Chap. 17 : Debat Rapat
Bel jam terakhir berbunyi. Agenda rapat tahunan kali ini memang diadakan lebih awal. Karena, yang sudah-sudah memakan waktu sampai senja hari. Kasihan anak-anak yang rumahnya jauh jika rapat berakhir terlalu malam.
Vicky selaku ketos periode 2017/2018 maju ke depan untuk memberi sambutan. Beberapa guru juga menghadiri rapat untuk memantau kegiatan para siswa mereka.
Rapat tahunan dihadiri oleh semua pengurus OSIS, pengurus MPK(Matra Perwakilan Kelas) dan para guru.
Bapak Suciono S ,Pd selaku kepala sekolah, Bp. Muji S.Pd (Pembina OSIS) , Ibu Rani S. Pdg (Pembina Sekbid VII), Bp Soni S. S (Pembina Sekbid IV).
Semua anggota OSIS dan MPK yang hadir nemenuhi ruang laboratorium IPA yang disulap menjadi ruang rapat yang tertutup.
Setelah Vicky memberikan sambutan, rapat berlangsung. Hal yang akan dibahas didalam rapat adalah pemilu di bulan Agustus nanti mengenai ketos periode 2018/2019.
Dan pembentukan Pengurus MPK yang baru.
Semua anak aktif memberikan gagasan dan pendapat mereka sehingga beberapa kali terjadi perdebatan sengit. Pak Suciono sering menengahi debat siswanya saat tak kunjung menemukan titik.
Banyak sekali agenda di bulan Agustus.
"Kandidat Ketos tahun ini:
Rahmadan Akbar dari kelas XI IPA A
Alfin Indra S dari XI Bahasa B
Ardra Avova dari XI IPA B
Yang terpilih memjadi kandidat tidak bisa mengundurkan diri. Dan segera membuat visi dan misi menjelang pemilu. Kampanye dilakukan di setiap kelas. " kata Vicky.
"Ouch!"
"Kenapa Fin? " tanya Farhan yang duduk di samping Alfin.
"Nggak tahu. Ada gunung runtuh rasanya. " kata Alfin sambil tertawa.
Farhan yang belum mengerti kegelisagan Alfin hanya ber oh ringan.
"Saya menolak Alfin menjadi calon ketos periode selanjutnya! " seseorang memecah argumen Vicky.
Seorang siswa senior berdiri dari tempat duduknya. Posisinya cukup kuat di sekolah. Sebagai Ketua MPK yang cukup berpengaruh menangani masalah kesiswaan dan kampanye-kampanye di sekolah. Dia adalah Damas. Selama ini terkenal selalu memyelisihi pendapat Ketos satu periodenya.
"Kenapa Dam? "
"Saya usulkan kandidat ketos Rahmadan dan Vova saja. Dan kandidat MPK adalah Alfin dan Bima kemudian akan diputuskan melalui rapat tertutup MPK! " putus Damas seolah itu adalah vinal.
Vicky memandang Damas jengkel. "Saya tidak setuju! Biarkan Alfin ikut kampanye Ketos saja! "
"Vic! Perhitunganku Rahma dan Vova cukup mumpuni, kenapa harus ditambah Alfin?! Justru aku ingin memfinalkan Alfin sebagai ketua MPK saja. Atau kalau kau mau, kau saja yang menjabat sebagai ketos sampai lulus? " kata Damas. Guru-guru masih menyimak tabrakan argumen kedua siswanya.
"Terbukalah sedikit Damas! MPK adalah organisasi dibawah OSIS. Kita bisa memfinalkan putusan dengan menunjuk Bima sebagai penggantimu. Dan membentuk pengurus secara garis besar. Tak perlu debat panjang seperti ini! "
"MAtra Perwakilan Kelas bertugas mengawasi kinerja kepengurusan OSIS. Dan saya meminta tim MPO untuk mempertimbangkan pendapat saya untuk menunjuk Alfin sebagai Ketua MPK dalam satu tahun periode ini! "
"Hentikan Damas! " desis Vicky.
Damas malah balik menatap. "Kau yang hentikan Vicky! Pikiranmu sempit! "
"Cukup kalian berdua! " Pak Suciono menengahi karena merasakan percikan petir diantara keduanya. Susasana yang menegang akibat dua ketua yang ngeyel tadi segera dicairkan Pak Suciono.
"Rapat break dulu 15 menit. MPO (Majelis Pembina OsIS) akan membahas secara tertutup. " kemuadian diskusi kecil terjadi diantara para guru.
"Selamat ya Fin! " kata Farhan sambil nyerngir kuda. Farhan adalah wakil ketua kelas dari kelas Alfin.
"Asemm.. Ngeledek lo? Hidup gue udah penuh gunung. " gerutu Alfin.
"Iya. Sekarang lautan. Hehe.. "
"Ouch.. Ya Ampun! " Alfin mengacak rambutnya.
Disaat break, Vicky mendekati meja tempat Damas duduk. Kebetulan meja Alfin dan Farhan dibelakang Damas sehingga cukup bisa mendengar obrolan mereka.
"Lu mau cari ribut sama gua Mas? " kata Vicky dengan intonasi rendah namun tajam.
"Enggak. Bebas dong, ini kan debat rapat? "
"Tapi sikap lo kekanak-kanakkan!"
"Lo yang kekanakan! Ngalah dong! Kasihan tuh adik kelas nggak bisa pakai jurus Kagebunshin! " seru Damas sewot.
"Bangke lu. "
"Serah gue nyet!"
Vicky kembali kekursinya untuk menenangkan diri. Siswa senior yang sebentar lagi menghadapi Ujian Negara itu menghela napas cape karena menghadapi Damas yang selalu bentrok dengan dirinya. Ia tahu, bukan Karena nasib naasnya Alfin dibuat rebutan, tetapi emang sifatnya Damas yang suka aneh-aneh. Dan yang lebih mengesalkan merendahkan dirinya didepan para anggota. Apa kata Damas? Pikirannya sempit? Bah!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top