Misteri Tak Terungkap

Grep...grep...

Aku menelan ludahku mendengar suara mencekam itu.

Crunch.....crunch....

Lagi. Entah kenapa aku rasanya ingin muntah saja, melihatnya tanpa rasa jijik sedikitpun memakan bangkai itu.

Secara perlahan aku mundur namun tanpa diduga aku menjatuhkan guci dibelakangku

PRANG...

Aduh bodohnya aku bagaimana jika makhluk itu tahu keberadaanku? rutukku dalam hati.

Dengan takut-takut aku melihat kearah depan sosok makhluk yang mengerikan itu menatapku seakan-akan aku adalah santapan lezat selanjutnya.

Giginya yang tajam, matanya yang berwarna merah itu semakin menambah ketakutanku. Ditambah dengan keadaan tempat ini yang remang-remang membuatku semakin takut dan merinding.

"Kau akan menjadi makanan lezatku selanjutnya sayang HAHAHAHA," tawanya menggelegar.

Perlahan mahkluk itu maju dan makin lama semakin dekat denganku, aku berusaha mundur namun dengan cepat makhluk itu mengcengkram pergelangan tanganku.

Aku memberontak dengan sisa-sisa tenagaku tanpa perlu repot-repot menatap wajah mengerikannya itu.

"IBU...IBU TOLONG AKU BUUUU." Habis sudah tenagaku kini aku tinggal meratapi nasibku saja yang sebentar lagi akan menjadi makanan makhluk jelek didepanku.

"Nak bangunlah.. kamu kenapa?" Reflek aku bangun dan langsung memeluk ibu. Tubuhku bermandikan keringat, peluhku meluncur bebas dari keningku.

"Aku bermimpi makhluk itu lagi bu, " keluhku.

"Sudahlah ayo kita makan malam dulu," ucap ibu.

Entah kenapa rasanya hatiku masih belum bisa tenang. Sesampainya aku di ruang makan aku melihat ayahku memakan sepotong daging dengan lahap lalu tak lama kemudian ayah menatapku tajam dan melanjutkan makannya.

Aku teringat tatapan itu. Seperti tatapan makhluk dalam mimpiku tapi apa mungkin itu ayah? aku menjadi ragu.

Malam ini rasanya aku tak berniat untuk tidur aku takut kalau nanti aku akan bermimpi mahkluk mengerikan itu.

Tanpa sengaja dari atas balkonku aku melihat seseorang berjalan sendirian, memasuki sebuah rumah kecil yang tidak jauh dari rumahku.

Dengan segera aku mengambil cardiganku dan keluar dari rumah mengikuti orang tadi, dengan perlahan aku memasuki rumah itu.
Mencekam. Itu yang aku rasakan saat pertama kali aku memasuki rumah ini.

Seingatku, aku tidak pernah melihat rumah itu selama aku tinggal disini atau mungkin aku yang tidak terlalu memperhatikannya?

Dengan langkah perlahan aku memasuki bagian dalam rumah tersebut, sambil sesekali memperhatikan sisi yang lain dari rumah ini.

Entah kenapa aku merasakan ada sesuatu yang aneh dari rumah ini, seperti suasana yang terkesan 'mistis' entahlah mungkin hanya perasaanku saja.

Aku memasuki salah satu kamar paling depan, dan aku tidak menemukan orang misterius tadi begitu juga dengan kamar-kamar berikutnya.

SRET....SRET...

Dengan cepat aku menoleh mencari sumber suara itu, seketika aku merasakan buu kudukku berdiri

Aku melihat sebuah bayangan didekat dapur, secara perlahan aku mendekati bayangan itu

Meong.

Aku terlonjak, aku kira dia 'orang' itu ternyata dia hanya seekor kucing.

Aku tinggalkan kucing menyebalkan itu dan melanjutkan pencarianku

Kakiku terasa lelah sekali hampir 2 jam lamanya aku mengelilingi rumah ini dan tidak menemukan apapun. Sia-sia saja rasanya

Kulihat jam ditanganku. Pukul 2.30 dini hari, pantas saja mataku sudah berat sekali. Tanpa sengaja aku tertidur diatas sofa rumah ini.

Kamar. Kenapa aku ada dikamar? Seingatku tadi malan aku berada dirumah kecil itu. Rumah! dengan cepat aku berlari menuju balkonku dan melihat apakah ada rumah kecil disini

Lah? Kenapa rumahnya menghilang? Bukannya semalam memang ada rumah disitu? Atau aku yang bermimpi, tapi aku yakin sekali semalam disitu ada rumah misterius.
Brr.. seketika aku merasakan hembusan angin huft entahlah aku masih bingung rasanya.

Aku memasuki kamarku lagi dan menduduki ujung tempat tidurku sambil aku mengingat kejadian kemarin, aneh rasanya mulai dari tatapan ayah yang seakan sedang mengulitiku, cara makan ayah yang bisa dikatakan rakus, orang misterius,dan juga rumah kecil yang pagi ini sudah menghilang.

Ayah. Apa mungkin ayah orang itu? Tapi kurasa tidak karna jelas sekali ketika aku pergi semalam ayah sedang menonton bola.

Sekali lagi aku memperhatikan balkonku, hap! Aku mendapati orang aneh sedang menatapku kearahku
Apa itu orang gila? Setelah dia menatapku aneh dia langsung berjalan dan kyaaaa aku sudah tak melihat orang itu ketika dia melewati sebuah pohon kecil.

Padahal jelas sekali kalau dia melewati pohon itu harusnya dia masih tampak tapi kenapa sekarang dia menghilang?

Ya Tuhan, kurasa mulai hari ini akan ada banyak kejadian aneh yang tidak terduga lagi.

Tubuhku terasa sangat lelah menghadapi kejadian aneh hari ini apalagi otakku huh kurasa kalau otak ini bisa mengeluh, aku yakin ia akan bicara terus hingga aku lelah mendegarnya.

Aku memutuskan untuk keluar kamar dan bersantai di halaman belakang rumah.

Semilir angin menerbangkan beberapa helai rambutku, pikiranku sudah tak sekacau tadi tapi jujur saja aku masih sedikit heran no— bukan sedikit tapi sangat heran dengan rumah itu.

Sebenarnya itu rumah apa? Bagaimana mungkin saat pagi rumah itu tiba-tiba saja menghilang? Sungguh, aku sangat penasaran sekali.

Apa aku harus memata-matai rumah itu? Atau aku harus mendatangi rumah itu saat malam hari. Oke kurasa aku akan mengikuti opini kedua.

Malam ini aku akan menjalankan misi ku yaitu

Jeng

Jeng

Jeng

Aku akan mendatangi rumah misterius itu. Dengan cepat aku mengambil cardiganku yang menggantung didekat pintu kamar dan berjalan mendekat kearah balkon. Dengan pelan aku membuka pintu balkon untuk melihat apakah ada rumah disana.

Lah-lah? Kenapa rumahnya tidak ada? Aku sangat yakin kemarin malam aku melihatnya. Mataku tidak bermasalah, lalu bagaimana mungkin rumahnya tidak ada disana?

Dengan perasaan kecewa aku berbalik arah dan menuju kamar dengan perlahan, tetapi sesekali aku melirik kearah bahwa.

Hap!! Mataku tak sengaja melihat seseorang melintas, dengan cepat kuperhatikan jam dinding 02.10 dini hari, tidak mungkin kan ada orang melintas malam-malam seperti ini.

Dengan cepat aku berjongkok, karena tadi aku melihatmu 'orang' itu menatap kearah balkonku. GOTCHA! tebakanku benar sekali dia menuju kearah rumah misterius itu. Dengan cepat aku menuruni tangga, hey lihat! Kenapa kamar ayah&ibu lampunya hidup? Ah tapi sudahlah lebih baik aku segera menuju ke rumah itu.

Menakutkan.

Dua kali sudah aku kesini tapi tetap saja rumah ini terasa sangat seram sekali. Aku segera membuka pintunya secara perlahan tapi tiba-tiba saja aku merasakan ada sesuatu tadi.

Dengan takut-takut aku melihat kearah atas dan

IBUUUUUUU!!!!!! Boneka itu mengerikan!!!!!!

Dengan langkah seribu aku segera melarikan diri dari rumah itu.

Akhirnya aku sampai juga dengan selamat di rumah. Sekali lagi aku menatap kearah rumah itu.

Ceklek

"Heh, kamu dari mana malam-malam begini?"

Tubuhku seketika menegang. Ya Tuhan itu suara ayah dengan takut aku menengok kearah pintu

"Aku baru saja keluar untuk mencari angin, Yah. Dikamarku panas sekali."

"Panas? Apakah AC dikamarmu rusak?"

DEG..

Bodohnya dirimu Kar, bagaimana bisa kamu melupakan itu. Kau tidak berbakat sekali untuk berbohong.

"A...anu.. Y—ah i–tu a...nu...,"

"Ah sudahlah kau masuk saja kekamarmu."

Huft

Untung saja ayah segera memotong ucapanku.

Dengan cepat aku melewati ayah mataku tanpa sengaja melihat tatapan tajam ayah dan seringai yang tercetak jelas di wajahnya.

***

Karya: DreamWeaver_10

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top