❍⃝⃘۪۪۪͡꒰ ཻུ۪۪۪۫⁞ Tiga

Beberapa minggu telah berlalu, pengobatan Karma pun berjalan dengan baik, ia juga sudah melupakan keinginan bunuh dirinya. Sekarang karma sedang mendengarkan musik dengan earphones di telinganya, (Y/N) yang memasangkannya sebelum pergi ke toilet tadi.

Karma sedang asyik mendengarkan lagu Question AnsaKyou dan kakinya mulai bergerak-gerak karena terbawa alunan musik. Bergerak? Yap, sekarang Karma mulai bisa menggerakkan kakinya.

Kriet

(Y/N) kembali dari toilet. Hari ini ia tidak mengajak Asano atau pun teman-temannya yang lain. Asano tidak bisa datang karena sibuk dengan urusan OSIS-nya, Nagisa dan murid 3-E yang lainnya juga sedang sibuk mempersiapkan ujian.

"(Y/N)-chan? Kau sudah kembali?" tanya Karma saat mendengar suara pintu terbuka. Karma memang memakai earphones, tapi tidak dengan volume yang full, jadi ia masih bisa mendengar suara lain di sekitarnya.

"Iya, aku sudah kembali, Karma-kun," jawab (Y/N) sambil mendekati ranjang Karma.

"Mm ... rambutmu tidak diikat, ya?" tanya Karma atau lebih tepatnya menebak karena bukan hanya kakinya, tapi penglihatannya pun mulai kembali hanya saja masih agak normal.

(Y/N) tersenyum senang, bahagia karena penglihatan Karma semakin membaik, mungkin sebentar lagi Karma akan kembali ke sekolah. (Y/N) juga menjawab, "Iya, aku lupa tidak bawa pengikat rambut."

(Y/N) duduk di samping tempat tidur Karma, lalu mengambil tasnya dan mengeluarkan beberapa buku.

"Kau sedang apa, (Y/)-chan?" tanya Karma.

"Aku mau belajar, Koro-sensei bilang besok ada ulangan matematika dan aku tidak mengerti!!! Haah ...," keluh (Y/N). Pelajaran matematika adalah pelajaran yang paling membuat (Y/N) prudasi, ralat, prestasi, predasi-Ahh! Pokonya itu!

"Hee~ bagian mana yang tidak kau mengerti, (Y/N)-chan?"

"Mm ..." (Y/N) berpikir sejenak. "Ah! Yang ini! Aku tidak paham bagaimana cara mengelompokkan himpunan, apa itu irisan, himpunan semesta itu yang mana, ya? Kemarin Koro-sensei sudah menjelaskan, tapi aku lupa hehe."

"Hee~ itu sih mudah. Kita bahkan pernah mempelajarinya di kelas 2," kata Karma.

"Mudah bagimu! Tidak bagiku! Padahal baru dijelaskan kemarin, kenapa besok langsung ulangan?!" (Y/N) terus protes ini dan itu padahal Koro-sensei yang ia bacotkan itu tidak mendengarnya dan entah ada di mana.

"Ahaha! Kebetulan aku masih ingat, mau kuajarkan?" Karma menawarkan.

"Eh? Memangnya bisa?" tanya (Y/N) dan entah kenapa ia jadi merasa bodoh. Masa iya yang sehat diajarin ama yang sakid? Tapi yowes lah daripada nilainya telor nanti emak e ngamok kan gawat.

Tok! Tok! Tok!

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.

Kriet

"Bagaimana keadaanmu, Karma?" Ternyata Asano datang juga, padahal katanya ia sedang sibuk dengan urusan OSIS-nya ditambah harus persiapan ujian karena tiga minggu lagi adalah ujian kelulusan.

"Shuu-kun? Kau bilang tidak bisa datang?"

"Iya tadinya, tapi aku ingin ke sini."

"Hee~ apa Shuu-kun sangat mengkhawatirkanku? Tapi maaf, aku masih normal, masih lurus." Semangat bangornya Karma mulai meningkat.

"Apa maksudmu, Bakabane?! Asal kau tau saja, aku juga masih normal! Dan aku sudah sangat bosan menjengukmu, jadi cepatlah sembuh agar kita bisa bersaing lagi seperti dulu!" kata Asano dan Karma malah tertawa menanggapinya.

"Kau bang bosan, tapi setiap hari kau selalu ke mari. Jangan-jangan kau menyukaiku ya, Shuu-kun?"

"Sudah kubilang aku masih normal! Dan berhentilah memanggilku 'Shuu-kun', panggilan itu tidak cocok diucapkan olehmu!" Karma tertawa lagi mengetahui rivalnya itu semakin kesal dengannya, sepertinya membuat orang kesal memang hobi dan keahlian Karma, iya kan?

"Oh iya, (Y/N)-chan pasti sudah memberitahumu. Bulan depan kita ujian kelulusan, kau tidak lupa dengan tantanganku, kan? Jadi kau harus sembuh! Ingat itu, Karma!" kata Asano lagi.

Karma tertawa kecil, lalu menjawab, "Ha'i, ha'i, aku juga ingin lulus bersama kalian. Oh iya, bisa tolong kau jelaskan tentang himpunan pada (Y/N)-chan? Besok dia ada ujian dan ya, kau mengerti, kan?"

"Tentu, itu mudah," jawab Asano.

"Gomen ne, (Y/N)-chan hoam ... tiba-tiba aku jadi ngantuk, mungkin karena obat yang kuminum hoam ...." Karma terus menguap, ia juga menggosok-gosok matanya.

"Daijoubu, Karma-kun istirahat saja," ucapmu disertai senyuman. "Oh iya! Kita obati dulu matamu sebelum kau tidur, oke? Aduh, aku hampir lupa," ucapmu lagilagi sambil mengambil sebuah botol kecil berwarna coklat yang isinya adalah obat tetes mata untuk Karma.

Karma mengangguk pelan, kemudian kau segera meneteskan obat itu di mata Karma.

"Ah, kalau kalian mau pulang juga tidak apa-apa hoam ...," ucap Karma dengan mata yang semakin sayu karena mengantuk.

Tak butuh waktu lama, dalam beberapa menit Karma langsung tertidur. (Y/N) dan Asano pun memutuskan untuk belajar di rumah (Y/N) karena tidak mau mengganggu istirahat Karma

Hari demi hari terus berlalu, penglihatan Karma semakin membaik, kakinya juga semakin mudah digerakkan, sudah beberapa kali ia latihan berjalan. Semua rasa frustasi dan depresi itu telah tergantikan dengan semangat dan keinginan untuk sembuh agar ia bisa segera kembali beraktivitas seperti biasa. Menjahili (Y/N) dan teman-temannya, dan mengalahkan Asano tentunya, serta banyak lagi hal yang ingin Karma lakukan.

Oh, satu lagi berita baiknya. Karma sudah boleh pulang. Sekarang Karma menjalani pengobatannya di rumah walau tetap harus cek up ke rumah sakit setiap tiga hati sekali. Aah ... Karma rindu sekali dengan kamarnya. Bukan hanya kamarnya, ia juga sangat rindu dengan PSP kesayangannya.

Tok! Tok!

Seseorang mengetuk pintu kamarnya.

Kriet

Seorang gadis bersurai (y/h/c) masuk ke kamar si Akabane muda itu. Yap, itu (Y/N).

"Jangan kelamaan bermain game, itu tidak baik untuk matamu, Karma-kun."

"A-aah ... (Y/N)-chan kembalikan kembalikan, satu level lagi aku akan melawan bos dan dapat skor tertinggi!" protes Karma saat tiba-tiba (Y/N) mengambil PSP-nya. Karma juga mengembungkan pipinya karena kesal.

"Tidak. Orang sehat saja tidak boleh terlalu lama bermain game, apa lagi yang baru pulih sepertimu, Karma-kun," kata (Y/N).

"Ahahaha! Jangan cemberut begitu, kau jadi lebih lucu daripada anak anjing," katamu lagi. Karma masih terlihat kesal, tapi seketika ia terpilih sesuatu, laku menyunggingkan senyum jahil khasnya.

"Benarkah? Jadi kau lebih suka aku atau anak anjing?" tanya Karma dan tentu pertanyaan itu membuat wajahmu memerah seketika, hampir semerah rambut si penanya.

"Hmm~ jadi kau lebih suka yang mana, (Y/N)-chan?" tanya Karma lagi.

"A-aa ... T-tentu saja aku lebih suka anak anjing! Mereka sangat lucu dan menggemaskan, gonggongannya juga sangat imut, apa lagi ketika mereka menggoyangkan ekor," jawabmu yang diawali dengan kegugupan.

"Mmm ... bagaimana kalau aku bersikap seperti mereka? Apa kau akan lebih menyukaiku, (Y/N)-chan?"

"H-haah?" Aish. (Y/N) semakin gugup. Ah tapi tenang saja, (Y/N) juga bisa balas dendam. Bukan (Y/N) yang akan menyatakan perasaan, ia akan membuat Karma yang menyatakan perasaan padanya.

"Hmm~ apa sebegitu inginnya kau disukai olehku? Ara ara~ jangan-jangan kau menyukaiku ya, Kar-ma-kun~" //mampus digoda balik lu kar //PLAK

(Y/N) berhasil. Sekarang Karma yang gugup akibat ucapan (Y/N) barusan, wajahnya juga agak memerah karena malu.

"Wah wahh ... wajahmu merah tuh, mengakulah kau memang menyukaiku, kan, Karma-kun~" Karma tidak membalas ucapan (Y/N), ia sedang berpikir apa yang harus ia katakan untuk mengalahkan (Y/N) dan membuat gadis itu menyatakan perasaannya duluan?

"Memangnya siapa yang menyukaimu? Tidak usah bohong, (Y/N)-chan. Aku tau kau menyukaiku, kan? Buktinya kau ingin tau apa yang Okuda-san katakan padaku waktu di rumah sakit," kata Karma.

Kalau soal balas membalas emang jangan lawan Karma. "I-itu, mm ... ya aku, kan, cuma ingin tau saja, bukan berarti aku menyukaimu. Karma-kun baka!"

"Lalu kenapa kau ingin tau kalau bukan karena menyukaiku? Untuk digosipkan dengan Kayano-san dan Nakamura-san, begitu?"

"K-kalau iya memangnya kenapa?" Lagi-lagi (Y/N) mencoba menantang Karma. Jangan ngadi-ngadi, pasti kalah lah, keburu meleleh pas liat muka Karma.

"Hee~ kalau begitu silakan, sekalian beritahu semua murid Kunugi–ah, bukan, tapi semua orang di dunia, beritahu mereka kalau sekarang kita sudah pacaran." Seketika (Y/N) mematung setelah mendengar perkataan Karma barusan. Apa ini, huh? Pernyataan cinta? Paksaan pacaran? Tapi emang mau sih. Mengakulah.

"Aku menyukaimu, (Y/N)-chan," kata Karma lagi dengan senyum manis yang tertera di wajahnya.

(Y/N) masih terdiam di tempat. Ais, dia senang, terkejut, dan tidak tahu harus berkata apa.

"Apa kau menyukaiku juga, (Y/N)-chan?" tanya Karma penuh harap.

(Y/N) tetap diam sehingga membuat Karma berpikir bahwa (Y/N) tidak menyukainya. "Kau tidak menyukaiku, ya? Oh aku tau, kau pagi menyukai Asano-kun, iya kan?"

Kali ini (Y/N) langsung menggelengkan kepala dan membuat Karma sedikit lega dengan jawabannya.

"Jadi, kau ini menyukai siapa? Atau memang sedang tidak ada yang kau sukai?" tanya Karma lagi.

(Y/N) berpikir sejenak. Apa ucapan Karma ini serius? Atau hanya main-main? "Mm ... K-Karma-kun sendiri bagaimana? Okuda-san menyukaimu loh, apa kau menyukainya juga?"

Karma mengangguk, kemudian menjawab, "Iya, aku menyukainya." (Y/N) tampak kecewa dengan jawaban Karma, jadi kata 'kita sudah pacaran' yang tadi Karma katakan itu bohong, iya kan?

"Sebagai teman."

"Apa?" Tiba-tiba Karma melanjutkan perkataannya.

"Aku bilang 'sebagai teman'. Aku hanya menyukainya sebagai teman, tidak lebih dan tidak kurang," kata Karma. (Y/N) mengedipkan matanya beberapa kali, bingung sebenarnya apa sih yang mau Karma katakan? Jadi Karma ini menganggapnya sebagai apa?

"Kalau aku?" tanya (Y/N).

"Tentu saja kau adalah orang yang kusukai, (Y/N)-chan," jawab Karma.

"Sebagai?" tanya (Y/N) lagi.

"Ya sebagai orang yang aku sukai, (Y/N)-chan."

"Iya, tapi sebagai apa, Karma-kun?"

"Astaga, (Y/N)-chan. Sudah kubilang sebagai orang yang aku sukai."

"Iya, tapi disukai sebagai apa, Karm—"

"Pacarku." Lagi-lagi Karma mempermainkanmu. Ayolah, kali ini serius atau bercanda?

"Aku serius, (Y/N)-chan." Seolah tahu apa yang ada di pikiranmu, Karma berkata demikian untuk meyakinanmu. "Apa kau mau berpacaran denganku, (Y/N)-chan?"

Butuh waktu beberapa detik untuk mencerna apa yang Karma katakan. Berharap ini bukan mimpi melainkan kenyataan. Berharap ini bukan salah satu dari candaan atau kejahilan yang biasa Karma suguhkan padanya melainkan keseriusan untuk menjalin hubungan baru yang lebih mendalam.

Agak ragu, takut jikalau Karma hanya bermain-main dengannya, tapi (Y/N) tetap menganggukkan kepala pertanda jawaban 'iya'.

"Hontou?" tanya Karma tidak percaya dan (Y/N) mengangguk lagi.

"B-benarkah, (Y/N)-chan? K-kau tidak bercanda, kan?" (Y/N) menggelengkan kepala, membuat sang penanya merasa senang dan bahagia atas jawaban yang diterima.

"K-kita pacaran?" Sekali lagi Karma bertanya dan (Y/N) kembali menganggukkan kepala. Woi ngomong napa!

Tanpa aba-aba lagi, Karma langsung memeluk (Y/N), membuat gadis itu terkejut bukan main. Ia tidak ingat kapan terakhir kali Karma memeluknya? Saat masih SD? Atau saat TK? (Y/N) juga membalas pelukan Karma.

Akhirnya mereka pacaran. Tentu ia harus membagikan kabar bahagia ini pada seluruh murid kelas 3-E, dan Gakushuu juga tentunya. Iya, kan?

Kondisi Karma semakin membaik, tapi Shiro masih belum mengizinkannya pergi ke sekolah walau Karma terus memohon.

"Aku mohon, Tousan. Aku janji aku tidak akan membuat masalah. Lagi pula di sana ada (Y/N)-chan, Nagisa-kun, Asano-kun, dan teman-temanku yang lainnya," kata Karma.

Shiro membuang napas panjang, sebenarnya ia khawatir, takut terjadi sesuatu jika ia mengizinkan Karma sekolah sekarang. Tapi ia juga tidak tega melihat putranya terus memohon seperti ini, ia tahu Akabane muda itu merindukan teman-temannya.

Walaupun guru favoritnya, Koro-sensei, selalu datang setiap weekend untuk memberiny materi-materi agar tidak ketinggalan pelajaran, tetap saja lebih menyenangkan belajar bersama di kelas, kan?

"Baiklah." Shiro menyerah. Akhirnya ia mengizinkan Karma ke luar rumah. Si anak sangat bahagia, seketika senyum lebar langsung menghiasi wajahnya.

"Hontou?!" tanya Karma antusias dan Shiro mengangguk sebagai jawaban, membuat anaknya semakin senang dengan jawaban yang diterima.

"Arigatou, Tousan!" Karma langsung memeluk ayahnya. Tidak sabar pergi ke sekolah besok pagi. Dengan semangat ia langsung membagikan kabar ini pada teman-temannya.

Keesokan harinya.

Karma sudah siap dengan seragam Kunugi, bukan dengan blazer hitam yang biasa ia pakai, ia memakai seragam lengkap dengan dasi.

Karma berdiri di depan rumahnya, menunggu pacarnya.

"Kau yakin tidak usah Tousan antar?" tanya Shiro.

Karma menggelengkan kepala seraya menjawab, "Tidak usah, Tousan. Aku ingin jalan kaki bersama (Y/N)-chan."

"Kau juga boleh mengajak (Y/N)-chan naik mobil bersama, jadi Tousan akan mengantar kalian—"

"Tousan." Karma memotong ucapan ayahnya. "Semalam Tousan bilang boleh, tenang saja aku akan baik-baik saja. Tousan tidak usah khawatir, oke?" lanjutnya.

Shiro mengiyakan Karma sambil tersenyum. Mungkin ia memang harus menyudahi kekhawatiran yang berlebihan ini? Toh Karma sudah terlihat sehat.

Tidak lama kemudian (Y/N) datang, lalu mereka berangkat.

"Kenapa kau lebih memilih jalan kaki? Kau, kan, baru sembuh, Karma-kun," kata (Y/N).

"Kalau kita naik mobil ayahku berarti kita bertiga, aku tidak mau, aku hanya mau berdua denganmu. Sebenarnya aku ingin mengajakmu jalan-jalan, tapi untuk dapat izin ke sekolah saja susah, apa lagi pergi kencan. Jadi anggap saja sekarang kita sedang kencan karena kita hanya berdua, kan?" kata Karma sambil tersenyum manis. Ya ampun, baru begini aja udah bikin terbang.

Perlahan Karma mendekatkan tangannya ke tangan (Y/N), lalu menggenggam tangan kekasihnya itu.

"Issho ni gakkō ni ikou, (Y/N)-chan." *Ayo berangkat sekolah bersama.

Tidak butuh waktu lama, sekarang (Y/N) dan Karma sudah sampai di depan gerbang Kunugi.

"(Y/N)-chan! Karma!" Seseorang memanggil mereka dan itu adalah...

"Shuu-kun, ohayou." Yap, Asano Gakushuu. Saingan lama dan sahabat barunya Karma.

"Ohayou, Asano-kun." Karma juga ikut menyapa.

"Um! Ohayou." Asano menyapa balik.

"Karma!" Satu lagi seseorang menghampiri mereka, Isogai Yuuma, ketua kelas andalan kitakita yang juga ikemen tentunya.

"Wuahh, akhirnya kau masuk sekolah lagi, Karma. Dan wow! Kau memakai seragam Kunugi?" kata Isogai.

"Tidak seperti biasanya yang tidak pernah pakai dasi, sepertinya hari ini sangat spesial," kata Asano.

"Ahaha! Hari ini memang spesial," kata Karma. "Hari ini adalah hari pertamaku berangkat sekolah dengan pacarku," kata Karma lagi.

"T-tapi kita, kan, memang sering berangkat bersama," kata (Y/N).

"Iya, tapi sebelumnya hubungan kalian bukan sebagai pacar, jadi tetap saja hari ini spesial. Iya, kan, Karma?" kata Isogai, tapi Karma tidak menanggapinya.

Karma memegangi kepalanya dan terlihat kesakitan, wajahnya juga terlihat pucat. Mungkin ia kelelahan akibat berjalan kaki.

"Karma-kun!" panggil (Y/N) suara tinggi.

"Iya? A-ada apa, (Y/N)-chan?" tanya Karma bingung.

(Y/N) terlihat panik, begitu juga dengan Asano dan Isogai.

"H-hidungmu berdarah!" kata (Y/N) lagi.

"Eh? Iya ya," ucap Karma saat menyadari hidungnya mengeluarkan cairan merah. "Kenapa berdarah ya ... (Y/N)—"

Brukh!

Karma tidak sadarkan diri, untungnya Asano dan Isogai langsung menahan tubuhnya agar tidak jatuh ke tanah.

"Karma!"

"Karma-kun! KARMA-KUN!"

.

.

.

Yosh!!!
Padahal pas ngetiknya belom kelar gw dh mikirin buat author note nya ini apa, tapi pas sekarang malah bingung🗿

Intinya rigato dah buat semuanya:3
Maap typo bertebaran.

Btw, Muse sekarang nayangin AnsaKyou, apa kalian rewatch?

Jaa matta👋🏻

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top