Chapter 14 : Cover Boy

Nadya Aliandri.

Ketua Mading SMU Umja itu, menyusuri koridor menuju kelas Alfin. Siswi senior yang sudah menduduki tingkat akhir tersebut memang tak terlalu diketahui. Karena aktifitas mading sedikit terbatas. Namun ide-ide Alfin seperti membuka bazar, atau lomba menulis karangan untuk dimuat di majalah membuat mading sedikit mempunyai penggemar. Dia gemas ingin Segera mentitah Alfin menggantikan dirinya. Tapi cowok itu malah memilih bebas dan tak mau menjadi ketua ekskul manapun. Sejauh ini, mungkin masih belum.

Jam istirahat pertama hampir berakhir. Ia sempatkan untuk memberitahu Alfin tentang rencana barunya mengenai pemilihan Cover bulan ini. Selama ini cover mereka hanya gedung sekolah atau ruang favorit. Mungkin saja siswa dan siswi merasa jenuh.

"Alfin! " sapa Nadya di ambang pintu ruang kelas Alfin. Cowok itu sedang membagikan selebaran kertas kosong.

"Ada apa, kak? " Alfin bertanya. Tingginya sudah menjulang melampaui diri Nadya. Tapi sikap Alfin sangatlah manis dan sopan.

"Nanti sore rapat mading ya? "

"Pertemuannya bukannya besok sore kak? "

"Rapat penting Fin. Pliiis.  Dateng ya? " mohon Nadya. Biarlah dia jadi pengemis pada juniornya yang berharga ini.

"Insyaallah ya kak? "

"O ya. Sama kamu handle pemilihan buat cover boy majalah bulan depan ya? Nanti aku kirim syarat dan ketentuannya. "

"Iya deh kak. " kata Alfin menyetujui. Dia tak tega pada kakak kelasnya yang memohon ini.

"Terimakasih Fin. "

"Sama-sama kak. "

Setelah kepergian Nadya, Alfin melanjutkan membagikan kertas kosong pada teman-temannya.

"Kenapa tuh Kak Nadya Fin? " Marcel sang drummer bertanya kepo.

"Ngasih tahu nanti sore ada rapat mading. " Alfin kembali duduk di kursinya di samping Andika.

"Ntar sore kita latihan band buat pentas ultah sekolah Fiiin! " kata Leo sedikit kesal. Ia satu meja dengan Marsel di depan Alfin dan Andika.

"Nanti agak malemman ya? "

"Ya udahlah, terserah elo! "

Notif wa dari Nadya masuk di hp Alfin. Tapi karena bel berbunyi dan guru mapel seni rupa sudah masuk, ia mematikan hp-nya dulu demi menunaikan kewajibannya sebagai pelajar.

***

Syarat dan ketentuan.

-Cowok
-Foto full body
-Memiliki pose dan gestur yang menarik
-Tema:bebas

Alfin membaca WA dari Nadya. Syarat dari ketua Mading untuk seleksi Cover Majalah bulanan SMU Umja.

Band Romeo sedang berlatih di rumah Alfin. Papa Raihan sudah memfasilitasi ruang latihan kedap suara di rumah Alfin. Band Romeo terbentuk dan terlahir di sana. Mereka sudah menerima beberapa undangan untuk menjadi penghibur dalam acara ulang tahun atau momen istimewa seperti lamaran di cafe atau tempat romantis. Upah masih naik turun tergantung dari clien mereka.
Lumayan, part time di Romeo menghasilkan rupiah dan juga fans.

"Siapa Fin? " tanya Dika. Cowok satu itu masih saja setia kintil dengan Alfin. Bahkan notif wa saja Andika Kepo.

"Kalau ini dari Ayu, lo masih mau tau? " Alfin berkata sengak.

"Ellah. Pengen, tapi dikit. Tapi tadi bukan Ayu. K Nadya. Hayoo siapa? Tikungan lo? "

"Ketua mading o'on! " jawab si Leo nimbrung.

"Tau nih kucrut. Jangan bikin hoax ya elo! " tambah Marcel menimpali. "dari kemaren ngikut mulu lo kayak uler! "

"Berisik! Orang logistik gue yang atur juga. Keberadaan gue juga keuntungan buat kalian tau! " seloroh Dika membela dirinya sendiri.

"Kalian ada yang minat jadi cover boy nggak? Pendaftaran dan seleksi foto di tutup tanggal 20 Agustus nanti." Alfin menginfokan. "Kalian orang pertama yang dapat info. Gue bahkan belom nempel pengumuman di mading. "

"Bener Fin? Endurs..  Gue cocok banget tuh. " Leo berkata dengan PD-nya. Cowok keturunan Kebumen itu mengusap rambutnya ke belakang dengam bergaya.

"Najong. Yang ada lo cocoknya coverin 'Jual Pakan Burung'. Muka lu pas tuh. " sergah Marcel yang memang punya wajah sedikit lebih bersih daripada Leo yang banyak bintang kejoranya.

"Yeee.. Ngece aja lu. "

"Udaaah udah. Nggak ada faedah kalean berantem. " lerai Andika. "Udah gue pesenin Nasgor lu pada di Gifood."

"Bener Dik? Nah gitu dong." kata Leo mengusap perutnya.

"Eh, Leo tadi gue pesenin ikan asin sama nasi putih. " kata Dika memasang tampang serius.

"Tanjiirr lu pada..  Semua bully gua. Fin! Fin bantu gua ngapa? " Leo mencari-cari sosok Alfin. Tapi si tuan rumah tak kelihatan batang hidungnya. "Dik, mana si Alfin. "

"Tadi di sebelah gue." Dika menoleh ke belakang. "Baru semenit lalu lhoh. Cepet amat ngilangnya."

Dalam keadaan bingung dan lapar, ketiganya didekati Bi Lela sambil membawa secarik kertas.

"Den Andika, Den Leo, Den Marcel. Ada surat dari Tuan Muda Alfin. " kata Bi Lela.

"Buset dah. Kagak biasanya tuh. " kata Marcel. "Kenapa si Tuan muda Alfin Bi? "

"Bibi hanya dititipin surat itu Den Marcel. "

Dika menerima memo berukuran 8 * 8 cm itu. Membaca isinya keras agar didengarkan semua pemilik telinga.

"HABIS MAKAN LANGSUNG PULANG AJA! NGGAK USAH PAMIT GUE! GUE SUDAH TIDUR DI KAMAR. NGANTUK! "

"Astaghfirullahadziiiim.. Si Alfin mah kebangetan. " komen Marcel. "Dikira kita jelangkung datang tak diundang pulang tak diantar apa. "

Tak lama, bel di depan berbunyi. Mas-mas Gifood sudah datang membawa orderan Dika. Anggota Romeo yang tersisa makan malam masih diselingi guyonan.

"Hp Alfin mati. Nggak aktif. " kata Leo. "Dia kenapa yak? "

"Udah, Alfin kan emang gitu. Selalu on time. Jam tidur aja di jadwal. Lo nggak liat noh jam berapa? Jam sepuluh. " kata Marcel.

"Apa kita nginep aja? " usul Leo.

"Ogaaah. .  Bonyok bisa nyariin gue. Lo aja. " tolak Marcel.

"Lo gimana Dik? "

"Rumah gue satu blok sama rumah ini. Gue pulang aja. " kata Dika.

"Ya udalah. "

Setelah selesai makan dan berpamitan pada Bi Lela, mereka pulang ke rumah masing-masing.

Sementara itu, di kamarnya, Alfin mengetik pengumuman yang akan ditempel di mading sekolah perihal seleksi foto cover boy. Dan mengedit beberapa naskah yang dikirim anggota mading untuk dimuat di majalah. Masalah penempatan naskah dan gambar akan dipoles lagi si pemilik otak design grafis yang bernama Dayana. IT berharga yang dimiliki SMU Umja. 

"Uuuugh.. " Alfin meluruskan Punggungnya. Sudah jam setengah 12 ternyata. Sudah 2 jam lebih dia di depan komputer. Pantas saja matanya sangat lelah. Segera ia menyimpan file dan berjalan ke pulau dambaan semua orang.




Hai sahabat Alfin..  Selamat menikmati kisah hidup Alfin yaaah.. 
😛😴


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top