ACT I: CHAPTER 2
Madison pergi dari rengkuhan alam subkonsius menuju gangguan natural.
Baru beberapa sekon melihat situasi ruangan dengan relap-relap cahaya, Madison hanya punya intuisi untuk kembali mengambil oportuniti untuk rehat. Kurang lebih ia telah mendapati setidaknya dua jam untuk membuat pikiran warasnya mendapatkan istirahat dan melenyapkan beberapa sumber polemik yang ia punya. Namun, nampaknya ia tidak memiliki kesempatan lain.
Rumah tidak sesenyap seperti biasanya, atau mungkin karena ia mendadak memikirkan musik disko lalu. Hanya saja jelas suaranya berbeda. Musik dari keterampilan disjoker berbeda dengan suara persinggungan kaca. Sehingga Madison berpaling dari harapannya untuk kembali kontinyu tidur dan melihat situasi di luar, kendati rasanya horor. Madison satu-satunya individu yang tahu bahwa rumah besar ini sedang ditinggali oleh dirinya seorang, hanya Madison. Ia tidak mengharapkan itu hantu, pencuri, atau Jimin yang lagi-lagi merangsek masuk untuk mengacaukan sirkumstansi. Madison memiliki pikiran baik untuk momen sekarang.
Madison keluar dari kamar, ia lirik dapur dengan penerangan yang menyala dan memang di situlah sumber suaranya. Kemudian, Madison tidak akan berbohong sedetik pun soal situasi di penampungan batinnya. Madison melihat keadaan rumah sedikit berantakan semenjak ia memilih untuk tidur, ada mantel hitam di sofa, sepatu pantopel luksurius, tas ukuran besar yang Madison yakini berisi fabrik atau stasionari, dan satu buku catatan yang sangat identik dengan pemiliknya yang mutlak terletak di atas meja.
Taehyung kembali.
โKau tidak bilang bahwa kau akan pulang hari ini.โ
Taehyung yang nampaknya sedari tadi tidak menyadari eksistensi Madison otomatis menoleh. Tetapi itu hanya sebentar, ia buat aksen senyum yang eminen, lantas kembali fokus pada kopinya. Pria itu diam, belum mau menjawab, sementara Madison duduk dengan atensi telak menuju Taehyungโwell, dia terlihat perfek meski sedang lelah. Maka Madison-lah yang kemudian menguar vokalnya lagi. โAku nyaris menghakimimu sebagai pencuri.โ
Taehyung melirik lagiโsialan, hanya melirik, begitu terus.
Untungnya hanya sebentar. Taehyung memang acapkali menguar manuver misterius. Memang begitulah orangnya. Kendati di poin kedua rasanya menjengkelkan hingga rasanya menusuk kulit ari, Madison mau tidak mau harus kembali ke poin satu dengan ayat krusial bahwasanya individu sok misterius ini adalah salah satu spiritualitasnya.
โAku pencuri,โ balas Taehyung. Ia menyeruput kopinya. โPencuri hatimu.โ
โEw, cringe.โ Madison terkekeh.
Dilihatnya Taehyung dalam-dalam, pria itu memutar poros, hingga dalam beberapa langkah ia duduk di samping Madison, menyimpan kopinya di atas meja, lantas menjatuhkan telapak tangannya di sekitaran sisi wajah kiri dan surai Madison. Ada motion syahda yang bahkan tidak bisa diberikan protasis untuk memaparkan rasanya. Ah, yang pasti Madison sahaja mendapatkan esensi yang fluktuaktif. โAku datang sepuluh menit lalu dan belum sempat ke atas.โ
โKenapa?โ
Taehyung memberikan afsun lain dengan pergerakan lidah dan mulut, dan lagi-lagi menciptakan konstelasi absurd. โKopi lebih menggoda.โ
โKeparat.โ
โLanguage, Maddie.โ
โMaaf.โ
Taehyung menggeleng. โTidak apa-apa,โ katanya. โAku yang punya kewajiban untuk meminta maaf. Aku tidak memberitahumu danใ กkau sakit, Maddie?โ
โTidak juga, mungkin karena malam ini lebih dingin daripada biasanya.โ
Taehyung menguar napas lega. Ia nyaris memikirkan hal mengerikan soal Madison yang sakit selama ditinggalkan Taehyung. โKopi? Ini hangat. Walaupun rasanya tidak seperfek buatanmu.โ
Univers kacau sejemang. Madison bahkan tidak memiliki intuisi untuk membalas Taehyung selain menggigit labium, menggerakkan jemala minimโentah tengah memikirkan hal apaโ, dan berakhir kronis dengan perasaan tolol di dalam hati. Seminggu, sialan. Bukan. Sembilan hari. Taehyung menambahkan dua hari lainnya untuk tujuan membuat Madison menjadi kenya tragis. Oh, adisi hal lainnya perkara hal-hal horor di rumah atas hasil dari kegiatan overthinkingnya, ada juga Jungkook Scheiffer yang terkadang berkunjung dengan lakon seolah-olah menjadi pembunuh dalam film series. Bahkan hingga melibatkan boneka horor. Madison ingat bahwa ia berniat ingin bunuh diri sebanyak tiga kali. Nelangsa sekali, ya?
โKopi, hm?โ
Di depan, Taehyung nyaris akan mengambil likuid kopi yang berada di dalam gelas transparan itu, hanya saja gagal karena Madison membuat Taehyung kehilangan fungsi serebrum. โFuck that coffee,โ ucap Madison pelan-pelan, tetapi afirmatif, seraya menaiki Taehyung dan menjadikan paha Taehyung sebagai kursi kebangsawanan yang paling diagungkan. โFuck you.โ
Taehyung terkekeh. โKau kehilangan habit itu selama tiga bulan, dan itu kembali lagi?โ
โAku marah.โ Madison mencicit.
Pada kenyataannya, pria itu melipat labium ke dalam dengan peroman absurd pertanda penahan tawa. Jung Madison memang tipikal perempuan barbarik dengan abiliti terhebatnya adalah memublikasikan ratusan jenis vokablurai umpatan dari seluruh dunia atau kelewat emosional. Namun, dalam kasus di hadapan Jung Taehyung, Madison bukan apa-apa. Tikus bertemu kucing? Rusa bertemu harimau? Apapun itu istilahnya, tetap cocok. Aku marah, padanan kata yang bermakna tegas, tetapi vokalnya lemah.
Jadi Jung Taehyung melupakan soal minuman kopi yang katanya lebih atraktif dibandingkan Madison. Percayalah, membiarkan Madison berperan menjadi anak koala tatkala Taehyung harus menaiki tangga untuk masuk ke dalam kamar adalah hal yang termudah. Mungkin itu riskan, artinya akan sangat lucu dan tragis jika mereka malah terjatuh ke dasar bentala lagi. Tetapi lihat, ini Taehyung, anggap saja punya power supernatural.
Pertama, intinya Taehyung berhasil menggiring permainan hidup atau mati di tangga itu mencapai endingnya. Dalam kata lain, selamat tanpa harus mencium marmer di bawah. Kedua, ia bahkan masih merasakan reaksi tolol tatkala Madison datang mendadak dengan gaun tidur manis hijau dengan aksen kelap-kelip seperti gaun untuk berdisko. Oh, adisi suara marah Madison yang nyatanya seperti tengah meminta afeksi.
โAku salah, ya.โ Taehyung memulai dengan konteks perasaan, entah merujuk ke poin yang mana. Alhasil Madison hanya kapabel mengernyitkan dahi seraya merasakan bagaimana daksanya kembali pada fabrik sprai yang berubah menjadi dingin. Untungnya Taehyung tidak benar-benar menggantungkan sentensnya. โMadisonku lebih atraktif,โ tambahnya, โlebih-lebih dari kafeina.โ
โKenapa? Ingin aku, ya?โ
Taehyung mengumbang minim. โEr, merancap itu tidak menyenangkan.โ
Kenya tersebut tertawa. Sejujurnya ini momen yang tidak tepat sebab impresi dominan itu merujuk pada suatu hal yang merah, penuh adrenalin, dan panas. Hanya saja Taehyung memancing Madison dengan rentetan kalimat tololnya. Merancap? Oh, jadi itu aktivitas Jung Taehyung selama pergi untuk urusan investigasi jurnalistiknya. Memalukan.
โLebih menyenangkan denganku, ya?โ
Sekali lagi pria itu mengangguk. Jemarinya membelai epidermis garba Madison secara seduktif. Dingin, menggelitik, tetapi membuat gila. Hingga sepersekian sekon, Taehyung merendahkan posisinya dan membiarkan mulutnya menyapa auditori kenya tersebut dan mutlak memublikasikan vokal dengan register rendah, tipe bariton yang lebih gila efeknya ketimbang alkohol. Katanya, memberikan invitasi eksentrik seperti biasanya. โFuck, marry, kill. Choose one, Maddie.โ
โPada hakikatnya kita sudah menikah.โ Madison memberikan preambul. Netranya dengan jeli memerhatikan setiap gerakan detail Jung Taehyung yang mungkin sudah mencapai limitasi. Menyentuh, mengecupi epidermis leher, dan sebagainya. โAku tidak ingin membunuh,โ tambah Madison. Hingga sedetik setelah itu, Taehyung menyejajarkan jelaga atraktifnya dengan hazel kirana Madison yang menggelap karena penerangan minim. Madison lantas melanjutkan, membuat final deklarasi yang membuat Taehyung melakukan selebrasi dengan kurva asimetrisnya. โSo, fuck me, Taengie.โ
This is life. Pick and choose.
Tentunya, hal selanjutnya yang mesti diingat adalah jangan pernah menganggap bahwa aktiviti itu akan terjalani dengan rasa tergesa-gesa atau hal semacamnya. Benar, Madison mungkin diberi titel sebagai seorang yang ekspert atau Taehyung yang pada kenyataannya memiliki abiliti seksual dengan nilai sepuluh; fakta lain, keduanya baru saja berpisah selama beberapa hari yang mana itu bukanlah tradisi biasa mereka; tetapi, katanya, slowly but sure, itu istilah yang pas. Afeksi dan sensasi akan lebih perisa. Jiwa dan raga.
โMaddie-honnie, youโre precious.โ
Madison tidak tahu soal hal apa yang tengah mengganjal otaknya, yang pasti ia tidak menjawab. Memang begitu biasanya, Taehyung mengganggu regulasi serebrumnya. Pada dasarnya ia lebih menikmati definisi nirwana yang diberikan oleh Jung Atraktif Taehyung. Semua hal. Labium, jemari, saliva, bariton rendah, dan motion-motion permulaan dengan tujuan untung memancing api inferno. Taehyung bergumam, Madison terdiam. Taehyung menggoda, Madison diam. Kecuali satu, setelah permulaan gila yang sangat cukup, Taehyung bergerak, maka itu waktunya bagi Madison untuk memenuhi ruangan sunyi dengan vokal yang menurut Taehyung berisik tetapi kabapel membuat spirit Taehyung meningkat sejuta kali lipatโdasar pria.
Madison pergi dari rengkuhan alam subkonsius menuju eden natural.
โTaengie.โ Madison hancur, itu kondisinya.
Sesuatu hal yang Madison pahami bahwa ia kembali bisa menyapa senjata paling mematikan sedunia di dalam tubuhnya. Bahkan sesungguhnya ia tak paham kenapa mendadak ia bisa mencapai bagian itu dalam kondisi daksa total polos. Permulaan tadiโlabium, jemari, saliva, bariton rendah, dan motion-motion permulaan dengan tujuan untung memancing api infernoโsangat menyenangkan dan tidak singkat. Namun, tetap, Madison terkejut karena ia mutlak berada di sentral predestinasi.
Madison menatap ke depan dengan sedikit mendongak. Intinya ada citra menjakjubkan di situ. Taehyung dengan keadaan peroman surgawi itu adalah objek terindah yang pernah Madison lihat. Pria itu mutlak memejam dengan labium terbuka minim, tidak beda jauh dengan gambaran keadaan Madison yang tengah menggila. Namun, sungguh, peroman Taehyung bahkan bisa membuat Madison dobel mendapatkan perisa.
โFuck.โ Itu Taehyung, si pria klasik yang sekarang mudah mengumpat setelah bertemu dengan Madisonโsebelumnya ia tidak begitu. โAku menginvasimu ribuan kali, tetapi โฆ fuck, ini masih sangat erat.โ Fakta uniknya, bukan Taehyung saja, beberapa individu bergender pria pernah menginvasinya seperti penjajah, menyenangkan rasanya kalau tetap menjadi individu yang seolah-olah punya spesifikasi original. Oke, itu pengibaratan tolol tetapi Madison refleks tersenyum detik itu, dan juga adisi jawaban tololnya. โEhm, dan kau besar.โ
Taehyung terkekeh di sela-sela aktiviti penuh adrenalian itu. โReally?โ
โIyaโh, sangat besar, paling besar, terbesar.โ Yang pernah Madison rasakan.
Maka jangan tanya perihal bagaimana roman pria ekstraordinari dengan rupa seperti dewa dari mitos-mitos Yunani itu. Pada kenyataannya Jung Taehyung menunjukkan selebrasi demi membanggakan diri dengan cara menyiksa Madison lebih banyak. Sentral tubuh Madison menerima hal yang sedikit menyetrumnya, tetapi itu tidak sebanding dengan hadiah lain yang ia terima. Intinya, Madison meledak dengan intensitas gila saat itu.
Namun, Jung Taehyung belum.
Belum.
Selanjutnya, jangan merasa eksentrik tatkala intensitas kepelikan meningkat drastis, sebab tatkala Madison belum benar-benar pulih, Taehyung melanjutkan aktivitas edennya dengan penambahan level pergerakan. Slowly but sure, itu tadi; berbeda dengan sekarang. Itโs hell, for sure. Neraka yang lucunya memberikan kesan sempurna pada momen-momen berikutnya. Apapun itu, Madison menjadi eksesif dengan vokalnya yang makin memecah kesunyian tengah malam. Lebih tepatnya, bukan vokal Madison saja, tetapi Taehyung, saliva, dan likuid di bagian selatan.
Sampai finalnya Madison memahami satu hal esensial. Pada momen-momen berikutnya, Taehyung menerima apa yang Madison terima sebelumnya. Tetapi intinya itu bukan memaknai bahwa permainan โfuck, marry, killโ ini akan berakhir setelahnya. Taehyung membuat konstelasi menjadi mutlak warna biram. Predestinasi artifisial ini terus meningkat. Tahu sebuah kepercayaan bahwa firdaus itu memiliki tujuh tingkatan? Well, konstelasinya seperti itu.
Madison pergi dari rengkuhan alam subkonsius menuju alam Jung Taehyung.
Pada hakikatnya, aktivitas semacam itu menjadi sentral lini romansa. Seperti tuturan Taehyung, sudah ribuan kali menginvasi. Meski rasanya berbeda tatkala Madison didiagnosa memiliki asma secara mendadak karena efek habit gaya hidup buruk Madison yang sepertinya baru menemui karmanya lima bulan setelah menikah. Ketamin, sigaret, diperparah juga dengan habit Taehyung yang juga sama, seorang maniak sigaret. Semenjak itu, permainan โfuck, marry, killโ tidak berakhir menjadi gem tak berkultur. Setidaknya Taehyung mendapatkan sisi buruknya sebab Madison terkadang kambuh saat tengah melakukan hal semacam itu dan berakhir dengan Taehyung yang tidak mencapai pemberhentian akhir. Maksudnya, tidak ada lagi firdaus tujuh tingkat. Tingkat pertama saja terkadang tidak tercapai. Tahu-tahu Madison akan sibuk dengan inhaler, Taehyung berperan menjadi pria paling perhatian dan romantis sedunia, lantas tatkala Madison sudah tertidur Taehyung akan memulai merancap.
Termasuk pagi hari ini, setelah predestinasi tak menguntungkan bagi Taehyung karena semalam mesti membuat pagelaran solo, Taehyung secara otomatis mengulum mesra Madison, padahal kenya tersebut belum sepenuhnya sadar. Tetapi memang Madison bukan tipikal perempuan dungu nan tolol, sehingga ia kapabel mengumpulkan kesadaran dengan cepat dan mengikuti setiap motion Taehyung.
Namun, katakan Madison tolol sebab ia menghindari pergerakan lanjutan Taehyung yang mungkin akan berubah menjadi gem, seperti fuck-marry-kill, lalu berakhir memilih opsi pertama. Madison hanya belum memiliki banyak energi untuk hal semacam itu. Sangat menyebalkan kalau ia mendadak harus mengalami proses hipersensitivitas lagi karena jenis olahraga tersebut.
Kenapa harus asma, ya? Bukan Taehyung saja yang rugi, Madison juga.
โTaengie-honnie?โ
Taehyung melirik dengan impresi netra lembut. So gentleman.
โAku masih lelah. Besides, Itโs time to go to work, isnโt?โ
Pria itu otomatis memublikasikan tawa kotak lucunya. โMaaf. Kupikir kau sarapanku.โ Well, memang pada dasarnya Madison adalah sarapan utama seorang Jung Taehyung. Walaupun kadangkala Taehyung mau tidak mau harus melewatkan itu agar tidak berakhir menjadi pria nelangsa, sebab, sumpah, ia belingsatan dan rasanya depresi kalau Madison ditemui asma lagi. Alhasil, Taehyung mengalah, pria itu merengkuh Madison dengan telapak tangan pelan-pelan membelai penuh afeksi jemala Madison. โSudah membaik?โ
Madison membaik. โYa, tapi rasanya energiku hilang,โ singkatnya. โKau tidak apa-apa?โ
โKenapa malah bertanya balik?โ
โItu โฆ kita tidak selesai kemarin dan kauโโ
Profil wajah Taehyung menunjukkan hal yang baik. Taehyung tersenyum seolah tidak memiliki problematika. โApakah ada masalah dengan wajahku? Kecewa atau marah?โ Di situ yang pasti Madison memberikan gelengan jemala kecil sebab memang Taehyung jauh dari ekspresi seperti itu, melainkan Taehyung membuat impresi seperti firdaus. โMaddie-honnie, kau oksigenku. Kau lebih penting daripada kegiatan semalam yang tidak selesai.โ
Madison memang eksesif semenjak mendapatkan polemik itu. Agaknya Tuhan tengah memberikan karma pada Madison dengan cara memberikan asma. Sekedar informasi, nasal spray dengan isi ketamin itu terlalu sering digunakan oleh Madison dengan penggunaan yang agaknya tidak benar, mungkin itu alasan basik tentang kenapa regulasi pernapasannya menjadi terganggu.
โMenggombal pagi-pagi?โ
Taehyung mengusap labium Madison, hobi pria tersebut. โSalah, ya?โ
โTidak. Hanya saja melihat jarum jam lebih penting daripadaโ"
Karena Madison menyebutkan frasa jarum jam, maka Taehyung otomatis melirik ke sebuah benda dengan impresi klasik yang estetik dengan warna emas di sisi kanan kamar. Maka jangan aneh, pria itu menjadi eksesif hingga otomatis turun dari ranjang dengan tampilan setengah telanjang. โShit, shit, shit, aku ada rapat tim!โ Ia bersuara panik. โTolong siapkanโโ
โI will. Segeralah mandi. Panggil atau teriak yang kencang jika membutuhkan sesuatu, aku akan ke kamar Jisa.โ
Kini, sementara Taehyung belingsatan dengan sekumpulan polemik tolol bersarang di otak, Madison yang sebenarnya telah menyiapkan pelbagai kebutuhan Taehyung segera menuju intensi lainnya. Jung Jisa, buah hati pertama dengan umur kurang dari angka dua, hasil dari permainan fuck-marry-kill hingga mencapai level tujuh, sesudah Taehyung pulang dari pekerjaan jurnalistik gilanya, dan setelah Taehyung memberi asumsi bahwa kopi itu lebih atraktif ketimbang Madison. Seperti biasanya, Madison berkunjung ke kamar anak yang otomatis memiliki asma seperti Madison, kemudian berperan menjadi aftab untuk perempuan kecil itu.
Kendati rasanya ada sesuatu yang mengganjal. Ada hal yang lebih banyak menarik interes Madison ketimbang pergi ke sayap kiri rumah dan memberikan ucapan selamat pagi sekaligus menyanyikan Lavender Blue untuk Jisa. Madison tidak akan pernah lupa bahwa setidaknya ada dua kasus kriminal secara berturut-turut bulan-bulan sebelumnya. Pertama adalah pembunuhan, pelakunya adalah Christopher Josh, orang genius Universiti Westfold yang entah kenapa bisa menjadi pembunuh. Kedua, teror untuk menumbalkan sebuah keluarga yang dilakukan keluarga lainnya yang kebetulan menjadi anggota sekte pemujaan setan. Lantas, sekarang, entah ini merujuk pada kasus jenis apa. Namun jelas sekali bahwa hal-hal seperti darah, tanda eks pada foto personalnya, klu dalam secarik catatan kecil dengan tinta merah nyala, kemudian diadisi oleh kejanggalan lain tatkala Madison belingsatan memasuki kamar Jisa. Jisa hilang, tanda kekerasan hewan dengan kepala yang entah berada di mana, dan coretan-coretan eksentrik yang sepertinya akan menjadi basik teror ini. Ini jelas pembunuhan, teror, sekaligus penculikan.
Madison hancur dengan likuid asin jatuh membasahi sisi-sisi wajah. Taehyung yang mendengarkan panggilan Madison secara tergesa-gesa datang dengan jubah mandinya dan memberikan raut terkejut dan hancur persis seperti Madison. Berbeda dari hal sebelumnya, ini bukanlah karma atau hal semacam itu sebab Madison tidak pernah membuat kesalahan besar yang melibatkan orang lain. Ia yakin bahwa ini ulah dari orang tolol nan gila yang ingin menguras material Madison dan Taehyung. Meski aneh.
Bukan sepenuhnya yakin. Enam puluh persen?
WHOEVER BROUGHT ME LIES SHOULD BE PUNISHED
Ini ulah orang tolol nan gila, tetapi bukan ulah orang asing. Untuk apa orang asing menuliskan padanan kalimat yang mengindikasikan dendam kesumat seolah-olah tengah menunjukkan wajah personal bahwaโhei, siapkan nyali, kami akan membuat permainan dan menghukummu karena kau pernah merugikanku.
โSheโs gonna be fine. Sheโs gonna be fine, Honey.โ
โJisaโโ Madison kehilangan kata-kata. Selain itu โฆ kehilangan abiliti untuk bernapas dengan baik sebab guncangan mendadak yang membuatnya seolah terkena kontaminasi polutan.
Kenapa harus asma dan kehilangan Jisa yang notabene menjadi oksigen Madison? Tuhan sepertinya terlalu paham soal cara menghukum orang berdosa.
โJisaใ กI cannot breathใ กโ
Taehyung terus menyemangatinya dan menguar janji bahwa ia akan mencari Jisa, membuat Madison tenang, dan sialnya tatkala ia mencoba mengambil inhaler, inhalernya seolah bersembunyi entah di mana. Tatkala kembali ke ruangan cerah dengan tanda horor di tiap sisi itu, Taehyung terlanjur menemukan sebuah fakta bahwa Madison sudah tergeletak di marmer hangat. Taehyung hancur dan hasai.
Hingga detik selanjutnya, fokus Taehyung juga pindah sekejap, mutlak pada secarik kertas di bawah tilam kecil Jisa. Pada intinya, siapa satu-satunya orang yang akan histerik demi menumpahkan emosi dan kehancuran di sini? No one, except Jung Taehyung.
TELL ME YOUR LIES OR SHE DIES.
โFROM J
[TBC]
familier? yap, ini ada di bagian prolog. jadi aku buat gambaran sebab akibat yang jelas di sini, dan prolog adalah tengah-tengah antara keduanya. ini agak membingungkan. intinya act i hanya sampai ini, dan ini setidaknya memberikan gambar dasar soal kenapa ini bisa terjadi. selanjutnya adalah act ii dan permainan dimulai.
Bแบกn ฤang ฤแปc truyแปn trรชn: AzTruyen.Top