2. Bad Days (ChiaRisa Lokal Au!)

"Ria? Apa kau ada di—oh disana rupanya."

Chandra menemukan Ariani yang murung terduduk bersandar di bawah pohon mangga di taman komplek. Taman terlihat sepi kala itu dengan cuaca yang sedikit mendung.

Ia lalu berjalan mendekat, lalu duduk disebelah gadis itu. Ariani menoleh sebentar kearahnya, lalu kembali murung sambil memeluk kedua lututnya. Chandra mengerti apa arti gestur tubuh itu.

"Ada masalah? Mau cerita?" tanyanya hati-hati.

Ariani mengangguk kecil. Masih dengan posisi memeluk kedua lututnya, ia mulai bercerita.

"Seminggu ini… merupakan hari yang cukup berat. Tugas sana-sini, kating yang marah-marah, begadang terus, juga bingung dengan jenis tugas-tugas yang baru," Ariani mencurahkan isi hatinya.

"Lelah juga termasuk, tapi kating-kating juga baik sebenarnya. Mereka mau adik-adik tingkatnya punya atitude, etika yang baik untuk bertemu dosen atau warga kampus lainnya…"

Ariani lalu terdiam dan menyandarkan punggungnya kembali ke pohon, kedua kakinya ia luruskan ke depan lalu ia menutup matanya. Ia lalu merasakan sebuah tangan yang mengelus kepalanya dengan lembut dan menoleh pada Chandra.

"Tidak apa-apa. Itu memang diperlukan agar Ria bisa adaptasi dengan lingkungan baru! Capek, lelah itu wajar. Aku juga pernah merasakannya waktu pertama kali kuliah. Kita memang berbeda dua tahun, tapi untuk beberapa hal, aku bisa membantumu!" ujarnya.

Ariani mengulas senyum kecil, setidaknya moodnya bisa sedikit lebih baik, "Terima kasih, kak."

"Apapun untuk teman kecilku! Semangat ya! Mau kutraktir mie ayam pedes?" tanyanya lagi.

"Ahaha, boleh. Yang ekstra pedes ya!" Ariani menyahut dengan senyum lebar.

"Aku terkadang heran dengan toleransi rasa pedas milikmu, tapi baiklah. Jangan terlalu pedas ya? Nanti sakit perut!" Chandra menarik tangannya dari kepala Ariani lalu menepuk bahu gadis itu.

Ariani hanya membalas dengan anggukan dan tawa kecil. Chandra jadi ikut tersenyum melihatnya.

'Ria memang lebih cocok tersenyum daripada murung. Apapun akan kulakukan untuk melindungi senyumannya.'

'Kak Chandra memang baik dari dulu. Tidak bisa dipungkiri, aku memiliki rasa padanya, bukan sebagai teman kecil, bukan juga sebagai kakak. Apa… ini tidak apa-apa?' 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top