❍⃝⃘۪۪۪͡꒰ ཻུ۪۪۪۫⁞ Mata Ne [End]
Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Ternyata menulis surat untuk 28 orang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Bukan hanya menulisnya yang lama, tapi juga memikirkan apa saja yang akan ditulis itulah yang membuatnya lama. Terlalu banyak yang ini ia tulis sampai bingung mau menulis apa.
Sekarang tepat jam 4 pagi dan Karma sudah siap dengan seragam dan blazer hitam yang biasa ia pakai ke sekolah, ia juga membawa tasnya dengan beberapa barang yang ia butuhkan di dalamnya. Tadinya ia ingin pergi jam 3 subuh, tapi Asano melarangnya.
Sementara di tempat Asano, ia berada di depan rumah (Y/N) dan ia sedang menelepon (Y/N).
"Moshi-moshi, (Y/N)-chan. Hei, kau tidak lupa, kan? Sekarang aku di depan rumahmu, cepat keluar," ucap Asano begitu teleponnya tersambung.
"Moshi-moshi hoam ..." Terdengar balasan di seberang ponselnya dan bisa diketahui (Y/N) masih mengantuk.
"(Y/N)-chan, cepat keluar! Aku di depan rumahmu," kata Asano lagi
"Hah? Hmm ... iya 5 menit lagi, oke? Hoam ...."
"Tidak ada 5 menit! Kau mau keluar atau aku yang ke kamarmu? Kau tidak mau Karma pergi sendiri kan?"
(Y/N) diam sejenak, sepertinya otaknya masih loading karena sekarang terlalu pagi untuk seorang (Y/N) membuka mata.
"OH IYA, AKU LUPA!" Akhirnya (Y/N) ingat juga. "T-tunggu sebentar, aku akan keluar!" ucapnya kemudian ia langsung mematikan sambungan telepon tanpa menunggu Asano bicara.
Kriet
Lima menit Asano menunggu, sekarang (Y/N) sudah siap dengan baju kaos dan celana trening hitam yang menutupi kakinya. Ia juga membawa tas sekolahnya yang berisi seragam Kunugigaoka.
Kenapa tidak memakainya? Karena (Y/N) beralasan joging pagi bersama Asano agar ibunya mengizinkannya keluar. Oh iya, kalau Asano sih sudah siap dengan seragam lengkapnya. Tidak mau repot-repot berganti pakaian katanya.
Setelah itu mereka bergegas ke rumah Karma, takutnya pemuda nekat itu pergi duluan ke sekolah. Mereka menunggu di luar pagar rumah Karma, tepatnya di halaman belakang.
Krek! Kletak! Tuk!
Terdengar beberapa suara aneh dari balik pagar dinding dan tentu itu adalah Karma yang sedang menaiki pagar rumahnya.
"Oh, kalian sudah datang? Ohayou, (Y/N)-chan, Shuu-kun," sapa Karma begitu ia berhasil menaiki puncak pagar.
"Ohayou, Karma-kun." (Y/N) menyapa balik, sedangkan Asano hanya ber-'hmm'.
Hup!
Karma melompat dan hampir oleng, untungnya ada (Y/N) dan Asano yang sigap menahan tubuhnya agar tidak jatuh.
"Hati-hati, Karma-kun?" kata (Y/N).
"Ha'i, ha'i, (Y/N)-chan. Aku sudah berhati-hati kok. Nah, ayo berangkat," kata Karma seraya menggenggam tangan pacarnya.
"Apa kau yakin, Karma-kun? Bagaimana kalau ayahmu tau? Kita pergi nanti saja setelah operasimu, oke?" ucap (Y/N) khawatir.
Karma menggelengkan kepala, kemudian berkata, "Aku maunya sekarang, (Y/N)-chan. Lagi pula ada Shuu-kun, jadi aku–ah, maksudku kita, pasti akan baik-baik saja."
"Sudah kubilang dia ini keras kepala, kau tidak akan bisa melarang setan merah ini, (Y/N)-chan. Lebih baik kita ikuti saja apa maunya daripada dia nekat pergi sendirian nantinya," kata Asano.
Kemudian mereka pun berangkat. Selangkah demi selangkah, akhirnya mereka sampai di SMP Kunugi. Bagaimana mereka masuk? Memanjat pagar? Tidak, tidak. Asano membawa kunci cadangan yang ia pinjam dari penjaga sekolah.
Karma memperhatikan secara detail setiap ruangan yang mereka masuki, mulai dari perpustakaan, laboratorium, ruang guru, kantin, ruang olahraga, dan tentunya tidak lupa dengan kelas tercintanya, kelas 3-E.
Kriet
Karma membuka pintu kelas penuh kenangan itu, masuk, lalu duduk di kursi paling belakang tempat biasa ia duduk. Ah, kelas ini mengingatkannya tentang bagaimana asyiknya saat ia menjahili teman-temannya, dan betapa seru dan menyenangkannya belajar bersama di kelas dengan guru favorit mereka Koro-sensei.
Duk! Duk!
"Apa pelajaran selanjutnya, Sensei?" tanya Karma sambil beberapa kali menggebrak meja.
"Ayo duduk, (Y/N)-chan. Shuu-Sensei sudah datang," kata Karma lagi. Ia menarik tangan kanan (Y/N) dan memaksanya duduk di kursi di sampingnya.
"Kau bilang apa tadi? Shuu-Sensei? Berarti kau sudah mengakui bahwa aku lebih hebat darimu," kata Asano penuh percaya diri.
Note.
Mari nyalakan lagunya:3
"Ahaha! Iya, karena itu aku mempercayakannya padamu, Shuu-kun," ucap Karma disertai tawa.
"Tch!" Mengerti maksud 'mempercayakan-nya' yang diucapkan Karma malah membuatnya kesal.
"Oh, lihat! Mataharinya mulai terbit!" ucap Karma girang sambil menunjuk ke jendela. (Y/N) dan Asano pun melihat ke mana jari Karma menunjuk.
Indah sekali menyaksikan matahari terbit bersama pacar dan sahabat, iya kan?
"Oh iya, ayo berfoto!" Karma membuka tasnya dan mengambil sesuatu, sebuah kamera. "Ayo kita foto bertiga!"
"Berikan padaku!" Asano mengambil kamera di tangan Karma. "Kalian foto berdua dulu, nanti baru kita bertiga," kata Asano lagi.
"Hee~ kau baik sekali, Shuu-kun," ucap Karma sambil merangkul pundak (Y/N).
"Ah, tunggu! (Y/N)-chan, rambutmu berantakan." Karma merapikan rambut (Y/N) sambil tersenyum tapi tiba-tiba air matanya menetes ke kepala (Y/N). Ia takut. Ia berharap semuanya akan baik-baik saja.
"Karma-kun, kau kenapa?" tanya (Y/N) khawatir.
"Aku tidak apa-apa,
Ckrek! Ckrik!
Terdengar suara kamera yang mengambil gambar, ternyata dari tadi Asano terus memotret adegan (Y/N) dan Karma, menyimpannya sebagai kenangan dalam kamera.
" H-hoi, apa yang kau lakukan?!"
"Shuu-kun! Kami kan belum siap, kenapa kau foto?!" Karma dan (Y/N) protes, tapi Asano malah tertawa.
"Lanjutkan saja, akan aku foto semuanya. Ah, seharusnya tadi aku rekam saja, bukan difoto," kata Asano.
Satu.
Dua.
Ckrek!
Sekarang Karma dan (Y/N) sudah siap berpose dan Asano mengambil beberapa gambar dengan pose yang berbeda.
"Sekarang ayo kita foto bertiga!" ajak Karma. Sebenarnya ia masih ingin berfoto berdua dengan (Y/N), tapi ia tidak punya banyak waktu, setelah ini ia harus ke rumah sakit untuk operasi.
"Oke!" Asano menyusun beberapa tumpuk buku yang ada di meja guru untuk menyesuaikan tinggi kamera.
Ckrek!
Sekali lagi, kamera itu akan menyimpan banyak kenangan mereka.
Srtttt
Terdengar suara saat sepatu yang Karma kenakan bergesekan dengan lantai karena Karma kini terduduk di lantai. Kakinya mulai lemas, lelah karena berkeliling sekolah.
"Karma-kun/Karma!" (Y/N) dan Asano ikut duduk di lantai, dengan posisi (Y/N) di kanan dan Asano di di sisi kiri Karma.
"Kita pulang sekarang, oke?" bujuk (Y/N) khawatir.
"Sebentar lagi, sebentar saja, aku masih ingin di sini, (Y/N)-chan." Tapi Karma menolak.
"Tapi, Karma—"
"Kumohon, Asano-kun, aku masih ingin di sini." Asano dan (Y/N) hanya bisa pasrah, hahh ... Karma memang keras kepala.
"Ne, Asano-kun," panggil Karma. "Aku senang bisa bersaing denganmu, aku juga senang sekarang kita benar-benar berteman, Asano-kun."
"I-iya, aku juga senang bisa berteman denganmu, Karma." Karma tersenyum senang mendengar jawaban Asano.
"Ne, (Y/N)-chan." Kali ini Karma memanggil (Y/N). "Aku menyukaimu," ucapnya sambil menatap (Y/N).
"Aku juga menyukaimu, Karma-kun," kata (Y/N).
"Tapi aku lebih menyukaimu," kata Karma.
"Tidak. Aku yang lebih lebih menyukaimu, Karma-kun."
"Tidak, (Y/N)-chan. Aku yang sangat sangat lebih—"
"Ahhh! Tidak bisalah kalian berdua berhenti berdebat? Tidak ada siapa yang lebih menyukai siapa! Aku yang paling menyukai tau!"
"Ahaha! Ha'i, ha'i, Asano-kun."
"Haah ..." Karma membuang napas panjang dan matanya mulai sayu. "Aku ... mau tidur dulu ya, (Y/N)-chan, Asano-kun," ucapnya.
"Tidak boleh!" Asano melarang. Entah kenapa sekarang ia ketakutan. Takut jikalau hal buruk yang dipikirkannya akan terjadi.
"Tapi aku mengantuk, biarkan aku tidur, Asano-kun. Sebentar saja," pinta Karma.
"Kau harus berjanji hanya sebentar! Sebentar! Setelah itu kita pulang!"
"Ha'i, ha'i, wakatta." Karma menyenderkan kepalanya di bahu (Y/N), mengerjapkan nata beberapa kali karena matanya semakin terasa berat.
"Suki dayo, (Y/N) ... Zutto suki deshita. Oyasumi, (Y/N)-chan, Asano-kun," ucap Karma sebelum akhirnya ia tertidur di bahu (Y/N) *Aku menyukaimu, (Y/N)-chan ... akan selalu menyukaimu. Selamat tidur, (Y/N)-chan, Asano-kun.
"Jangan lama-lama! Ingat itu! Kau sudah berjanji, Karma!" Sekali lagi Asano memperingatkan. Takut Karma tidak menepati janjinya. Takut Karma akan tertidur selamanya.
Dan yah, sayangnya itu yang terjadi. Malam terakhirnya ia habiskan bersama kekasih dan sahabatnya di kelas favoritnya, sayangnya teman-temannya yang lain tidak bisa ikut. Padahal Karma ingin bertemu semua temannya sebelum pergi.
"Oyasumi, Karma-kun."
✩̣̣̣̣̣ͯ ⃟ᬉ⃟𖢲EPILOGᬉ⃟𖢲⃟✩̣̣̣̣̣ͯ
Upacara kelulusan telah selesai Dan peringkat pertama diraih oleh dua orang, yakni Asano Gakushuu dan Akabane Karma tentunya. Sekarang ini semua siswa tingkat akhir tengah bersenang-senang merayakan kelulusan mereka.
"(Y/N)-chan." Seseorang memanggil gadis itu saat ia hendak berfoto bersama teman-temannya, dan yang memanggilnya adalah Isogai. "Koro-sensei memintamu datang ke ruang guru sekarang," lanjutnya.
(Y/N) pun bergegas ke ruang guru, menemui Koro-sensei yang ternyata menitipkan sesuatu padanya.
"Karena Karma-kun dan ayahnya tidak bisa datang, jadi aku ingin menitipkan ini padamu, (Y/N)-san," kata Koro-sensei seraya memberi rapor Karma pada (Y/N). "Tolong berikan ini padanya, ya. Karma-kun pasti senang mendapat peringkat pertama," katanya lagi dan (Y/N) menerima rapor itu.
"Ha'i! Serahkan saja padaku, Sensei," ucapnya sambil tersenyum menatap rapor milik kekasihnya itu, berharap ia bisa merelakan kepergiannya.
Tapi air matanya malah menetes, jatuh dan membasahi rapor yang dipegangnya. Lagi-lagi ia menangisi pemuda itu. Tidak mudah baginya melupakan orang yang selama ini selalu bersamanya. Bayangan pemuda itu terus menghantui pikirannya.
"Bergembiralah, (Y/N)-san," ucap Koro-sensei yang juga menyadarkan (Y/N) dari lamunannya. "Aku yakin Karma-kun akan senang di atas sana jika kau juga senang di bawah sini," lanjutnya.
(Y/N) menyeka air matanya. Benar kata Koro-Sensei, ia tidak boleh terus-terusan bersedih! Ia harus gembira seperti yang Karma katakan di surat terakhirnya.
"Sekarang pergi dan bersenang-senanglah dengan yang lainnya! Sekarang, kan, hari kelulusanmu," kata Koro-Sensei. "Omedetou, (Y/N)-san," lanjutnya.
Dan kau mengangguk seraya berkata, "Uhm! Arigatou, Sensei!" Kemudian kau keluar dari ruang guru dan bergabung dengan teman-temanmu, merayakan hari kelulusan yang sudah lama dinanti.
End
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
╦══✭───┫☆◄•‘❀‘•►☆┣───✭══╦
- ̗̀Dear, My Yellow ̖́-
ıllıllııllıllı ───────── ıllıllııllıllı
𖠄ཻ ͝ ̣̣̣̣̣͙͝ ̣̣̣̣̣͙꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷ ͝͝ ̣̣̣̣̣͙͝ ̣̣̣̣̣͙꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝꒦ ͝ ꒷ ͝͝ ̣̣̣̣̣͙͝ ̣̣̣̣̣͙꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷ ͝͝ ̣̣̣̣̣͙͝ ̣̣̣̣̣͙𖠄ཻ
Kau mau tau kenapa aku memanggilmu 'My Yellow'?
Yellow berarti kuning dan salah satu makna warna kuning adalah kebahagiaan. Karenamu kubahagia dan karena senyummu semua kesedihan ini berubah menjadi kegembiraan.
Kuning juga seperti matahari. Matahari yang sinarnya mampu menyentuh dan menghangatkanku, menarikku keluar dari jurang keputusasaan dan mendorongku jatuh ke jurang kebahagiaan. Jadi menurutku, warna kuning itu cocok untukmu.
Arigatou, (Y/N)-chan.
Aku bahagia karena bisa menjadi pacarmu walau hanya sebulan. Ah, belum! Mungkin baru 3 minggu, ya?
Aku mencintaimu, (Y/N)-chan.
Dan akan selalu mencintaimu walau kita terpisah nanti.
Jangan menangis jika aku tiada!
Ini bukan perpisahan selamanya, ini hanya perpisahan sementara. Aku yakin kita akan dipertemukan kembali di kehidupan berikutnya. Karena itu jangan menangis, (Y/N)-chan!
Dan karena itu aku tidak akan mengucapkan 'Sayonara'.
Mata ne, (Y/N)-chan.
Aku tidak sabar ingin bertemu denganmu lagi. Aku harap lain kali kita bisa menjadi sepasang suami-istri.
Haha! Itu lucu!
Jangan kebanyakan mengkhayal.
Berbahagialah walau tanpa diriku.
Sekali lagi, aku mencintaimu, (Y/N)-chan.
Sangat sangat sangat mencintaimu.
Akabane Karma
‹ ࣪˖ࡇᔉ͝ ⏝ ͝ ⏝ ͝ ⏝ ͝ ͝ ⏝ ͝ ⏝ ͝ ⏝ ͝ ¨̮⛓
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top