Mystery Of Buckie Island
Hari Jum'at yang di tunggu para siswa Atlanta High School hampir berakhir. Semua murid bersiap memasuki kelas masing-masing untuk menyiapkan barang-barang nya dan segera pulang ke rumah.
"Tara, bisakah kita bicara sebentar setelah bel pulang sekolah nanti?" sahut Naomi yang sedang manaiki anak tangga dengan terburu-buru.
"Hmm, baiklah," jawab Tara.
•••
"Ya, anak-anak. Cukup untuk pelajaran hari ini, sebagai penutupan mari kita berdoa bersama sesuai keyakinan masing-masing. Berdoa dimulai," ajak Ibu Morata.
Setelah bel pulang sekolah, Tara menunggu Naomi di depan gerbang sekolah sambil memainkan ponsel nya.
"Hey, Tara. Ayo ikut aku!" panggil Naomi sambil menarik tangan Tara.
"Apa yang akan kau bicarakan, Naomi? Apakah ini hal yang penting dan rahasia?"
"Aku ingin mengajak kau untuk pergi berpetualang bersamaku kali ini ... ke Pulau terpencil, kau mau?"
Tidak seperti biasa nya Naomi mengajak teman sekolah perempuan nya untuk ikut berpetualang, dia selalu pergi bersama Ayah atau sepupu laki-laki nya setiap dia ingin berpetualangan atau menjelajah suatu tempat yang kurang di ketahui banyak orang.
Tara berpikir sejenak lalu menjawab, "Hmmm ... baiklah, jadi kapan dan di mana kita bisa bertemu?"
"Besok, pukul lima pagi, aku tunggu kau di sekolah," jawab Naomi.
"Baiklah."
Tanpa berpikir panjang dan menyakan mengapa Naomi mengajak nya, Tara langsung menerima ajakan Naomi untuk ikut menjelajahi Pulau terpencil tersebut.
•••
Pukul delapan malam, Tara masih bersiap-siap untuk petualangan besok.
"Senter, sweater, snack, karpet, semua sudah siap...," batin Tara. "Baiklah, sebaik nya aku tidur agar tidak kesiangan besok," sambung nya.
•••
Tara terbangun dari tidur nya pada pukul lima kurang tiga puluh menit untuk membersihkan tubuh nya dan pergi menuju sekolah seperti yang mereka rencanakan sebelum nya.
"Hey, Kawan! Kukira kau tidak akan datang," ucap Naomi dengan nada meledek dan senyuman.
"Yang benar saja. Ini petualangan, Bung, mana mungkin aku lewatkan."
"OK, kita tinggal menunggu yang lain saja."
"Yang lain? Aku kira hanya kau dan aku saja yang akan pergi," tanya Tara bingung.
"Tidak mungkin aku hanya mengajak kau saja. Tentu saja aku mengajak sepupu laki-laki ku dan juga teman ku, Jack."
"Jack?!" pekik Tara kaget.
"Ya, ada apa dengan Jack?"
"Ah, tak apa. Lupakan saja."
Setelah beberapa menit Tara dan Naomi menunggu teman nya, akhir nya mereka yang telah di tunggu sejak lama datang dengan tas yang cukup besar dan juga ditemani oleh tas kecil yang berada di tangan kanan dan kiri nya.
"Hey, apa yang akan kalian lakukan dengan barang-barang sebanyak ini?" tanya Naomi dengan kening yang sedikit mengkerut.
"Bukankah kita akan menjelajah?" tanya Jack dengan wajah kikuk nya.
"Ayolah, kalian hanya membuang waktu saja," bentak Tara tidak sabar ingin segera sampai di Pulau itu.
"Ago kita mulai perjalanan ini, Kawan!" sorak Adhy, sepupu laki-laki Naomi.
Membutuhkan waktu yang cukup lama menuju Pulau terpencil, Buckie Island. Sekitar kurang lebih tiga sampai empat jam, tapi pemandangan dan udara pagi hari yang sejuk nan indah membuat perjalanan terasa menyenangkan dan cepar.
Melewati hutan dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi ke langit, sungai yang jernih, pegunungan yang asri, dan laut yang besar membuat empat remaja yang masih duduk di bangku sekolah menengah ini takjub akan keindahan nya.
"Ini benar-benar keren!" sorak Tara sambil melihat pemandangan di kaca mobil.
"Apa kau baru pertama kali melihat pemandangan seperti ini?" tanya Naomi sambil menyetir mobil yang mereka gunakan.
"Hmm, pernah, beberapa kali, mungkin."
"Sayang sekali," sahut Jack.
"Apa?" tanya Naomi dengan wajah jutek nya.
"Huh, tak apa."
Sudah dua setengah jam mereka di perjalanan, mereka berhenti sejenak di suatu tempat yang sepi dan dihiasi oleh banyak pohon rindang.
"Apa nama tempat ini?" tanya Adhy sambil mengambil gambar pemandangan dengan ponsel nya.
"Welcome to Buckie Island!" sambut Naomi.
"Tunggu, kau tidak pernah memberi tahuku tentang pulau ini," kata Adhy.
Naomi menjelaskan sedikit tentang Pulau ini. "Ya. Ini adalah tempat di mana tidak ada seorangpun yang tahu di mana kita, tidak ada seorangpun yang berada disini, Teman."
"Wow! Apa kau serius?" tanya Jack tak percaya.
"Aura mistis disini benar-benar kuat," kata Tara dengan wajah ketakutan.
"Sebelum aku menjelaskan mengapa aku mengajak kalian ke Pulau ini, aku akan mengajak kalian ke tempat persinggahan yang akan kita tempati sementara. Ayo, ikut aku," ajak Naomi sambil berjalan di depan teman-teman nya.
Tara, Adhy, Naomi, dan Jack berjalan menuju tempat yang Naomi maksud. Kurang lebih satu kilometer jarak nya dari tempat tadi di mana mereka meninggalkan mobil nya. Tidak ada seorangpun di sana kecuali empat remaja sekolah menengah yang sedang berjalan di tengah hutan untuk mencari tahu asal muasal Pulau tersebut.
Setelah sampai di tempat penginapan yang di tunjukkan oleh Naomi, mereka melihat-lihat pemandangan indah sambil meminum secangkir coklat hangat yang di buat oleh Tara.
Setelah melihat-lihat sejenak, Naomi meminta agar teman-teman nya berkumpul sebentar di ruang tamu untuk menjelaskan mengapa Naomi mengajak teman-teman nya untuk menjelajahi Pulau ini.
"Jadi, aku ingin menjelaskan mengapa aku mengajak kalian untuk ikut menemaniku menjelajahi Pulau misterius ini," kata Naomi, Naomi melanjutkan pembicaraan nya, "Jadi, aku mengajak kalian kesini karena kalian mempunyai kemampuan yang aku butuhkan untuk meneliti Pulau ini. Kau, Tara, kau mempunyai kemampuan untuk merasakan hal mistis yang mungkin akan di butuhkan, karena Pulau ini memang sudah lama di tinggalkan. Kau, Jack, kau mempunyai kemampuan sejarah yang hebat. Dan kau, Adhy, kau mampu mengambil gambar yang jernih untuk membantu penelitian," jelas Naomi.
"Benarkah? Apakah aku sekeren itu?" tanya Adhy dan Jack berbarengan.
"Tentu, Kawan!" balas Naomi.
"Ya, bahkan sekarang aku sedang merasakan hal mistis," ucap Tara.
"Iyakah? Tapi, kurasa hari ini kita harus istirahat dulu. Besok baru kita mulai petualangan kita," jelas Naomi.
•••
Malam yang indah, langit di penuhi oleh bintang bersinar. Cuaca yang dingin membuat suasana di daerah itu seperti menjadi Kutub yang di penuhi pepohonan. Semakin malam suasana mistis semakin jelas membuktikan bahwa banyak sejarah yang dialami oleh Pulau ini.
"Tara?" panggil Jack sambil memasuki kamar yang di tempati Tara dan Naomi.
"Ya?" jawab nya.
"Apakah kau sudah merasakan hal yang aneh di sini? Aku merasa bahwa daerah ini benar-benar memiliki sejarah yang dalam tentang Nenek Moyang kita dan juga mahluk halus."
"Ya, kau benar, Jack," lanjut Naomi. "Di mana Adhy?" sambung nya.
"Adhy? Aku melihat nya di teras tadi."
"Astaga, kau serius?! Adhy dalam bahaya!" sontak Naomi kaget.
"Bahaya?! Apa yang akan terjadi dengan nya?" tanya Tara sambil berjalan menuju teras.
"Adhy?" panggil Naomi dengan perlahan.
"Adhy? Di mana kau?" tanya Jack dengan suara lantang.
"Jack tidak ada disini," ucap Naomi. "Aku lupa memberi tahu kalian bahwa pada saat malam hari tidak boleh ada orang di teras sendirian," sambung nya.
"Apa?!" sontak Tara dan Jack bersamaan.
"Ya."
"Lalu, apa yang akan terjadi dengan Adhy?" tanya Tara.
"Entah, aku masih belum tahu apa yang akan terjadi dengan nya. Hal itu masih belum di ketahui."
"Jadi, apa yang harus kita lakukan?" tanya Jack panik.
"Tak apa, kalian harus istirahat agar bisa beraktifitas besok. Biar aku yang mencari Adhy.
"Kau?" tanya Tara. "Sendirian?" sambung Jack.
"Iya, kalian tak perlu khawatir. Aku sudah terbiasa berkeliling malam sendirian."
"Tapi, apa kau yakin tak mau aku temani?" tawar Tara.
"Iya, tak apa, Tara," kata Naomi. "Baiklah, aku pergi dulu."
"Hmm, hati-hati ya, Naomi," ucap Jack dan Tara.
Sudah satu jam Naomi meninggalkan tempat persinggahan itu, sedangkan Jack masih belum tidur karena khawatir dengan Naomi dan Adhy.
"Hoam," Jack menguap. "Baiklah, aku mengantuk." Jack beranjak tidur di kasur hangat nya.
Sudah lima jam Tara dan Jack tidur dan sudah tujuh jam Naomi meninggalkan mereka.
"Jack?" panggil Tara.
"Ya? Aku sedang mandi, Tara."
"Ah, baiklah. Aku akan menyiapkan sarapan sambil menunggu Naomi pulang."
Jack sedang mandi dan Tara menyiapkan sarapan sambil menunggu Naomi kembali, Tara mengkhawatirkan Naomi karena sudah cukup lama dia meninggalkan tempat persinggahan nya.
"Aku pulang!" teriak Naomi.
"Hai, Naomi! Akhirnya kau kembali, aku mengkhawatirkan mu. Bagaimana Adhy?"
"Hm, aku tidak menemukan apapun kecuali ini." Naomi memberikan petunjuk yang di ambil dengan ponsel nya. "Omong-omong, di mana Jack?"
"Hai, Naomi," sapa Jack sambil mengelap rambut nya yang masih basah.
"Hai, Jack."
"Foto apa ini? Apakah ini jejak kaki?" tanya Tara.
"Ya, aku menemukan jejak itu. Tapi entah kenapa tiba-tiba jejak itu menghilang."
Jack menghampiri Tara untuk melihat gambar apa yang sedang mereka bicarakan. "Gambar apa itu?"
"Tunggu dulu, seperti nya ada sesuatu di sana." Tara menunjukkan benda yang dia maksud.
"Apa?" Naomi menghampiri nya. "Sebelum nya aku tidak menemukan benda seperti itu."
"Apakah itu tangan? Tangan siapa itu?" tanya Jack lagi.
"Ya, aku bisa merasakan sesuatu." Tara merasakan hal aneh pada gambar tersebut.
Suara hening seketika....
"Ini adalah tangan seorang wanita tua yang mungkin sudah cukup lama tinggal di daerah ini." Tara menjelaskan.
"Tapi sebelum nya aku belum pernah menemukan seorang wanita tua di sini," kata Naomi.
"Sstt, biarkan Tara menjelaskan," sahut Jack memperingatkan.
"Dia hanya hidup sendiri, kurasa."
"Uh! Bagaimana jika sehabis sarapan kita langsung pergi kesana?" Naomi mengusulkan.
"Baiklah, aku mandi dulu," kata Tara.
Kurang lebih tiga puluh menit Tara di kamar kecil, sekarang giliran Naomi memasuki kamar kecil nya.
"Hey, Naomi. Kau bau sekali," ledek Jack.
"Biarkanlah, aku akan segera menyingkirkan bau ini dari tubuh ku."
•••
"Baiklah, mulai dari mana kita?" Jack menanyakan mulai dari mana mereka akan menuju tempat itu.
Part 2
"Ayo, ikuti aku."
Naomi menunjukkan jalan menuju tempat yang mereka tuju sambil melihat ke ponsel, karena ponsel nya adalah benda yang dapat menunjukkan jalan nya.
"Ini dia!" sontak Naomi.
"Ya! Ini adalah tempat di mana kau terakhir berhenti, aku akan berpikir sejenak."
"Baiklah, Tara. Jack, apakah kau mengetahui tentang daerah ini?" tanya Naomi kepada Jack.
"Aku pernah membaca artikel tentang Pulau yang di tinggali oleh para Bangsawan sebelum Masehi, dan isi artikel itu sangat mirip dengan Pulau ini."
"Jadi, apa isi artikel itu?"
"Sebelum Masehi para Bangsawan Eropa datang ke sini dengan tujuan mengambil seorang wanita untuk di jadikan ratu di negera nya. Seingatku, wanita yang mereka cari adalah seorang penyihir yang sangat baik, tapi sifat nya akan berubah jika ada yang membuat nya marah, tapi terkadang penyihir itu sangat kejam di waktu tertentu. Penyihir tersebut mencari tempat untuk persembunyian nya, karena dia tidak mau di jadikan ratu kecuali dengan satu syarat."
"Apa syarat nya?"
"Syarat nya adalah penyihir menginginkan generasi muda pada zaman itu, tapi sangat di sayangkan, waktu itu tidak ada remaja satupun, hanya ada anak kecil."
"Aneh, bagaimana bisa di suatu tempat tidak ada remaja satupun?"
"Ya, memang aneh. Para remaja menghilang karena telah di jadikan santapan hangat sang penyihir tua itu."
"Naomi! Aku menemukan sesuatu!" teriak Tara.
Obrolan mereka terhenti karena Tara memanggil Naomi.
"Ini dia, bukankah ini adalah ponsel Adhy? Adhy selalu membawa ponsel ini kemana-mana 'kan?"
"Ah iya, benar. Tapi, di mana dia?"
"Entahlah, aku ingin mencari nya." Jack mulai beranjak pergi mencari Adhy.
"Tunggu, Jack. Bukankah tadi kita sedang membicarakan sejarah Pulau ini?"
"Sejarah Pulau ini?" tanya Tara sambil duduk di bangku sebagai isyarat bahwa dia ingin mengetahui sejarah nya.
"Baiklah, aku lanjutkan. Jadi, pada zaman itu tidak ada remaja satupun karena sudah di ambil untuk di jadikan umpan agar sihir itu tetap berjalan.
"Apa kau serius?!" sontak Naomi kaget.
"Tunggu, di mana Tara? Bukankah tadi dia disini?"
"Aku disini, Jack." Suara Tara yang lembut dan menyeramkan membuat Jack dan Naomi terkejut.
"Kau, Tara?" Jack dan Naomi terkejut melihat Tara menjadi wanita tua dengan dagu yang lancip dan mengenakan jubah berwarna hitam.
"Tidak, aku bukan Tara. Aku adalah Penyihir yang kau ceritakan tadi, aku Avena. Penyihir dari sebelum masehi sampai sekarang." Penyihir itu memberikan senyuman jahat nya.
"Kau? Di mana Tara?!" bentak Jack.
"Aku adalah penyihir yang menyamar menjadi Tara, bocah kecil."
"Tidak! Apa tujuan mu?"
"Tujuanku adalah mengambil bocah bodoh seperti kalian untuk kujadikan santapan hangat."
"Tapi---," omongan Naomi terpotong.
"Ya, aku mengendalikan pikiranmu agar mengajakku ke tempat ini. Mulai dari pulang sekolah sampai sekarang, dan mulai sejak tadi pikiranmu sudah tidak ku kendalikan."
"Dasar penyihir bodoh, kau tidak pintar bercakap. Bagaimana bisa kau menjadi penyihir?" Jack meledek penyihir tersebut.
"Kau berani berbicara seperti itu?" Tiba-tiba pintu ruangan itu terkunci dan darah dua remaja tersebut melebar kemana-mana.
Nasib Jack dan Naomi sama seperti nasib Adhy. Adhy disantap oleh penyihir itu saat Jack sedang tertidur pulas dan saat Naomi sedang mencari Adhy.
Tara sudah mengendalikan pikiran Naomi sejak saat pulang sekolah sampai Naomi dan Jack berada di rumah tua di mana mereka di bunuh dan makan oleh Penyihir Avena.
***
Karya : ZhrSifa84
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top