Chapter 6 : Desa Mulia

"Ah, manusia!"

"Hm?" seorang petani menoleh ke arah semak - semak saat mendengar suara aneh. "Apakah aku salah dengar?"

Dia lanjut menanam piada, tetapi semak - semak di sana berbunyi lagi. "Gluk," dengan perasaan takut bercampur penasaran, dia mendekat dan memelankan langkahnya untuk menangkap apapun yang berada di semak - semak.

Tiba - tiba sebuah slime melompat. Dia berteriak histeris, "MONSTER!" lalu memukul - mukul segala yang ada di hadapannya dengan sabit dan mata tertutup.

Melihat petani itu memukul - mukul angin, slime itu menatap dengan heran. Mengikuti jejak slime itu, seorang pria keluar dari semak - semak. "Ah, manusia!"

Petani itu berhenti. Dia menjadi tenang dan mengintip sedikit, "hm?" dia memperhatikan pakaian pria itu dari bawah hingga atas.

"Ada apa, paman?" tanya pemuda itu.

Setelah yakin bahwa dia manusia, pria itu merasa lega. "Tidak, tidak apa - apa. Aku hanya sedikit terkejut tadi."

"Oh, maafkan kami telah mengagetkanmu."

"Eh, aku yang seharusnya minta maaf, hampir saja membuat kalian celaka."

Petani itu menunduk, menatap slime itu dengan senyuman. "Maaf ya, slime kecil," ucapnya sambil mengelus slime itu. Tampaknya slime itu merasa senang.

"Ada apa?" tanya Pak Petani saat melihat pria itu berdiri terdiam. "Tidak, tidak ada apa - apa."

Pak Petani memperhatikan slime itu lagi. "Tidak salah lagi, pasti dia slime spesial, ya."

"Eh, bapak benar. Bagaimana bapak bisa tahu?"

Pak Petani tersenyum, "haha, dulu ada seorang petualang yang datang ke desaku untuk menginap sebentar. Dia juga memiliki slime, tetapi slime itu tampak aneh."

"Aneh? Aneh bagaimana?"

"Slime biasa tidak akan mau dekat - dekat dengan semak karena itu dapat berbahaya bagi tubuh lembut mereka. Namun karena slime miliknya dan milikmu bisa masuk dan keluar dengan mudah, itu pasti kuat atau jenis spesial."

"Ah ... bapak berpengalaman juga, ya."

Pak Petani senyum lagi, "awalnya aku ingin menjadi petualang, tapi karena letak kota dengan desa ini cukup jauh, membutuhkan banyak biaya untuk melakukan perjalanan."

"Begitu ...."

"Jadi," Pak Petani itu mengangkat si slime, "dia slime spesial jenis apa?"

"Um ... dia dapat berbicara."

"... eh?!" Pak Petani terkejut dan tidak sengaja melemparnya. Pria itu menangkap si slime.

"Maaf! Maaf!"

Pria itu tertawa, "tidak apa - apa. Siapapun pasti akan kaget mendengarnya."

"Serius dia dapat berbicara ...?" tanya Pak Petani sambil menatap si slime.

"Iya. Namanya Lilvy, kutemukan di saat aku sedang berjalan - jalan di hutan."

"Oh, apakah kamu sedang mengerjakan sebuah quest?"

"Em ... tidak, saat ini aku belum mendaftar sebagai petualang secara resmi."

Pak Petani itu kaget, "memiliki peliharaan monster sebelum menjadi petualang itu hal ilegal! Kamu bisa dihukum berat jika ada yang mengetahui."

"Kata temanku, ada pengecualian khusus untuk orang yang tinggal jauh dari peradaban. Aku berasal dari ujungnya seberang hutan di seberang sana," ucap pria itu menunjuk ke hutan belakang semak tempat mereka keluar.

"Apa ...," Pak Petani sangat terkejut. Hutan yang berada di seberang sana adalah ....

"Nak, siapa namamu?"

"Namaku Avlion. Kalau bapak?"

"Namaku Alsan. Panggil saja Pak Batu. Siapa nama dan di mana rekanmu saat ini?"

"Oh, kami berpisah beberapa saat sebelum ini. Dia mengikuti arus sungai untuk mencari ikan sementara aku memeriksa sekitar, namanya Iona."

"Iona ... baiklah. Ikuti aku."

Mereka bertiga berjalan di atas tanah kering tanpa rerumputan yang membentuk jalur di antara tepi hutan dan sawah luas.

"Pak, kenapa kamu dipanggil Pak Batu?"

"Ah ... itu masih berkaitan dengan mimpiku. Sejujurnya, sampai sekarang aku tetap ingin menjadi petualang. Karena kemauanku yang kuat, para warga menganggapku keras kepala dan memanggilku Pak Batu."

"Hm ... bagaimana jika bapak ikut kami untuk mendaftar menjadi?"

"Ahaha, kedengarannya bagus, tapi fisikku sudah tidak kuat. Aku punya cara lain."

Mereka perlahan - lahan melihat sebuah sungai yang mengalir di tengah sawah. Di sana terlihat dua orang perempuan yang sedang berkumpul.

"Ah, itu mereka," ucap Pak Batu.

Di dekat sungai, seorang wanita tua dengan gadis muda sedang menimba air. Wanita tua itu bercerita tentang kondisi hidupnya yang sedang tidak baik - baik saja.

Rerumputan tinggi di sekitar membuat udara di sekitar sana sejuk dan pemandangan indah. Beberapa teratai tumbuh di sungai. Itu langka.

"... maaf, aku tidak tahu harus berkata apa."

"Haha, tidak, tidak apa - apa. Sudah 40 tahun aku hidup, sepertinya memang takdir."

"...."

Pembicaraan menjadi canggung. Si gadis tidak bisa menanggapi kata - kata dari wanita tua.

"Tapi ya ... aku menyayangi mereka, satu - satunya hal yang kupikirkan adalah cara untuk tidak membuat mereka sedih apabila saat itu telah tiba."

"Bu!"

Wanita tua itu terkejut, dia menoleh ke belakang dan mendapati pria yang dikenalnya terlihat cemas. "Eh, pak! Ada apa?"

"Ibu tidak boleh mengatakan hal seperti itu! Jangan berbicara yang tidak - tidak."

"... kita sudah tua, pak. Sebentar lagi mata kita akan tertutup."

"Walau begitu, bukan berarti—"

"Aku tahu, pak. Namun, kita juga tidak boleh menutup mata. Hal yang kubahas dengan gadis ini adalah cara agar Aro tidak bersedih ketika kita meninggalkan dia suatu saat nanti."

"...."

Di tengah kesunyian itu, Avlion menarik tangan gadis muda itu. "Iona, boleh bicara sebentar?"

Gadis muda itu, Iona hanya menurut dan mengikuti langkah Avlion. Pasangan tua itu menyadari telah keberadaan mereka telah hilang.

Pak Batu berbicara, "mereka adalah orang - orang yang ingin mendaftar menjadi petualang. Kita harus mengantarkan mereka ke balai desa."

"Hah?! Bukankah bapak ingat kalau orang luar dilarang masuk ke desa!"

"...."

"Tidak hanya itu, siapapun yang berani pergi keluarganya akan diburu dan dipenggal mati!"

"... hanya namanya saja Desa Mulia, tapi isinya orang - orang biadab."

"... kamu teringat lagi dengan insiden itu? ... insiden di mana teman baikmu—"

"cukup!"

"... maaf."

Petani itu melihat ke rerumputan tinggi di belakang. Seekor slime melompat - lompat sehingga mudah dilihat. "Biarkan saja, merek akan menemukan jalannya sendiri."

"Bapak yakin? Kukira kamu akan menghentikan mereka sebelum tragedi itu terulang kembali ...."

"Tidak, itu tidak mungkin. Mereka berasal dari 'sana'. Kali ini berbeda, dia tidak selemah itu."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top