tiga.

hayeol sedang mencuci baju di rumah, hari ini banyak pekerjaan. biasa weekend, bukannya libur kerjaan hayeol malah makin banyak.

1 keluarganya sedang pergi ke suatu perusahaan katanya, ayah tirinya itu sedang ada kerjaan tapi, kenapa 1 keluarga ikut? entahlah hayeol tidak ingin memikirkannya.

sebenarnya hayeol ingin sekali mencari pekerjaan, ya siapa tau ada yang mau menerima. setidaknya dia tidak harus ada di rumah ini seharian.

"nanti ah gue jalan jalan sekalian liat kerjaan" kata hayeol sambil mengambil baju dari mesin cuci.

hayeol sih pengen kerja di cafe, ga berharap banyak kerjaan apapun yang disuruh dia juga mau. yang penting kerja deh.

setelah hayeol merapikan rumah, dia memakai jaketnya dan tidak lupa untuk mengunci pintu rumah.

hayeol berjalan menelusuri jalan di kota, melihat cafe cafe yang memasang tanda mencari orang yang untuk dikerjakan.

hayeol masuk ke beberapa cafe dan ya, tepat saja dugaanya. ditolak.
alasannya? tidak jauh dengan "belum kuliah. tidak ada pengalaman kerja". dan lain lainnya.

hayeol lelah berjalan, sekarang dia ada di depan cafe kecil di sebrang perpustakaan umum. jika ini dia ditolak juga, dia akan pulang. heol ini sudah sore, sampai kapan dia menerima penolakan?

hayeol menarik nafasnya sebelum masuk ke cafe itu "lee hayeol. pasti bisa" itu yang selalu ia ucapkan sebelum memulai suatu hal.

suara bel pintu cafe terdengar bunyinya ketika hayeol masuk.

"permisi"

hayeol melihat lihat cafenya sambil berjalan menuju tempat kasir itu, dimana ada seorang perempuan

"ah selamat datang! ada yang bisa saya bantu?" perempuan itu melihat ke arah hayeol.

"itu, di depan ada tulisan sedang mencari orang, apakah saya bisa bekerja disini?"

"oh sebentar ya, saya panggilkan manager kamu beruntung dia sedang mampir, kamu duduk saja dulu disana ya" perempuan itu tersenyum manis sambil menunjuk tempat yang ada di samping jendela. hayeol membalasnya dengan anggukan dan senyuman kecil.

hayeol menunggu di tempat itu, sambil menunggu dai sambil melihat keluar. beberapa lama kemudian ada seorang kakek yang datang.

ternyata kakek itu berhenti tepat di depan meja hayeol. hayeol melihat sepertinya kakek itu sedang mencari sesuatu. hayeol bangkit dari tempatnya dan menghampiri kakek itu.

"permisi, kakek cari apa ya? mungkin bisa aku bantu"

"tadi ada uang di meja ini nak, sepertinya kakek meninggalkannya"

hayeol melihat ke arah meja, dan benar saja ada uang banyak sekali disitu. mata hayeol melebar melihat setumpuk kertas berwarna merah yang ada disitu.

bagaimana bisa dia tidak melihat itu? itu banyak sekali.

hayeol membalikan pandangannya ke kakek, sepertinya penglihatan kakek ini tidak bagus. terlihat dari sang kakek sering menyipitkan matanya berulang kali.

hayeol tanpa pikir cepat dia langsung memberi tahu kakek itu bahwa benar ada uang disana.

"ah iya, ini kek uanngnya, lain kali hati hati ya kek. ini jumlahnya tidak sedikit" kata hayeol sambil memberikan uang itu kepada kakek.

kakek itu hanya tersenyum, hayeol bingung tentunya.

"hoho, ternyata kamu lulus ujian nona muda."

hayeol tambah bingung lagi.
lulus? ujian? apa maksudnya ini??

kakek itu mengajak hayeol duduk dan ia mengenakan kacamatanya.

"wah ternyata cantik sekali, baiklah pasti kamu bingung. ini adalah ujian kejujuran dan ketulusan, setiap ada orang yang ingin bekerja disini, selalu kakek buat seperti itu."

"tapi kek, apa hubungannya?" hayeol yang masih bingung itu bertanya.

"kakek berpura pura tidak bisa melihat uangnya, jika memang orang itu tulus, dia akan tetap mengatakan bahwa ada uang disitu. jika tidak maka, pastinya dia membawa kabur uang itu."

"kakek tau jumlahnya tidak sedikit, kakek hanya ingin bekerja dengan orang yang baik, tulus, dan jujur. kakek tidak perduli siapa mereka, apa yang mereka kerjakan, kalau orang itu baik kakek dengan senang hati menerimanya. nah kalau begitu selamat nona, anda bisa bekerja mulai besok."

hayeol senangnya bukan main, pastilah dia tadinya tidak mengharapkan apa apa dari ini, tapi ternyata Tuhan masih baik padanya.

"wahhh terimakasih banyak kakek, aku janji akan bekerja dengan keras, kakek tidak perlu kawatir, serahkan saja semua padaku."

"hohoho baiklah kalau begitu."


.


1 minggu hayeol sudah mulai bekerja di tempat ini, percayalah saat itu juga hayeol mulai bekerja dengan sangat rajin, entahlah tadinya di rumah saja malas. mungkin karena dia melakukannya dengan terpakasa. kakek juga sangat senang dengan pekerjaan hayeol karena katanya hayeol sangat rajin dan teliti mengerjakan berbagai hal.

" hayeol, nanti tolong gantikan shift aku yaaa, pleaseee."

hahaha, itu adalah kasir yang waktu itu. namanya yoona, jujur dia cantik sekali. umurnya jauh lebih tua dari hayeol, yoona adalah cucu kandung dari kakek yang memiliki kafe ini. yoona juga sudah mempunyai tunangan, hayeol memang belum pernah melihat tunangannya, tapi yang hayeol tau namanya adalah lee donghae.

"huuu ada apa ini, pasti ingin kencan lagi" hayeol memasang muka jail sambil mencuci piring.

"hehe tau saja, tapi tenang aku perginya juga masih lama. jam 6 aku dijemput, jadi tolong tutup kafe. ya ya ya ya?" yoona berkata sambil mengepalkan tangan seperti memohon dan membuat wajah imut ke hayeol.

"haish, baiklah baiklah hentikan itu. untung aku sayang kalau tidak sudah habis kau" hayeol membuat tinju dengan tangannya.

yoona hanya tertawa mendengar itu. bagi yoona hayeol sudah seperti adik sendiri, yoona sayang pada hayeol setulus hati padahal mereka bertemu baru saja seminggu yang lalu tapi entah mengapa mereka berdua cocok dan langsung dekat. hayeol pun juga merasakan hal yang sama, dia menganggap yoona sudah seperti kakaknya sendiri.

hayeol pun sudah menceritakan tentang keluarganya ke kakek dan yoona, mereka langsung memeluk hayeol dan mengatakan kalau semua akan baik baik saja. percaya tidak? hayeol saja pernah ditawari untuk tinggal bersama mereka, yoona sampai bilang kalau nanti dia sudah menikah dia dengan senang hati membuat surat adopsi untuk hayeol. heol, bayangkan sesayang itu yoona pada hayeol.

astaga, Tuhan berkatilah mereka senantiasa.

--

yoona sudah pergi, hayeol sempat berfikir ingin ketemu sang tunangan yang yoon bicarakan tanpa henti, tapi sayangnya pria yang bernama lee donghae itu hanya menunggu depan kafe. haish, turun mobil saja tidak. hayeol pikir, lelaki macam apa dia tidak datang masuk dan malah menunggu di dalam mobil. biarlah hayeol juga tidak pernah berpacaran jadi tidak memiliki banyak pengalaman, dia hanya tau dari temannya heejin itu.

pelanggan di malam hari juga bisa terbilang ramai, banyak yang belajar, bekerja, membuka laptopnya, ngumpul bersama teman, yah gitu gitu deh.

"selamat datang, ada yang bisa saya bantu" hayeol berkata sambil melihat ke arah pelanggan yang ada di depannya ini

begitu hayeol melihatnya, hayeol sempat berhenti sejenak. ya pemuda itu lagi, kali ini hayeol mulai curiga. ah masa iya kebetulan lagi?

"saya pesan caramel machiato ekstra caramel."

hayeol belum merespon, dia masih diam menatap pemjuda itu, sampai sampai pemuda itu melambai di depan wajah hayeol.

"hey hey, halooo?" hayeol sadar dia menatap pemuda itu secara berlebihan dan langsung meminta maaf.

"h-huh? ah maaf saya melamun sepertinya, tadi caramel machiato ya?"

"ekstra caramel" hayeol membalas dengan anggukan dan senyuman kecil.

.

pemuda itu sekarang duduk di meja panjang cafe dekat jendela, hayeol dari tadi masih saja curi pandangan ke pemuda itu. hayeol tidak mau berfikir yang tidak tidak, tapi hey? ini sudah yang ke 3 kali ia bertemu dengannya, bagaimana tidak curiga?

pemuda itu dengan tenang meminum caramel machiatonya sambil membaca novel, ini sudah 2 jam dia masih membaca novel, padahal kafe sudah mulai sepi dan sebentar lagi kafe juga akan tutup.

beberapa menit kemudian, kali ini benar benar sudah tidak ada pelanggan tinggal pemuda dengan rambut mencolok itu saja yang  masih ada disitu. penasaran dengan rambutnya? rambutnya berwarna blonde, sebenarnya tidak blonde juga yaa bisa dibilang semi blonde, tapi tetap saja itu mencolok.

hayeol yang ragu dari tadi memikirkan apakah ia harus menghampiri pemuda itu atau tidak, tapi jika tidak sepertinya pemuda itu akan disitu sepanjang malam. akhirnya hayeol pun memutuskan untuk menghampirinya.

"permisi, maaf tapi kafenya sebentar lagi mau tutup. apakah and-" perkataan hayeol terepotong dengan pemuda itu yang langsung beranjak dari kursinya. pemuda itu hanya membungkuk dan langsung pergi keluar kafe.

hayeol tentunya bingung, marah, emosi juga iya. apa apaan dia? bilang terimakasih saja tidak, sampah minumannya tidak dibuang pula, heishh ada ada saja.
.
.
.
-🧸

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top