MY YOUNGER WIFE (8)
WARNING! MATURE CONTENTS! FOR 18+!
CHAPTER 8: The True About Naruto
ITAFEMNARU
..
..
Naruto meminta izin untuk pergi mengunjungi Nenek Chiyo dan adik-adiknya di panti asuhan yang baru saja siap beberapa minggu yang lalu, Itachi tidak bisa menemani dirinya karena Itachi mendapat panggilan darurat dari cabang perusahaan Uchiha di Tokyo.
Naruto bermain-main bersama adik-adiknya. Gelak tawa Naruto terdengar merdu menyejukkan hati orang-orang yang mendengarnya, Naruto menghampiri Chiyo memeluk orang yang sudah mengasuhnya sadari kecil.
"Ne, Baa-chan andai saja keluarga Naru meminta Naru kembali apa yang harus Naru lakukan?" pertanyaan Naruto sukses membuat Chiyo membolakan matanya.
"Kembali jika Naru ingin dan tolak dengan cara halus agar mereka mengerti." ujar Chiyo mengelus rambut pirang keemasan Naruto.
Jujur Chiyo tidak ingin Naruto kembali ke keluarga kandungnya bagi Chiyo Naruto adalah segalanya, Chiyo sengaja tidak membiarkan orang-orang mengadopsi Naruto ia menyembunyikan Naruto. Katakan dirinya jahat, dan kejam nyatanya Naruto membenci keluarga kandungnya, Chiyo mendapat informasi dari Itachi tentu saja Chiyo senang tapi apakah ia jahat mempertahankan seorang cucu yang ia jaga sadari kecil?.
..
..
..
Itachi menatap nyalang telepon genggamnya. Ia berulang kali menelepon Naruto namum wanita-nya sama sekali tidak menjawab, jujur Itachi ingin membakar teleponnya.
"Moshi-moshi Kaa-san di mana Naruto?" tanya Itachi To-the-point.
Mikoto menghela napas di seberang sana. Ini kesekian kalinya Itachi menelepon dirinya menanyakan di mana Naruto. Apakah Itachi sudah pikun atau bodoh.
'ITACHI!! JANGAN MENELEPON JIKA KAU MENANYAKAN DI MANA NARUTO! KAA-SAN TUTUP TELEPONNYA!!'
Bentakkan Mikoto membuat Itachi terlonjak kaget sedikit menjauhkan telepon genggamnya dari telinga, takut dirinya mendadak tuli dan ia tidak bisa mendengar desahan menggoda Naruto. See Uchiha dengan ke mesumnya.
"Dimana kau Naruto." perasaan Itachi mendadak tidak enak, ia mencoba menelepon Naruto lagi-lagi operator yang menjawabnya.
Itachi baru sadar bahwa Naruto meminta izin darinya untuk ke panti asuhan. Itachi menekan nomor telepon panti asuhan.
"Moshi-moshi Chiyo-baa-san apa Naruto ada di sana. Ini Itachi." ujar Itachi ia berjalan mondar-mandir sesekali kakinya dihentak kecil.
'Naru-chan sudah pulang nak, memangnya kenapa?'
Firasat Itachi selalu saja benar. Pasti Naruto kenapa-napa.
"Ah! Tidak apa-apa Baa-san, aku tutup teleponnya ya."
Itachi ke buruan menutup teleponnya ia segera keluar dari kantor tak lupa menelepon geng Akatsuki agar mencari istrinya.
..
..
..
MANSION SHIMURA
Naruto menatap datar seorang pria berambut pirang sama dengan dirinya. Mata safir biru milik pria itu sama sekali tak lepas memandangnya. Naruto tahu lambat laun Danzo pasti menculik dirinya.
"Apa yang kalian inginkan! Dan kenapa pria itu kalian ikat." tunjuk Naruto ke arah Minato.
Danzo melangkah menghampiri Naruto mengelus rambut pirang keemasan Naruto. Naruto lupa dirinya juga di ikat.
"Naru-chan, ini Kaa-chan sayang." Sara berjongkok tepat di depan wajah Naruto, melihat wajah cantik anaknya.
Naruto memalingkan wajahnya ke samping lagi-lagi ia melihat orang terikat dan orang itu adalah wanita berambut merah sama seperti Sara.
"Ohh...kalian menculik mereka juga?" tanya Naruto menunjuk Kushina, dan Kyuubi dengan dagunya.
Bolehkah Danzo membunuh Naruto saat ini juga namun Danzo menyayangi anaknya itu.
"Lepaskan aku dan mereka! Jika kalian ingin terus melihatku!" ujar Naruto dingin.
Sara melangkah mundur sambil menggelengkan kepalanya. Ia tidak bisa melepaskan ikatan Naruto karena ia tahu anaknya pasti melarikan diri.
"AKU BILANG LEPAS! LEPASKAN AKU!! BERENGSEK!!" raung Naruto.
Naruto berdiri dari duduknya ia tahu hanya kedua tangannya diikat tapi tidak dengan tubuh dan kakinya, Naruto mengerakkan kedua tangannya ia tak peduli darah segar mengalir dari tangannya.
"Kehkehkeh!! Kalian benar-benar merusak moodku. Apa kalian ingin MATI!!" Naruto melangkah menghampiri Minato.
Tangan yang terus mengeluarkan darah segar sama sekali tak ia pedulikan. Minato menatap lekat Naruto, gadis itu ternyata anakku batin Minato.
"Aku tahu kau ayahku dan wanita itu ibuku! Dan wanita bernama Kushina ibu tiriku, Kyuubi? Apa dia adik atau kakakku dan Naruko adikku, Samui kakakku." jelas Naruto, ia menyisir rambutnya optimistis akan menukar warna pirang dengan warna merah.
"Sudah jelas aku bukan wanita bodoh! Apa kalian melihatku dengan gadis polos, baik, dan tersenyum sepanjang hidupku. Kalian naif sekali khekhekhe...bahkan kalian menculikku saat pulang dari panti asuhan! Greet!!! Genius mind!! Shut up! Kalian membuatku muak! Apa yang kalian inginkan! Apa ingin aku kembali jawabannya adalah TIDAK! mengerti TIDAK! Aku tak akan menolak kalian dengan cara halus karena aku tahu itu mustahil, dengan cara kasar ini apakah kalian melepaskan aku." Naruto memiringkan kepalanya, seringai tersungging dibibirnya.
Sara, Kushina dan Kyuubi membolakan mata mereka. Naruto begitu mengerikan saat marah Minato mematung mendengar nada dingin dan datar dari Naruto sementara Danzo tersenyum miring.
"Ah! Anak gadisku kau benar-benar hebat sayang." Danzo melangkah maju namun Naruto memundurkan tubuhnya.
"Ck, ck, ck, pria Yakuza sepertimu memiliki rasa sayang juga bagaimana dengan kedua anakmu apa mereka juga mengikuti jejak mu menjadi Seorang pembunuh." lagi-lagi Naruto berkata pedas sangat tidak sopan.
Danzo berhenti melangkah ia memicingkan matanya ke arah Naruto. Ia tahu Naruto menyembunyikan sesuatu darinya.
"Jangan memasang wajah seperti itu ayah, benarkah Orochimaru." Naruto jelas-jelas melihat wajah pria paruh baya itu, dia adalah orang kepercayaan Danzo dan tidak sulit mengancam pria tua itu.
Danzo membalikkan badannya menatap tajam Orochimaru.
"Apa kau menghianatiku Orochimaru?" tanya Danzo dengan pelan ia menghampiri Orochimaru, pria tua itu tidak bergeming meskipun Danzo mengacungkan pistol di pelipis nya.
"Maaf Danzo. Tawaran Naru-chan sulit ditolak kau tahu aku ingin berhenti menjadi orang jahat." jawab Orochimaru terkekeh pelan.
"Tawaran? TAWARAN APA!!" bentak Danzo sebelum muntahan peluru hinggap di dalam otak Orochimaru. Naruto merampas pistol milik Danzo memainkan beberapa saat dan mengacungkan pistol itu ke arah Danzo.
"Aku adalah Kitsune jika kau mau tahu." Naruto terkekeh senang melihat wajah kaget Danzo.
Ya Naruto a.k.a Kitsune adalah pembunuh profesional. Ia berhenti menjadi pembunuh di saat usianya enam belas tahun ketika Chiyo sakit parah, ia membunuh demi pengobatan sang nenek dan kebutuhan adik-adiknya.
Setelah sang nenek sembuh Naruto langsung berhenti, ia tahu uang hasil pembunuh itu adalah haram tapi ia memerlukan uang saat itu. Ia menghalalkan segala cara untuk penyembuhan sang nenek dan menghidupkan adik-adiknya.
"Jangan terlalu kaku ayah, Akatsuki sebentar lagi tiba jangan khawatir ne." Naruto tersenyum miring.
Bagaimana reaksi Itachi saat ia tahu istrinya seorang pembunuh? Apakah ia akan diceraikan? Hanya mereka saja yang tahu.
..
..
..
"Bagaimana Nagato! Apa kau menemukan di mana lokasi Naruto." ujar Itachi cemas.
Dapat ia lihat wajah Nagato sepucat mayat. Apa Naruto baik-baik saja? Itachi mengambil laptop di pangkuan Nagato.
"Sialan!! Danzo benar-benar mau mati!!" desis Itachi. "Sasori kita ke mansion Shimura." perintah Itachi.
Sasori hanya menganggukkan kepalanya dan menancap gas menuju ke mansion Shimura.
..
..
..
Bunyi dobrak pintu mansion Shimura menyentakkan seluruh pelayan yang ada di sana, mereka melihat pria-pria tampan mengenakan jubah berwarna hitam dan di bawahnya berbentuk awan merah. Sungguh jika pria-pria itu mengenakan jas pasti mereka akan ber-bulshing ria tapi mereka membawa senjata dan dipastikan tubuh para pelayan bergetar hebat karena ketakutan.
"DIMANA SHIMURA DANZO!! JAWAB! DI MANA DIA!!" teriak Itachi mengacungkan senjata ke salah seorang pelayan wanita.
Seorang pelayan menarik tangan Itachi. Tanpa suara, tanpa terdengar langkah kaki pelayan tua itu mendorong Itachi di depan pintu kamar yang Itachi yakni ruang bawah tanah.
"Bawa istri anda tuan dan pergi jangan pernah kembali." ujar pelayan tua itu dengan datar ia membalikkan badannya menjauhi Itachi.
Langkah kaki mengema di lorong yang Itachi lalui. Mereka adalah Akatsuki.
"Apa Naru di dalam?" tanya Nagato cemas mengundang kerutan di dahi Itachi.
"Kau menghawatirkan istriku!" Itachi berkata sinis dan mendelik ke arah Nagato.
"Ck! Sekarang bukan waktu untuk iri dan cemburu!" Nagato membalas dengan sinis-nya. "Deidara ledakkan pintu ini!" perintah Nagato.
Deidara nerobos para pria tampan dengan tubuh mungilnya, dengan seringai Deidara mengutak-atik ponselnya dan menempelkan bola seukuran biji kopi di depan pintu berwarna putih itu.
"Mundur! Jika tidak mau ya berdiri di sana dan mati bersama seni ledakan." ujar Deidara menggebu-gebu.
Semua anggota Akatsuki mundur menjaga jarak dengan ledakan Deidara mereka tidak ingin mati konyol karena ledakan. Setidaknya mereka ingin mati selepas mereka merasakan surgawi para hawa di luar sana.
Deidara mundur selepas meletakan bom kecil itu ia menekan tombol berwarna merah di tangannya sambil berguma 'seni adalah ledakan! Ledakan sangat indah' seperti itulah guaman Deidara.
Bomm!!
Biarpun ledakan itu tidak terlalu nyaring asap mengepul. Deidara tersenyum puas dan Itachi mendorong Deidara ia merobos masuk ke dalam
Itachi sempat terkagum-kagum melihat tangga di balik pintu. Itachi menggelengkan kepalanya dengan langkah pelan ia menuruni tangga diikuti anggota Akatsuki yang lain.
..
..
..
"Aku membunuh di usia dua belas tahun demi uang! Demi keluargaku di panti! Demi Chiyo-baa-chan! Kau seenaknya ingin membawaku! Mengatakan bahwa aku anakmu! Menyesal! Dan apa! Apa yang aku dapat jika bersama kalian!" raung Naruto menjambak surai emasnya.
Sara menutup mulutnya, butir-butir air mata menuruni pipi mulus wanita bersurai merah itu. Ia akui bahwa ia ibu yang kejam meninggalkan bayi mungil di panti asuhan demi keselamatan sang anak, tapi ia tak menyangka bahwa anaknya justru membenci dirinya.
"Aku tak pernah berkhayal menginginkan keluarga yang utuh! Aku ingin orang-orang yang aku sayangi bahagia itu saja! Jadi aku mohon jangan paksa aku tinggal bersama kalian karena aku sudah menikah dan mempunyai keluarga yang sangat menyayangiku."
..
..
..
Itachi meremat kedua tangannya selepas mendengar pengakuan Naruto. Matanya berkaca-kaca. Anggota Akatsuki iba melihat Itachi, Kisame menepuk-nepuk pundak Itachi. Kisame hanya ingin Itachi tabah menerima kenyataan bahwa istri mudanya itu mantan psiko.
"Aku-aku! Salut! Karena istriku kuat! Aku ingin ia membunuh Kyuubi jika perlu." ujar Itachi.
Anggota Akatsuki melongo mendengar ucapan Itachi ada juga yang Sweetdrop.
"Kau sudah tahu Itachi?" tanya Yahiko horror.
"Tentu saja! Jika aku tidak tahu kenapa aku ingin menikah dengan istriku itu bodoh!" sahut Itachi galak.
Tap! Tap! Tap!
"Naruto." merasa namanya dipanggil Naruto membalikkan badannya ia melihat Itachi di sana.
"Itachi." lirih Naruto ia menjatuhkan pistol yang ada di genggamannya.
"AKU SEMAKIN MENCINTAIMU UCHIHA NARUTO!! MAUKAH KAU MEMBUNUH NAMIKAZE KYUUBI UNTUK SUAMI TAMPANMU INI!!" teriak Itachi kelewatan gaje.
Naruto melongo ia tidak tahu itachi dengan mudah menyuruhnya untuk membunuh.
"Sejak lama aku tahu pekerjaanmu yang satu itu! Karena itu aku mencintaimu! Kau wanita yang tidak bisa aku takluk dengan mudah."
"Aku Uchiha Itachi selalu mencintaimu! Jadi jangan pernah mengatakan meninggalkan diriku hanya untuk menutup masa lalumu yang kelam." Naruto menitikkan airmata ia terharu mendengar pengakuan Itachi.
Greppp!!
Naruto memeluk erat Itachi menangis di dada bidang sang suami, menumpahkan semua rasa yang ia ada. Naruto bersyukur karena Itachi menerimanya dengan tangan terbuka.
"Sttt...jangan menangis karena wajahmu tidak cocok dengan airmata itu." bisik Itachi.
Naruto semakin menangis keras Itachi hanya menghela napas. Sepertinya ia harus mendiamkan tangisan Naruto dengan suara desahan sexy milik istrinya.
Itachi menggendong Naruto dengan cara bridal style dan melangkah keluar dari ruang yang gelap itu.
"Urusan kita belum selesai Shimura, Namikaze! Karena aku harus mengurusi istriku." ujar Itachi dan berlalu pergi diikuti anggota Akatsuki.
..
..
..
Danzo, Minato, Sara dan Kushina hanya diam mereka menatap Itachi dan anggota Akatsuki yang menjauh.
"Lihatlah apa yang kalian sudah lakukan! Karena keegoisan kau Minato dan kebodohan mu Sara! Gadis yang seharusnya polos harus membunuh di usia yang masih belia." kata Kushina Sinis.
Danzo memejamkan matanya ia harus menghadapi para Uchiha nantinya. Sementara kedua orang itu terdiam meratapi nasib mereka sebagai orang tua yang kejam.
..
..
..
TBC!!..
KEJUTAN!!! BWAHAAA!!! 😂😂😂UDAH BACA VOTE YA, COMMENT JUGA BISA..
SAMPAI JUMPA DI CHAPTER DEPAN!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top