= 𝔽𝕠𝕦𝕣 =

" 𝕱𝖎𝖌𝖍𝖙 𝕸𝖊 ! "

Suasana ruangan latihan Taekwondo terasa begitu mencekam, bukan karna mereka sedang ritual mengepet untuk pemasukan kas klub karna Pak Zhongli sudah memutuskan menjadikan Childe sebagai bendahara klub untuk alasan finansial (Read : Miskin).

Alasan ruangan latihan terasa mencekam adalah karna hari ini adalah waktunya adu bela diri antar Childe dan Xiao, Childe memilik fisik yang kuat ditambah kepandaiannya dalam membuat taktik untuk menyerang atau bertahan sedangkan Xiao tubuhnya memang mungil namun justru itu yang membuatnya bisa bergerak gesit dan walau tubuhnya mungil kekuatannya tidak bisa di remehkan mengingat dia merupakan anggota Taekwondo terbaik di sekolah saat ini.

Semua terlihat antusias untuk menonton, berbeda dengan Lumine yang rasanya ingin segera pulang pasalnya dia merasa malu dengan Childe yang dengan percaya dirinya bilang jika dia memenangkan pertarungannya dengan Xiao maka dia akan mengajak Lumine kencan.

Ruangan latihan juga terlihat padat dari biasanya karna di penuhi beberapa siswi dari klub lain yang mengintip dari balik jendela, siapa juga yang tidak ingin menonton pertandingan mereka walau hanya latihan?

Xiao dan Childe adalah 2 cowok terpopuler di kelas dengan sifat yang sangat bertolak belakang.

"Kau tidak ingin menyerah sekarang? Aku tidak ingin membunuh hewan apalagi kucing kecil sepertimu meaw~"

"Tutup mulutmu Fatui!"

"Itu nama geng motorku bukan namaku, apa kucing tidak bisa membedakan nama?"

"Aku tidak sudi memanggil namamu"

Lumine menghela nafas berat, kenapa jadi begini?

"Hai sayang, apa kabs?"

Lumine melototkan matanya, bagaimana bisa sahabatnya tiba-tiba sudah ada di sampingnya sambil membawa beberapa cireng dan es teh manis di tangannya.

Pertanyaan darimana gadis itu mendapat izin masuk dan meminjam baju taekwondo?.

"Mau cireng kaga? Lumayan buat cemilan fan girling"

"Fan girling lambemu, gimana caranya kamu masuk?!"

"Oh aku gantiin anak sini yang sakit, sama Pak Zhongli di iyain aja tuh"

"Emang kamu ijin apa?"

"Mau bantuin Pak Zhongli bujuk Childe biar mau ngasih donasi buat pensi buldep sih"

"TERUS PAK ZHONGLI PERCAYA GITU?!"

"Hooh, aku kan murid yang jujur, baik, dan tidak sombong pasti percayalah sama wajah inonsenku"

"tai"

Rose menjejali Lumine menggunakan cirengnya yang masih hangat dan bilang agar Lumine cukup santai menikmati pertunjukkan sambil memakan cirengnya.

Lumine akhirnya pasrah saja menikmati cireng gratis isi ati ayam itu, sedangkan Rose sudah sibuk jepret-jepret dan berteriak menyemangati seperti gadis-gadis yang lain di ruangan itu.

Boleh Lumine akui jika latihan kali ini nyaris seperti pertandingan resmi, sulit menerka siapa yang akan menang di antara mereka karna mereka sendiri sama-sama kesulitan saling menumbangkan satu sama lain.

Sebuah pertarungan yang sangat sengit, tak terasa sudah berjalan nyaris setengah jam tapi tidak ada satu pun dari mereka terlihat akan menyerah padahal mereka sama-sama sudah kelelahan.

"Menyerahlah saja Xiao! Kau hanya mempersulit hidupmu!"

"Aku yang harusnya bilang begitu Fatui!"

Lumine menghela nafas berat lalu bangkit, Rose menelan ludah seram melihat sahabatnya menguarkan aura Death Glare.

"BERHENTI!"

Lumine tiba-tiba berhenti di tengah mereka sambil menahan tangan Childe dan Xiao agar berhenti menyerang satu sama lain.

"Lumine?"

"Ojou-chan?"

Lumine menatap tajam kedua pemuda itu, baik Xiao maupun Childe langsung duduk hormat menunduk karna merasa seram dengan tatapan Lumine.

Gadis itu berkacak pinggang kesal mengomeli kedua pemuda di hadapannya, sejenak semua penonton di tempat sepakat menobatkan Lumine sebagai anggota taekwondo terbaik di sekolah.

Karna hari semakin sore, Pak Zhongli selaku pimpinan taekwondo itu tiba-tiba datang dan memulangkan semua anggota Taekwondo.

"Ya Lumine, tadi kenapa nge-chat aku?"Tanya Hu Tao yang mengikuti di belakang Zhongli, Lumine menunjuk Childe sejenak Hu Tao tidak mengerti namun kemudian gadis itu menatap Childe prihatin.

"Titip Childe"Ucap Lumine sebelum akhirnya menyeret Xiao pergi di ikuti dengan Rose di belakangnya.

"Dia keren banget kan sensei?!"Pekik Childe semangat, Hu Tao menghela nafas sambil berkacak pinggang.

"Lu gatau kenapa Lumine titip ke gua?"

"Kenapa emang?"

Zhongli membantu Childe bangkit.

"Hu Tao ini anak pimpinan Wang Sheng Funeral Parlor, kamu tahu kan itu bisnis apa?".

= × 🌼 × =

"Ugh"

"Dikit lagi"

Dengan telaten Lumine membersihkan luka di wajah Xiao menggunakan kapas beralkohol, barulah memakaikan hansaplas ke wajahnya.

Lumine menghela nafas berat lalu duduk di samping Xiao sedangkan Rose mengembalikan kotak p3k ke tempatnya.

"Lum, aku balik dulu yak! Amane udah nungguin di parkiran soalnya"

"Lho tumben pulang cepet? Nggak ngurus ekstra astronomi?"

Rose menggeleng lalu nyengir.

"Dia nge-skip hari ini, katanya mau nraktir Tsukasa soalnya kan kemarin dia menang lomba melukis tingkat nasional"

"Ahh gitu, yaudah hati-hati!"

"Siap bosque, bye Lumine bye Xiao mwah~"

Sesaat suasana hening di antara mereka, sampai akhirnya Lumine kembali menghela nafas.

"Kenapa sih berantem sama Childe?"

Xiao membuang muka.

"Dia ngeselin"

"Jangan ditanggepin ah lain kali, kan jadi luka-luka gini"

Xiao mendengus lalu menyentuh pipi Lumine.

"Lebih baik aku yang begini daripada aku melihatmu luka-luka karna bocah fatui itu!"

Lumine sedikit bersemu merah namun kemudian menepis tangan Xiao.

"Sudahlah, ayo kita pulang! Aether pasti mengkhawatirkanku"

Lumine berjalan keluar dari UKS, diikuti dengan Xiao dibelakangnya.

Kadang cinta bisa sangat merepotkan.

▌│█║▌║▌║  L O A D I N G . . . ║▌║▌║█│▌

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top