U : Untouchable

Ada kalanya kau tidak menyukai kekuatan Infinity Satoru. Alasannya? Tentu saja karena pukulanmu tidak akan pernah mengenai pria itu jika dia mengaktifkan kekuatannya tersebut.

Kali ini kau mencoba menerjang tubuh Satoru. Dan, hell. Kau bahkan tidak percaya bahwa itu berhasil hingga pria itu kini jatuh membentur tatami. Kakimu mengangkangi tubuhnya, melayang sekitar tiga inci di atas tubuh Satoru. Dengan kesal, kau menekan pedang terkutukmu ke lehernya. Perlahan menusuk melalui lapisan ketidakterbatasan, tidak pernah menyentuh kulitnya. Dia bisa saja mengelak atau mengalihkanmu sebelum kau menjatuhkannya tadi. Tidak ada yang mustahil untuk penyihir terkuat 'kan? Lalu mengapa dia membiarkanmu menjatuhkannya seperti ini?

Perasaanmu jadi tidak enak.

Kau meletakkan dagumu di gagang, mengetuk jarimu seirama dengan senandungmu. Pisau mendekat, setengah dari satu inci tersisa di antara itu dan Satoru. Tubuhmu pun otomatis semakin mendekat padanya.

"Kita bisa tinggal di sini sepanjang hari, kau tahu?" ucapmu dengan seringai. Egomu menolak untuk memberinya kemenangan dalam kompetisi apa pun yang dia pikir sedang terjadi.

Satoru terkekeh dan mencium rambutmu yang jatuh ke arahnya, "Aku ingin sekali."

Kau tidak bisa mencegah dirimu untuk tidak tersipu. Sialan. Bahkan di saat seperti ini dia masih sempat menggodamu?!

"Kita sedang bertarung, ingat?" desismu di telinganya. "Aku memegang pedang di lehermu, dasar kau sombong."

"Benarkah?" Satoru menyeringai. Tangannya dengan ringan menyentuh bilah pedang yang tidak akan bisa melukainya. "Kalau begitu, lakukan apa yang kau mau."

Secepat itu terjadi. Pedangmu sudah terbang ke sudut ruangan. Sialan Gojo Satoru. Kapan dia melakukannya?

Kau terlalu terpaku pada pedangmu yang tergeletak di lantai, hingga tidak menyadari bahwa tanganmu telah terjalin dengan tangannya. Bahkan wajah kalian pun sudah begitu dekat.

Tubuhmu yang jatuh ke tubuh Satoru membuktikan bahwa pria itu telah melepaskan efek infinity-nya. Tidak ada lagi energi terkutuk yang memisahkan kalian seperti sebelumnya.

Kau bisa merasakan detak jantung Satoru menyamai detak jantungmu dalam hal kecepatan. Dalam jarak sedekat ini, kau bisa dengan jelas melihat senyum penuh kemenangannya.

"Kau kalah lagi, [Name]."

Layaknya anak kecil yang dibelikan balon oleh ayahnya, Satoru berseri-seri menatapmu. Tangannya bergerak untuk menyentuh wajahmu. Dan dalam hitungan detik, bibirnya sudah terkunci dengan bibirmu.

Tuhan, kau bersumpah, jantungmu akan melompat keluar sekarang juga.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top