindu yang membendung karna jarak yang memisahkan mereka. Saat ini suaminya sedang keluar kota untuk menjalankan bisnis kerjanya.
"Mas, aku Rindu," batin Nara.
Malam yang dingin, gemericik hujan di luar membasahi dedaunan. Nara tertidur sambil memeluk foto pernikahannya. Ia berharap suaminya segera pulang. Namun, pekerjaan yang belum selesai mengharuskan suaminya menunda kepulangannya Minggu depan. Hal inilah yang membuat Nara sangat rindu, sudah tiga Minggu suaminya pergi keluar kota.
Kini Nara harus menunggu lagi, dengan rindu yang terus membendung perasaannya.
Matahari telah terbit, burung- burung berkicau, pagi indah dengan dedaunan hijau yang basah dengan hujan semalam. Nara terbangun, melihat kembali foto mereka. Ia masih berharap agar jarak segera terhapus, rindu segera terobati.
Pagi ini Nara akan memasak makanan yang enak untuk ibu mertuanya yang akan datang siang nanti. Nara sudah menganggap ibu mertuanya bagaikan ibu kandungnya sendiri, Nara dan mertuanya sangat dekat. Ketika kecil ia sudah ditinggalkan ibunya, dan kini ia mendapatkan perhatian lebih dari ibu mertunya. Nara sangat senang dan beruntung.
Setelah masakan telah siap, Nara duduk dihalaman belakang, menatap langit biru yang cerah.
Seketika mata Nara gelap, "Siapa ini?" Mata Nara di tutupi sebuah tangan. "Lepas." Nara segera menepis tangan dan menghindari nya.
"Hah?"
Seketika Nara berlari, memeluknya dengan erat.
"Mas,"
"Maaf ya dek, sedikit kejutan."
"Aku kangen." Arya kembali memeluknya, "jangan lepas," ucap Nara yang merindukan kehangatan pelukan dari suaminya.
Kini rindu telah terobati, peluk hangat yang Nara rindukan kini telah Nara dapatkan.
Dan kebahagiaannya bertambah ketika ibu dari Arya datang, menambah suasana kekeluargaan makin hangat.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top