Chapter 18 : Ujian Musik

Jam pelajaran seni rupa bertepatan sehabis istirahat kedua pada hari ini. Respati. Sebutan jawa untuk hari Kamis. Disaat bel belum berbunyi pun, anak-anak bahasa sudah memenuhi ruang musik dengan berbagai alat musik yang tersedia. Beberapa memilih membawa dari rumah seperti pianika, seruling, atau alat tiup yang sifatnya pribadi. Harmonika misalnya.

Semua mengecek nada sehingga menimbulkan bunyi tumpang tindih tidak karuan. Beberapa mengobrolkan mengenai lagu yang akan mereka ujikan.

"Di depan sekolah ada mie ayam baru Cel. Ayo kesana! " kata Leo. Bassis Romeo tersebut tampak asik memakan keripik pedas. Belum menyentuh alat musiknya.

"Emang kere lu. Ke caffe kek biar keren. Malah ke warung mie ayam! " ejek Marcell. Ia sudah siap dengan dua stick drum di tangannya.

"Yaa..  Sekali-kali laah makan makanan rakyat. Emang harus ke cafe mulu? " tanggap Leo. "Lo mau bawakin ritme apa Cell? "

"Lo bakal tahu nanti. Udahlah. Gue mau ngapalin ritmenya nih! " gerutu Marcell sambil terus memainkan stik drumnya.

Leo mendengus kesal. Dilihat-lihat duo MWM¹ belum terlihat. Siapa lagi, siapa lagi kalau bukan Alfin dan Andika. Kemana ya mereka?

Bel berbunyi tiga kali. Ibu Tuti memasuki ruang musik dengan gaya eksentriknya yang seperti biasa.

"Good morning class? " sapanya.

Farhan selaku wakil Kekel memimpin kelas untuk menyapa Bu TuTi.

"Alfin kemana Le? " tanya Marcell pada Leo dengan bisikan.

"Kagak tahu! Emang gue emaknya apa! Si Dika juga kagak keliatan bokongnya! "

"Ok, sudah siap memperkenalkan musik kalian pada ibu? " kata Bu Tuti nyaring.

"Siaaap. " koor seluruh kelas.

"Baik kita mulai dengan acak yaa? Karena disini sudah ada drum set.² Bagaimana kalau Marcell menjadi pembuka untuk menyemangati kita semua? Siap Marcell?"

Marcell menjawab dengan ketukan stiknya.

"Silahkan. Sebelumnya, perkenalkan dulu musikmu Marcell. "

Marcell sudah duduk di kursi drumnya. Ia memukul snare drum dengan tempo lambat dengan tangan kanan dan tangan kiri secara bergantian. Aura yang meremangkan menyebar saat Marcel mempercepat temponya dan memukul tom-tom dan hit-hat dengan kecepatan yang konstan.

Pukulan berhenti. Marcell membuat ketukan dengan stik drumnya lagi.

"Tunggu Marcel! " cegah bu TuTi. "Lagu apa yang kau nyanyikan tadi? "

"Eee, Ritme Stroke Roll³ bu?"

"Well, ok. Lanjutkan! "

Marcell melanjutkan stroke rollnya. Penonton masih dibikin merinding dan berdebar dengan permainan Drum set Marcell yang menggila. Ketukannya juga jarang meleset sehingga tidak memperburuk ritme yang dibawanya. Terakhir, Marcell menutup penilaian dengan Flame(4) yang membuat penghuni kelas ternganga dan seakan melayang mengikuti ritme Flame yang cepat. Membawa kelas bahasa sampai kekahyangan.

Setelah drum set terhenti, tepukan terdengar dengan gembita. Ibu Tuti tersenyum puas.

"Bagus Marcell. Darah musisi memang mengalir dari dalam tubuhmu. "

"Terimakasih. " ucap Marcell penuh syukur.

"Eaaa..  Marcell.. I Love you, " sorak penggemar Romeo seperti koor fans pada idolnya. Dibalas Marcel dengan senyuman saja.

"Norak lu pada! " seru Leo menghentikan kehebohan kelasnya.

"Paan si lo ikan asin. Huu, " sorak para cewek. "Marcel, drum kamu mantab. Saranghae(5). Tapi aku lebih mencintai vokalis Romeo sih.  Hehe, " kata Fasya salah satu fangirl dari Romeo.

"Baiklah, selanjutnya. " Bu Tuti melanjutkan penilaian pada siswanya. Sampai dua nama yang tak kunjung datang saat dipanggil, membuat kening Bu Tuti terlipat.

"Alfin? " tak ada jawaban. "Andika? Kemana mereka Farhan? "

Farhan menggeleng. "Saya tidak tahu bu. "

Bu Tuti menggebrak meja penuh amarah. "Berani sekali membolos saat evaluasi! Farhan, cari mereka! " bentaknya.

"Ba-baik bu. " kata Farhan langsung ngibrit keluar.

Farhan sudah berjalan menyusuri koridor kelas 10. Ia melihat jam tangannya, 10 menit lagi jam pelajaran Bu Tuti selesai. Dan, seperti sudah ditakdirkan, dua orang yang dicarinya berlari dari arah parkiran menuju ruang musik. Melewati Farhan.

"Kalian darimana aja? Hei, tunggu! " seru Farhan lalu mengikuti keduanya dengan berlari. Secepat mungkin agar Bu Tuti tidak semakin ngamuk.

Beberapa siswa dari balik kelasnya yang membosankan menyaksikan aksi lari-larian itu penuh ingin tahu.

Sesampai di kelas Musik ketiga cowok yang habis lari itu mengatur nafas agar kembali normal. Alfin segera meluruskan badannya dan berjalan dengan kewibawaan terjaga mendekati Bu Tuti.

"Maaf Bu, kami terlambat. Kami habis menjalankan tugas penting Bu. " kata Alfin dengan suara sestabil mungkin.

"Nanti saja alasanmu Alfin! Sekarang waktunya penilaian! " kata Bu Tuti tegas.

Alfin mengangguk mantab dan mengambil posisi. Sementara Dika dan Farhan masih mengantur nafas, ketua kelas mereka malah sudah memetik gitar memasuki intro lagunya.

Setelah beberapa saat intro, ia menyenandungkan lirik dari lagu tersebut yang membuat seisi kelas hening dan hanyut.

Baru pertama kali Dika mendengar suara Alfin. Dan Dika tidak bisa bilang tidak bagus pada suaranya. Kenyataannya lagu dari Lauv&Troye Sivan berjudul I'm so tired tersebut dibawakan dengan hampir sempurna oleh Alfin. Lagi-lagi Alfin membuat semuanya terpukau.




Glosarium:
1. MWM = Most Wanted Mans

2. Drum set = alat musik modern yang mementingkan teknik pukulan dalam memainlannya. Terdiri dari Snare, tom1, tom2, hit-hat, dan floor tom.

3. Stroke roll = teknik memukuk drum set. Terdiri dari Single stroke roll, double stroke roll, dan Tripple stroke roll. Lha disini karena Marcel belum seahli musisi legendaris dia memperpadukan Single dan Double stroke roll saja. Atau bisa dikenal dengan teknik Paradiddle.

4. Flame = salah satu teknik memukul drum set juga. Teknik ini adalah memukul head pada bagian drum set seperti snare dan tom-tom dengan menggunakan dua stik ya. Yang mana salah satu stik dipukulkan kemudian menyusul stik yang lain. Pukulan stik kedua lebih keras dari pukulan stik yang pertama ya guys.

5. Saranghae = kata ini sudah familiar.  Artinya 'aku cinta kamu' dari bahasa Korea.

Sekian untuk chapter ini. Mengenai alasan Alfin terlambat akan dibahas di chapter selanjutnya..  Dadaaah 👋👋👋

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top