ACT II: CHAPTER 4

Madison kembali mendapatkan kompleksitas perasaan. Kuantitas rasa panik mendetonasi dalam kalbu dan jumlahnya tidak bisa dianggap enteng. Madison eksesif dengan seluruh posibilitas buruk yang merayap terang-terangan di serebrumnya. Ia tidak akan pernah mendapatkan komposur kendati kini ia berada dalam konstelasi yang terasa penuh sekuritas dan tidak ada tanda-tanda hal yang mencurigakan. Kecuali sebuah fakta bahwa ia kembali sendirian dan itu menambah bebannya sebab tetap saja ia khawatir.

Jisa menghilang.

Darah. Hewan tanpa kepala.

Darah. Kaki yang dipotong.

Orang dari neraka mana yang melakukan hal segila itu?

Taehyung belum sepenuhnya lepas dari habit lama. Madison Jung memang sudah menjadi prioritas dan menjadi sorotan paling utama pria perfek itu. Namun, adakalanya pria itu terlalu berlebihan dalam menghadapi situasi, terutama sesuatu yang berupa pilihan. Kini, satu hal yang paling menjengkelkan soal Jung Taehyung adalah person itu memilih untuk pergi Westfold News Centre ketimbang mendampingi Madison yang notabene tengah dipenuhi rasa insekuritasโ€”terutama sebab ia juga tengah mengandung dan ia lebih banyak membutuhkan Taehyung. Jung Taehyung si pria terhebat memang kadangkala seperti kotoran babi hutan, super keparat.

Hanya saja Madison mencoba untuk memikirkan itu sebagai hal yang mesti dibesar-besarkan. Tak bisa dimungkiri bahwa Madison belingsatan atas predestinasi Taehyung. Madison takut, punya insekuritas sepertiโ€”takut kalau Taehyung menjadi target lainnya dari orang gila tak berkultur yang misterius itu. Madison bahkan masih mengingat dengan jelas perkara visualisasi Opsir dengan integritas tinggi berasma Yoongi Fischer itu. Badan tak utuh, darah, terborgol, kaki persis seperti pipa yang mengalirkan fluida.

Bisa dibilang, Madison lebih daripada vokabulari takut.

Alhasil Madison semerta-merta memiliki pilihan lain. Berdiam diri di rumah membuat Madison tidak tenang, kendati bisa saja sirkumstansi di dunia luar lebih penuh dengan gambaran mara. Namun, ia tidak bisa seperti ini setiap saat, terdiam tolol tanpa mau menginvestigasi kejadian tolol ini. Mau bagaimanapun, urusan ini akan tetap menjadi responsibiliti Madison dan Taehyung, yakni menginvestigasi secara mandiri. Semenjak adanya tragedi Opsir Fischer, Madison ragu untuk meminta bantuan kepada polisi atau komuniti lain.

Madison penuh kuriositas, utamanya yang berkaitan dengan letter J yang selalu tercantum di karton-karton tua itu. Ada banyak daftar orang yang bisa dicurigai. Hanya saja, secara konkret, Madison memberikan pusat terbesar pada Jimin. Walaupun itu tidak mungkin. Mereka tidak berafiliasi lagi semenjak malam setelah pesta Westfold News. Kalaupun keduanya ada problematika, maksudnya seperti Jimin yang barangkali menaruh dendam kesumat pada Madison, lantas kenapa orang itu baru melancarkan tindakannya tiga tahun kemudian? Nonsens.

Tapi tidak ada salahnya, kan?

Untungnya, Jung Jimin selalu menerima presensi Madison seolah Madison adalah dewi yang paling diinginkan oleh Jimin. Tatkala Madison sampai di rumah Jimin, pria itu dengan segenap hati membuka pintu dengan kurva yang nyaris seperti senyuman seorang pembunuh series. Tidak melebih-lebihkan, tetapi memang begitulah impresi yang keluar dari Jung Jimin.

โ€œMerindukanku, Maddie?โ€

Dan seperti biasa, Jung Jimin dan sentens bombasnya itu adalah satu kesatuan.

โ€œTidak. Tapi aku terkejut karena kau masih hidup,โ€ balas Madison.

โ€œEr, so evil.โ€ Jimin mengawali dengan balasan singkat. Sementara waktu, pria itu mengambil dua kaleng minuman dengan kafeina dan mutlak terduduk di hadapan Madison. Di situ, ia kontinyu berbicara. โ€œAyah melakukan ekspansi bisnis dan aku diikutsertakan di sana walaupun aku tidak berbakat atas bidang bisnis itu.โ€

โ€œDi mana?โ€

โ€œLondon,โ€ respon pria tersebut cepat.

โ€œKenapa pulang?โ€

โ€œSialan.โ€ Jimin secara otomatis menguar vokabulari kotor dengan vokal kecil. Ia tertawa kecil sebagai tanda bahwa pertanyaan Madison hanyalah bentuk dari guyonan. Dilihatnya oleh Madison bahwa Jimin seperti itu setidaknya tiga sekon, hingga ia membuat impresi wajah lain. Komparasi imejnya berbeda. Ah, pada dasarnya Jung Jimin dan Jung Taehyung tidak berbeda jauh dengan istilah dualiti. โ€œBagaimana jika aku menyebutkan fakta bahwa aku pulang untuk mengacaukan inti sari babak? Membunuhmu untuk kedua kalinya?โ€

Membunuh. Membunuh. Membunuh.

Secara general, segala tutur kata yang keluar dari mulut Jung Jimin memiliki ambiguitas tingkat maksimum. Pria itu tidak kapabel membedakan vokabulari bermakna baik dan buruk. Bahkan adakalanya ia menggunakan diksi dengan interpretasi buruk sebagai bahan guyonan atau untuk hal-hal semacam itu. Sehingga Madison sama sekali tidak mengerti soal kemauan Jimin.

Tatkala Madison hendak membalas, Jimin beringsut bangun dengan aura penuh dominansi. Hingga untuk kesekian kalinya, setelah kosong beberapa tahun, Jimin memang selalu membuat pelik sirkumstansi. Jimin mengangkat daksa Madison dan setelahnya Madison sadar bahwa tubuhnya secara mendadak berada di atas sofa dan Jimin berada di atas dengan impresi predator yang menguar drastis.

Madison kelabakan, dan ia mencoba meyakini bahwa Jimin tidak akan melakukan hal di luar limitasi. Madison jelas selalu bertingkah seperti ini jika dihadapkan dengan Jimin, hanya terdiam tolol. Apalagi memang semenjak pernikahan, kelikat Madison berubah drastis. Madison dengan gaya urak-urakan dan pada hakikatnya seperti kotoran babi ini mendadak jadi peri kecil yang fragil. Begitulah, didikan Taehyung membuat Madison menjadi tipe manusia submisif. Terkecuali bersama Jungkook, Madison sedikitnya masih bisa menjadi setara dengan pria sinting nan absurd itu.

โ€œKau seperti pembunuh.โ€ Madison berucap pelan.

โ€œIya, membunuh hingga kau melayang di firdaus.โ€

Dan Madison tahu maksudnya.

Alhasil Madison bangun susah payah dengan cara mendorong torso pria tak berkultur ini. Jimin nyaris terkesiap, kendati sedetik kemudian pria itu bersikap biasa seolah tidak terjadi apa-apa. Sementara Madison langsung merogoh saku mantel dan menyodorkan beberapa lembar karton-karton tua dengan tulisan eksentrik yang secara konkret ditulis dengan estetika horor. Satu-persatu Madison memublikasikan itu pada Jiminโ€”dan Madison tahu kalau ia bodoh. โ€œKau tahu aku perempuan tolol, dan aku tahu kalau kau laki-laki tolol juga; dan menanyakan hal ini padamu sungguhlah tidak berguna. Tapi, aku mohon, jika tulisan-tulisan ini ditulis olehmu, tolong untuk segera menghentikannya.โ€

Jimin menunduk demi memerhatikan karton yang berada di telapak tangan Madison. Ia hendak mengambilnya, tapi Madison tidak membiarkan itu terjadiโ€”sebelum pria itu menjadikannya sebagai lelucon. Wajah pria itu menunjukkan peroman heran. Dan satu hal yang Madison sukai soal Jimin adalah dalam beberapa waktu yang istimewa, pria ini bisa memasuki zona serius dan menganggap bahwa hidup tidak selalu soal lelucon. Makanya ia mulai membalas dengan padanan kata yang tersusun lebih waras dan lebih berguna daripada lelucon atau omong kosong. โ€œJika kau mengasumsikan itu sebagai aku karena letter J tersebut, maka kau benar bahwa kau adalah perempuan tolol,โ€ katanyaโ€”sialan. โ€œSungguh, jika kau terkena problematika horor dan er, ancaman gila ini, itu bukanlah aku. Ada banyak manusia dengan nama yang diawali letter J. Aku berengsek dan bajingan, tapi aku bukan psikopat. Besidesโ€”โ€ Madison tetap persistens mendengarkan. โ€œAku lebih suka mengancammu sepertiโ€”hei, jujur padaku atau kau akan diperkosa olehku. Lebih baik daripada membunuh orang-orang inosen.โ€ Sialan.

โ€œJimin, tolong serius.โ€

Jimin mendelik. โ€œFine. Aku serius dan itu bukanlah aku.โ€

Pencuri tidak akan pernah mengakui kesalahannya. Madison tahu istilah itu. Namun, Madison yang tolol harus tetap menginvestigasi dengan cara-cara tak berpendidikan. Ia bingung, eksesif, dan rasanya putus harapan. Ia hanya tidak mau ada korban lagi, kucing atau hewan lain, atau bahkan manusia malang lainnya selain Opsir Fischer.

โ€œSebenarnya apa yang terjadi, Maddie?โ€

Dan Madison menyukai vokal Jimin yang diperhalus seperti barusan.

โ€œJisa hilang atas dalih sebuah kebohongan.โ€

โ€œKau orang paling jujur yang pernah kukenal, mungkin ini berkaitan dengan kebohongan Taehyung.โ€ Jimin membalas dengan sebuah realita yang ia miliki. Bagi Jimin, Madison seperti itu. Ia bahkan menjadi orang yang pertama tahu tatkala Madison membuat kesalahan secara sengaja ataupun tidak disengaja. Madison selalu jujur. Contohnya saja, Jimin yakin, Madison akan memublikasikan fakta buruk dirinya pada Taehyung.

Sementara Madison menggeleng. Ia tidak yakin dengan segala sisi. Kebohongan Madison ataupun kebohongan Taehyung. Madison dan Taehyung memiliki porsi kejujuran yang sama. Atau, ya, entahlah โ€ฆ mungkin Madison pernah membohongi seseorang secara tidak sengaja atau Taehyung yang melakukan hal tersebut. Tetapi kenapa harus dikaitkan dengan Jisa dan mengorbankan satu dan sekian nyawa-nyawa inosen?

โ€œAku bingung dan takut, Jim.โ€

โ€œAku lebih bingung.โ€ Pada kenyataannya, Jimin memang tidak ada gunanya. โ€œTapi bukankah jika kau melibatkanku, sama saja kau tengah mempersembahkan aku sebagai target selanjutnya?โ€ adisi Jimin.

Madison gelagapan. Benar juga, itu riskan. โ€œAkuโ€”โ€

Kalakian ada bahana notifikasi di ponsel. Madison memiliki pemikiran bahwa mungkin itu Taehyung yang menanyakan keberadaan. Namun, memang pada dasarnya Madison tidak akan mendapatkan ketenangan semenjak polemik absurd ini muncul. Mau tidak mau Madison harus menghadapi anca dan semua kepelikannya.

I C U

I see you. Di sana tertera tiga huruf dengan pengirim anonimos. Bukan hanya pesan berupa teks singkat, orang gila itu secara terang-terangan menunjukkan sebuah foto, dan Madison mengetahui sudut pandang gambar ini. Hingga Madison secara refleks bergerak ke sisi kiri rumah, telak di area jendela, sebab dari situlah poto itu diambil. Kendati tetap saja Madison tidak menemukan apa-apa selain halaman rumah yang kosong-melompong.

Di belakang, Jimin menghampiri Madison dengan beribu pertanyaan muncul di jemala. Tak bisa dimungkiri pria itu juga menunjukkan reaksi yang persis seperti Madison, seperti was-was.ย  Dan Jimin tidak akan pernah berbohong bahwa ia tidak menyukai peroman Madison yang berubah kacau. Netra perempuan tersebut tersorot ke arah depan tepat pada sebuah mobil otomotif berwarna putih dengan kaca hitam yang sulit dilihat mengenai isinya. Sampai akhirnya muncul situasi baru, Madison kembali memusatkan atensi pada ponsel saat suara notifikasi yang sama muncul. Sebuah teks kembali dikirim dan setidaknya itu memberikan validasi soal siapa yang tengah menakut-nakuti teror. Katanya,

AND YOU SEE ME.

Mobil otomotif putih itu mutlak dimiliki pemegang gemnya.

Jisa menghilang.

Darah. Hewan tanpa kepala.

Darah. Kaki yang dipotong.

Madison punya keyakinan bahwa orang di dalam mobil punya peranan besar di sini.

Madison jatuh ke bentala dengan tatapan kosong. Napasnya tidak stabil, tetapi ia mencoba untuk meregulasi sebaik mungkin. Namun, pada hakikatnya, orang itu bukan hanya mau menculik atau membahayakan Jisa, tetapi diam-diam dan secara perlahan ingin membunuh Madison. Madison tetap eksesif dan sesegera mungkin mengambil inhaler untuk disesap secara perlahan.

Sementara Jung Jimin, pria itu sama kosongnya seperti Madison. Terlebih setelah mengetahui sirkumstansi yang tidak familier ini. Madison serius soal segala teror yang ia dapatkan dan Jimin persis melihat mobil otomotif tadi dan melihat isi pesan anonimos di ponsel Madison. Satu lagi, Jimin tidak pernah tahu bahwa kenya nirmala di depannya rupanya punya gangguan pernapasan, asma atau apapun itu namanya.

Dari sudut pandang Jimin, jujur ini adalah predestinasi tergila yang pernah ia ketahui. Hanya karena basis kebohongan, orang itu mengadorasi banyak nyawa. Ini nonsens. Kebohongan besar apa yang telah dibuat oleh Madison atau Taehyung? Meskipun ukurannya sebesar globe atau univers yang infinit, bukankah tetap saja kalau semua ini tidaklah normal? Meskipun, yah, akan masuk akal jika yang melakukannya adalah seorang psikopat kelas kakapโ€”terutama memang Madison banyak berafiliasi dengan orang-orang tak berakal di masa lalu.

โ€œMaddie, kau dengar aku?โ€ Jimin membuka suara. Telapak tangannya menyentuh wajah Madison dan absolut membawa kenya itu menatap netra Jimin. Aksa itu pudar dengan warna kelam, Madison menunjukkan peroman ironis. Ia nampak ingin berbicara, tetapi tidak terpublikasikan selain labium yang bervibrasi seolah memang sulit untuk menggerakan mulut.

โ€œMaddie,โ€ panggil Jimin lagi.

Madison tenggelam.

Mungkin Madison memiliki intensi untuk keluar, masuk ke dalam mobil pribadinya, lantas mengikuti tukang kriminal itu. Hanya saja pada realitasnya ada obyek-obyek gaib yang membuatnya jatuh pada bentala dan terkena efek gravitasi yang kuat hingga Madison mendadak lumpuh. Madison ingin sekali mengejarnya.

โ€œAku akan mengerjarnya.โ€ Dan Madison mendengarkan final itu dari mulut Jimin.

Secara alamiah Madison menggeleng, memegang pergelangan tangan Jimin dan secara tidak langsung memaksa pria itu untuk tetap berada di sini. Lagipula itu bukanlah tugas Jimin. Madison tidak ingin kalau Jimin malah berakhir seperti Opsir Fischer atau bahkan lebih tragis lagi. Madison menemui Jimin, dengan sangat tololnya, hanya ingin memastikan dan menceritakan basik problematikan. Madison tidak memiliki maksud untuk meminta bantuan apapun.

โ€œIt jeopardizes you, Jim. Tidak perlu,โ€ respon Madison.

Perlahan-lahan Madison bangun dan punya karsa untuk pergi dari rumah Jimin. Mungkin jika ada oportuniti dan mobil otomotif tadi masih bisa dijangkau, Madison akan mengejarnya. Berdiam lebih lama di sini malah membuat posisi Jimin semakin berbahayaโ€”dan Madison baru menyadari ini. Madison tidak ingin mengekspansi esensi berbahaya atau polemik absurd ini.

Namun, lagi-lagi kontrol serebrum dan daksa Madison turun hingga level terbawah dan menimbulkan turbulensi hebat. Orang anonimos tadi kembali mengirimi pesan lainnya berupa citra gambar dan citra tulisan. Madison eksesif dengan likuid asin yang mendadak membuat buram pandangannya. Pada intinya, di sana, di dalam mobil, Jisa eksis di bagian belakang dengan kondisi lumpuh, seolah dibius atau hal-hal yang merujuk pada hal itu. Area indera penglihatan tertutup oleh penutup mata, sementara bagian tubuh penggerak diblokade oleh tali. Kemudian, teks layar menunjukkan rentetan kalimat biasanya bahwa Madison harus memublikasikan kebohongannya, Madison dipaksa untuk jujurโ€”entah sebenarnya ini untuk Madison atau Taehyung.

Ini bukan gem. Ini fragmen yang serius.

Jisa menghilang. Diikat seperti kambing guling.

Darah. Hewan tanpa kepala.

Darah. Kaki yang dipotong.

Orang dari neraka mana yang melakukan hal segila itu?

Dan sekon selanjutnya, segmen baru tercipta seolah memang niat tambahan orang tersebut adalah ingin membunuh Madison secara perlahan-lahan. Mungkin orang ini punya dendam kesumat pada Madison, atau secara general pada famili Madison dan Taehyung yang bahagia dan glorius. Mobil otomotif itu sampai pada tujuan baru. Jung Taehyung tertera dalam imej gambar. Pria dengan setelan kasual itu tengah berada di parkiran Westfold News Centre, mungkin ia akan kembali pulang ke rumah. Seperti biasa, ada adisi teks layar yang lagi-lagi mengandung ancaman sengit.

TELL ME YOUR LIES OR HE DIES.
โ€”FROM J

Ada satu konklusi besar di sini. Ini bukan soal kebohongan Taehyung, tetapi Madison.

Satu lagi, mungkin memang benar kalau pengontrolnya bukan Jimin.

[TBC]

sampai jumpa minggu depan dengan lima bagian akhir.

Bแบกn ฤ‘ang ฤ‘แปc truyแป‡n trรชn: AzTruyen.Top