ACT II: CHAPTER 6
Westfold azmat dengan keresahan di publik tatkala berita soal Opsir Fischer yang dibunuh secara tragis menyebar di kota seperti virus. Dari bagaimana keadaan opsir malang tersebut, jelas itu menimbulkann kekhawatiran besar di publik terutama di sekitar tempat tinggal Yoongi Fischerโdan mereka mulai menduga-duga tetangga masing-masing yang barangkali menjadi tersangka. Tapi untungnya lebih banyak yang memberikan dugaan bahwa pelakunya hanyalah orang-orang kriminal yang kebetulan sudah bebas dari tahanan; katanya Opsir Fischer memang sangat keras pada orang-orang di sel.
Dan dikala polemik besar itu, Madison terpuruk di dalam kamar, tatkala Jung Taehyung tengah berada di markas kepolisian untuk urusan interogasi. Harusnya Madison ikut sebab ia juga ikut menanyakan keberadaan Yoongi, tetapi Taehyung memaksa Madison untuk diam di rumah dan secara harfiah menguatkan ego bahwa Taehyung yang akan menanggung responsibiliti ini. Lagipula Madison tengah berada di dalam level terbawah, apalagi sebab efek embrio yang berada di dalam perut.
Madison merasa sangat bersalah. Ia terlalu memikirkan Jisa hingga melupakan Yoongi, salah satu teman terbaiknyaโdan teman paling normal yang pernah ia miliki. Ia membiarkan mayat Yoongi eksis tragis di dalam rumah selama tiga hari hingga secara otomatis dalam kurun waktu tersebut absolut membuat rumah menjadi penuh dengan aroma menjijikan. Tak aneh jika salah satu tetangga yang kebetulan selalu memberikan pancake di hari Rabu pada Yoongi langsung pingsan saat baru melangkah masuk ke dalam rumah sekitar tiga langkah. Demi Tuhan, aromatiknya sangat kuat. Mungkin tidak sebanding dengan seribu mayat peperangan, tetapi satu mayat yang dibiarkan selama tiga hari sudah cukup membuat kengerian besar.
Dan ngomong-ngomong soal kaki milik Opsir Fischer, Taehyung dan Madison sepakat untuk membuangnya ke laut di pinggir kota Westfold. Itu cara yang bagus untuk membuang kecurigaan besar, kendati terdengar seperti psikopat baru lahir. Tapi jelas itu lebih baik ketimbang harus membakarnya seolah tengah membakar seekor ayam atau babi guling. Laut bisa menyembunyikannya hingga ke titik terdalam, tersapu jauh-jauh hingga ke spot osean yang tidak terjangkau, atau bahkan langsung dimakan oleh mamalia lautan.
Normal jika Madison kembali jatuh dan rapuh. Ia berdosa.
Madison meringkuk seperti nenek tua yang tak memiliki spirit. Tubuhnya bervibrasi kuat antara influensi rasa takut dan tangisan. Ia kembali mengingat darah yang mengalir dan terjun bebas dari bagian ujung pahaโmerah, kental, dan berbau khasโ; lagi, perut dengan sobekan cukup besar hingga visualisasinya nampak seperti coklat kental yang melumer keluar dari roti; dan satu lagi, tulisan dengan konteks ancaman itu lagi yang katanyaโMadison akan mendapatkan bagian tubuh lainnya jika ia tidak segera memublikasikan kebohongan yang ia tutupi. Kalau mau mengandalkan ingatan, Madison membanggakan abiliti tersebut; ia mudah mengingat. Namun, dalam konteks seperti ini, Madison membencinya. Ia ingin segera melupakan memorial soal badan kucing tanpa kepala ataupun kaki milik Opsir Fischer.
Lantas tahu-tahu Madison dikejutkan oleh dering ponsel, sebuah panggilan, bukan pesan anonimos lagi. Dan Madison meyakini bahwa itu bukanlah bersumber dari orang tak dikenal, karena tidak mungkin mereka memilih untuk membuat panggilan dan memublikasikan suara; ini pasti orang lain, dan Madison benar. Itu Jungkook Scheiffer, salah satu orang yang akan histerik atas tragedi yang menimpa Yoongi Fishcer. Tatkala Madison tak dapat berpikiran warasโlantaran ia sangat yakin bahwa serebrumnya malfungsiโia berharap bahwa Jungkook bisa menempatkan diri; menghormati situasi dan tidak memancing kebodohan.
Pria di sana menghirup udara kuat-kuat dan Madison bisa mendengarkan itu dengan jelas, bahkan ketika Jungkook telak membuang napasnya. โSebenarnya apa yang terjadi?โ Ada aksen ketakutan dan panik di sana. Oh, ayolah, mungkin Jungkook bisa dengan mudahnya memberikan boneka horor pada Madison, tetapi ia tetap akan menjadi sebuah kerupuk alot jika dihadapkan pada kengerian level atas yang terkoneksi akan aktivitas teror dan pembunuhan.
โAku tidak tahu,โ balas Madison pelan. Berbohong dengan tujuan agar polemik rumahnya tidak sampai pada orang lain. Cukup Jimin saja yang mengetahuinya.
Jungkook tertawa dengan napas tersenggal. โAku tahu kau sedang berbohong,โ katanya.
Sayangnya Madison memang tidak pandai berbohong. Itu mengapa ia selalu jujur.
โSeseorang kontak anonimos mengirimi pesan aneh setelah informasi kematian Opsir Fischer tersebar.โ Dan Madison berhenti hidup; bukan dalam artian sebenarnya, tetapi ia merasa sangat kosong setelah Jungkook mengucapkan hal itu. Maksudnyaโsekarang apa lagi? Mengapa seorang bajingan konyol seperti Jungkook Scheiffer harus dilibatkan? Barangkali pikiran Madison terlalu buruk hingga otomatis memikirkan Jungkook yang mendadak mengikuti takdir Opsir Fischer. Hanya saja, meskipun Jungkook itu bajingan yang satu garis dengan setan, terkadang konyol seperti badut ulang tahun, ia tidak pantas mati seperti itu. Opsir Fischer tentunya lebih tidak pantas; ia manusia suci.
Setelahnya Madison belum mau memberikan respon karena tubuh dan pikirannya masih stagnan. Maka di situ Jungkook yang berbicara, menambahkan perkataannya sendiri, โTidak ada waktu untuk mereportase berita Opsir Fischer. Lebih baik kau pikirkan cara untuk menyelamatkan diri. Sekarang giliranmu, Scheiffer. From J.โ Jungkook menjeda selama dua detik. Berikutnya, Jungkook meloloskan suara lemah dan takut. โBegitu yang tertera dalam pesannya.โ
Oh, jangan lagi.
Bukankah itu setidaknya memaparkan dengan jelas bahwa Jungkook Scheiffer bukanlah tersangka atas semua ini? Asumsi Taehyung perihal Jungkook salah besar karena pada kenyataannya Jungkook menerima bentukan ancaman.
Setelah menghabiskan waktu lebih dari yang Madison harapkan, kenya itu mulai mengambil napas untuk angkat bicara. โSekarang kau di mana?โ
โMasih di kantor.โ
โMaka kau aman.โ Entah kenapa Madison membalas begitu.
โApa?โ Jungkook membalas tidak percaya, suaranya agak meninggi. โHei, dengan ancaman seperti itu, aku bahkan tidak bisa bernapas dengan tenang walaupun saat ini banyak orang disekelilingku. Kauโkau membalas sesantai itu?โ
Pada hakikatnya, Jungkook Scheiffer bisa lebih eksesif dibandingkan perempuan.
โYa, karena Opsir Fischer dibunuh saat tengah sendirian. Kantor tempat yang aman. Dan jika kau merasakan insekuritas dengan kadar tinggi, pergilah ke markas kepolisian.โ Entah kenapa Madison membalas begitu, ia juga bingung. Madison bahkan refleks menggerakkan kaki tanda gelebah. Madison akan dengan senang hati menerima Jungkook di rumahnya, karena Madison pikir rumahnya amanโMadison dan Taehyung tidak mengalami hal buruk hingga detik ini. Namun, ia tahu bahwa Jung Taehyung tidak akan pernah menerima eksistensi pria yang menginap di rumah, bahkan kakaknya sendiri alias si Jung Jimin. Madison pikir, Taehyung masih mengkhawatirkan sesuatu yang berkaitan dengan gaya hidup liberal Madison terdahulu, makanya ia bersikap seperti itu. Jadi, secara otomatis Madison memberikan opsi tinggal di kantor atau meminta pengamanan di markas kepolisian.
โKauโsialan, lagipula kenapa dia memilih aku?โ
Madison juga tidak tahu.
โAku berteman dengan Yoongi. Kalaupun dia punya problematika dengan spesies psikopat, kenapa aku terlibat?โ Jungkook terus mengeluarkan kuriositasnya.
Madison melihat refleksinya sendiri di cermin. Kenya itu memerhatikan roman redum yang terus-menerus menghitamโdan rasanya Madison bisa merasakan kebusukan di situ. Dia tetap tidak paham dengan plot apik yang dibuat oleh orang anonimas yang super eksentrik ini. Perihal Opsir Fischer, barangkali Madison kapabel memahaminya. Seperti yang diucapkan oleh Taehyung, orang itu tidak membiarkan Madison dan Taehyung mendapatkan bantuan. Tapi kalau Jungkook? Apa mungkin Jungkook terlibat atas kebohongan yang berhubungan dengan Jisa itu? Madison tidak menerima esensi tepatnya.
Maka Madison membuka suara lagi. Peroman lebih menunjukan warna ironis. โAku tidak tahu kenapa kau terlibat dan apakah ancaman itu memang real atau hanya candaan, tapi aku menyayangimu, โฆ tetaplah hidup, Jung.โย
he accidentally helped him
Univers berjalan lebih tidak terstruktur daripada sebelumnya, dan telak tidak bisa diduga-duga. Probabilitas yang dibuat kadang menjadi sia-sia dan tidak berguna. Tuhan memang sangat apik memberikan inti sari dari sebuah karma; sebuah balasan yang paling cocok dengan dosa masa lampau yang secara tidak sengaja dibuat.
Saat ini Jung Madison Bee lagi-lagi duduk di depan refelktor dengan iras yang tidak meloloskan arti hidup. Madison seperti mati. Jika memang ia memiliki kesalahan di masa lampau yang telak menjadi basis kenapa polemik ini muncul, maka Madison terima-terima saja. Ia menormalisasikan bagaimana keadaan dirinya semakin kacau laiknya tanaman yang tidak diberi cahaya aftab atau air mineral. Madison bahkan lupa kapan ia tersenyum. Kadang-kadang Taehyung memancing Madison untuk setidaknya memunculkan kurva, acapkali menghiburnya, tetapi agaknya tersenyum menjadi lebih sulit daripada yang bisa dibayangkan oleh Madison.
Utamanya setelah beberapa jam lalu tatkala Jungkook Scheiffer meneleponnya dan memublikasikan insekuritasnya, Madison tidak bisa tenang. Ia bahkan mencoba menghubungi pria itu setiap setengah jam hanya untuk memastikan bahwa Jungkook baik-baik saja.
Bagaimana, ya โฆ mungkin Jungkook Scheiffer tidak bisa dikategorikan sebagai manusia paling normal, afiat, dan suci yang Madison kenali. Bahkan pada hakikatnya, Jungkook itu manusia paling mengganggu dan menyebalkan bagi Madison. Contohnya seperti mencuri ketamin milik Madison atau beberapa kali membuat Madison harus memasuki fragmen sulit dengan Jung Jiminโseperti saat Taehyung tengah pergi untuk pekerjaannya dan Jimin mendadak datang untuk melakukan aktivitas seksual hanya karena Jungkook yang terang-terangan memberitahukan keadaan Madison pada Jimin. Namun, Jungkook itu universnya Madison, tidak melebihi Taehyung, tetapi porsinya cukup banyak. Maksudnya, siapapun paham makna dari seorang sahabat yang tulus. Jungkook seperti itu. Tatkala teman-teman Madison menjauhi Madison karena Madison didiagnosa asmaโmeskipun itu bukan penyakit menular, tetapi mereka merendahkan Madison karena alasan ituโ, sementara Jungkook bertahan. Kadang-kadang ia menanyakan keadaan Madison, misalnya seperti: โHei, Maddie, baik-baik saja, kan? Aku baru membaca artikel soal asma. Aku menyayangimu dan aku tidak akan membiarkan asma itu berubah menjadi Tuhan yang kejam.โ Agak konyol, tetapi itu berharga bagi Madison.
Jadi, Madison memang seolah kehilangan indera perasa.
Kemudian, ada suara derit pintu kamar. Taehyung memasuki ruangan dengan segelas susu berada telak di tangannya. Sejemang pria itu menuntun Madison untuk berpindah posisi, yakni duduk bersandar di atas ranjang. Seperdekian sekon, ia menyodorkan likuid afiat itu pada Madison. โMaddie-honnie, thereโs something in your body. Anak kita. Kau tidak melupakan itu, kan?โ
Madison menggeleng, โTidak, Taengie.โ
โLantas kenapa belum meminum ini?โ
โMaaf. Iya, aku lupa.โ Madison membalas. Ia meminum susunya pelan-pelan hingga habis.
Ketika Madison selesai dengan bisnisnya, ia langsung berbaring. Taehyung juga melakukan pergerakan yang sama setelah menyimpan gelas kristal itu di nakas. Secara konkret pria itu kembali menjadi entitas ekstraordinari. Ia membiarkan jemala kenya kirana itu jatuh di atas torso, sementara tangan-tangan Taehyung membelai punggung Madison. Lembut, penuh afeksi; dan jika dikonversikan menjadi rasa, maka itu akan menjadi rasa paling manis di dunia. Beginilah cara Taehyung menghibur dan menurunkan ketegangan pada diri Madison.
โIa akan cemburu,โ gumam Taehyung.
โBagaimana?โ
โKau terlalu memikirkan situasi yang berkaitan dengan Jisa, dan melupakan anak kita.โ
Madison mengernyit heran. โJisa anak kita juga. Apa aku salah?โ
Taehyung terdiam beberapa sekon laiknya ada sesuatu yang mengganjal di kotak suaranya. Kendati pada akhirnya Taehyung dapat membalas sekitar tiga sekon kemudian. โTidak, Maddie. Jisa kita memang mengalami hal berat, itu bukan berarti kau melupakan kandunganmu.โ
โMaaf. Aku salah.โ
Seperti biasanya, Taehyung tidak membuat problematika semacam itu menjadi segmen yang panjang. Pria itu mengecup kening Madison dua kali, bahasa tubuh pertanda bahwa Taehyung memaafkan keteledoran Madison. Katanya ibu punya afiliasi batin yang kuat dengan anaknya? Mungkin itu alasan Madison, apalagi Jisa lebih banyak bersamanya ketimbang satu bakal bayi yang baru menginjak umur tiga minggu.
โTidurlah.โ Taehyung memberikan komando dengan vokal halus.
Madison membalas cepat-cepat dengan kerutan timbul di dahinya. โSeolah kau akan pergi meninggalkanku. Mau ke mana lagi, Taehyung?โ
โMencari Jisa lagi.โ
Madison bungkam sekejap, terlampau bingung mesti membahas apa. Satu hal yang tidak kapabel dipahami oleh Madison adalah bagaimana caranya Taehyung mencari Jisa? Ia tidak memiliki indikasi konkret yang dapat menuntun dia pada hasil finalnya. Pertama-tama, kontak anonimos itu tidak menunjukkan menuju tempat yang pasti karena sepertinya orang itu terus-menerus memodifikasi kontak. Kemudian, bertumpuk-tumpuk karton kumal sama sekali bukan petunjuk yang normal. Tidak mungkin seorang Jung Taehyung menelusuri tiap sisi kota dan mengetuk tiap rumah. Kecuali memang Taehyung diam-diam meminta bantuan atau hal-hal genius lainnya yang tidak bisa dipikirkan oleh Madison, atau mungkin pria itu telah mendapatkan identitas pemilik mobil yang sempat mengancam jiwa Taehyung. Setidaknya Taehyung menepati promis tentang dia yang akan mencari Jisa telak di pagi, siang dan malam.
โMalam ini, bolehkah kalau aku ikut?โ
Taehyung menggeleng, lantas kontinyu membelai surai Madison. โCuaca di luar sangat dingin, Maddie. Aku khawatir asmamu kambuh. Kau juga harus banyak beristirahat untuk dirimu sendiri dan kandunganmu. Jisa menjadi urusanku.โ
โTapiโโ Madison menjeda. โAku takut danโtolong berhati-hati, ya, Taengi. I donโt want to lose you.โ
Pria itu memublikasikan kurva eloknya. โBegitupun aku, Maddie. Aku memasang kamera pengintai di rumah dan itu terhubung dengan ponselku. Jika ada suara atau hal-hal mencurigakan, jangan mencarinya. Terus di kamar, ya.โ Selayang pandang, pria itu telak mengulum labium Madison untuk beberapa saat. Terkesan seperti bahasa perpisahan yang manis, tetapi pada dasarnya hal-hal seperti ini harus dilakukan. Tindakan preventif itu jangan diabaikan.
Tapiใ กsejak kapan Taehyung memasang kamera pengintai? Madison tidak pernah tahu.
Well, lagipula itu tidak penting.
โAku akan kembali,โ ujar Taehyung. โI love you, Maddie.โ
โI love you too, Taehyung.โ
Seperti biasa, Taehyung selalu memberikan afirmasi kuat. โLove you more, Madison.โ
Madison merasakan komposur mengelilingi universnya. Taehyung memberikan impresi manis sebelum mengikutin intensinya sendiri untuk mencari Jisa. Itu agak menakutkan, tetapi pada dasarnya setiap hari Taehyung seperti itu. Jadi, Madison bisa dengan tenang memasuki alam subkonsius tatkala Taehyung keluar dan kembali di jam-jam tertentu hingga saat bangun nanti Madison kapabel merasakan beban agak berat yang merengkuhnyaโtangan-tangan Taehyung.
Madison suka saat ia bisa tertidur lebih cepat karena ia bisa berada di dalam alam bawah sadar lebih lama itu. Itu bermakna bahwa Madison kembali bisa menemui Jisa yang masih setia berada di dalam kerangkeng yang nampak similar seperti iblis. Ia bisa menemui gadis fragil yang senantiasa setia menangis dan menjerit dengan vokal-vokal tidak jelas. Memanggil Madison terus-menerus hingga Madison merasakan bagaimana mimpinya menjadi sebuah mimpi buruk yang lucunya tetap betah disinggahi. Sayang sekali bahwa itu hanyalah mimpi dan ia tidak pernah bisa mencapai kerangkeng dengan deriji-deriji yang rapat itu.
Semenjak polemik ini, tidur dengan mimpi semacam itu adalah keinginan Madison.
Hanya saja, kali ini berbeda. Madison seolah ditarik oleh univers real sehingga membuat jarak besar antara dirinya dan Jisa yang telak berada di dalam kotak kurungan mengerikan itu. Madison kira itu Taehyung yang telah datang dari tugas mulianya sebagai ayah. Madison kira itu Taehyung yang membawanya terbangun dan absolut membuat pertemuan Madison dan Jisa terhenti. Namun, bukan. Bukan Taehyung.
Seharusnya Madison sadar bahwa bagaimanapun univers akan tetap mempermainkannya dan Madison hanyalah bidak tolol. Sedetik setelah ia meraih realitas dengan netra-netra sayu, bukannya mendapatkan aromatik menenangkan khas malam hari, Madison mendapatkan esensi lainnya yang lebih gila. Dan itu secara otomatis membuat Madison mendedau hebat dan jatuh ke lantai dengan perasaan panik hingga asmanya kembali berkunjung dan mencoba menyekik Madison perlahan-lahan.
Ancaman orang anonimos itu selalu benar dan selalu terealisasikan. Pada kenyataannya Madison akan tetap disuguhi hasil kriminalitas dan kesadisan besar. Salah satunya adalah daksa kucing liar. Levelnya menjadi berubah lebih intens dengan hadirnya pembunuhan kejam Opsir Fischer dengan kaki bagian betis yang tahu-tahu berada di kamar Jisa. Lalu kini, gilaโkepala manusia? Orang gila itu membunuh orang, memotong kepalanya, lantas hasil kriminalitasnya disimpan di tempat Jung Taehyung, telak di samping Madison hingga tatkala Madison terbangun beberapa saat lalu, ia konkret disuguhi kepala dengan darah dan figur yang hancur.
Kemudian, satu konklusi besar, Jung Taehyung datang dengan teriakan menggema karena mungkin pria itu benar-benar baru menyadari apa yang terlihat di kamera pengintai. Taehyung datang dengan likuid asin membajiri tubuhnya dengan kening berdarah-darah. Seperti reaksi Madison, pria itu eksesif dengan keterkejutan atas eksistensi kepala tersebut. Sementara Madisonโseperti biasa, ia kembali gelap karena reaksi asma yang membuatnya kembali kehilangan kesadaran.
Normal. Keguncangan yang normal jika mendapatkan kepala tanpa tubuh. Darah. Ketakutan. Aroma anyir. Hasil kejahatan.
Jisa menghilang. Diikat seperti kambing guling.
Darah. Hewan tanpa kepala.
Darah. Kaki yang dipotong.
Darah. Manusia tanpa tubuh.
Sekali lagi, Madison paham bahwa ancaman itu real. Pada kenyataannya, permintaan Madison mengenai pertahanan hidup pada Jungkook berakhir sia-sia. Madison tidak akan menemui Jungkook dalam keadaan hidup selain memori soal kepala dengan figur hancur milik Jungkook Scheiffer.
[TBC]
typonya menjengkelkan pasti.
Bแบกn ฤang ฤแปc truyแปn trรชn: AzTruyen.Top