Jangan ada dusta di antara kita
"Kalo nyatanya tuhan maunya aku sama kamu, kamu bisa apa?"
Satu
Dua
Tiga
Batin cowok itu membrontak, melihat dari name tag nama cewek itu Gelgia Manurissa, semakin mendekat. Siap menyemburkan lahar api yang membuat cowok itu mateng.
Meski cowok itu sudah melihat semua kejadiannya, ia tetap membungkam. Gelgia jengah, ia menangkup wajah cowok itu dan memperlihatkan ke samping sebaran racikan obat yang tumpah.
"Semua ulah kamu, kan?" Gelgia menarik napas sedalam-dalamnya, "Sekarang mau tanggung jawab!"
Cowok itu tetap bungkam, malah mengalihkan pandangan saat adik kelas lewat.
"Heh, batu bara!" seru Gelgia kesal, ia mengikuti arah pandang cowok itu.
"Lepasin!" Bara menurunkan tangan Gelgia, "bukan salahku, tadi jarak kita berjauhan. Mungkin kamu sengaja nabrak aku biar bisa ngobrol sama aku." Wajah Bara memperlihatkan tanduk, ia tersenyum sinis menantag Gelgia.
"Nggak salah? Jangan-jangan kamu yang sengaja cari gara-gara sama aku biar kita ketemu lagi," balas Gelgia, ia tak mau kalah.
Gelgia maju selangkah, Bara mundur selangkah.
Gelgia menatap Bara lama. Bara merasa tertantang, ia melihat wajah Gelgia tanpa berkedip.
"Jangan salahin aku jika kamu bakal suka aku lagi," bisik Bara tertahan.
Cewek itu membeku, wajahnya memanas. "Ngarep banget, silahkan ngarep sampe tumbuh uban!"
"Yang ngarep aku apa kamu ya?" tanya Bara, memperlihatkan senyum mengejek. "Bahkan setelah kita putus, 'Bar, aku tulus sama kamu. Sayang banget, nggak peduli kita beda pendap-'"
"STOP!"
Wajah Gelgia mendidih, ia mengalihkan pandangan kebawah dan berkata, "Kata-kata itu kutarik, Udah lama juga, ngerti nggak sih, Lama artinya nggak bakal jadi baru lagi."
Gelgi mengepalkan tangan, tak peduli buku-buku jemarinya memerah. "Makanya otak jangan cuman digunain buat ngitung debit dan kredit doang! hidup perlu seimbang biar nggak mikir miring terus!"
Bukannya menyesali perbuatannya Bara tersenyum mengejek. Sekali lagi ia tersenyum sulit terbaca.
"Suatu hari, yang lama bakal menjadi baru, tapi nggak janji kapan. Jadi, silakan bermimpi sampai bulan dan bintang berpelukan."
❄❄❄❄❄
Setelah ujian praktikum farmasi selesai, Gelgia terduduk di kursi panjang. Tangannya menyeka keringat yang bercucuran akibat suhu udara 35Cº. Tanpa sadar, padangannya menuju kelas Akuntansi, lalu refleks membuang muka. Setahun sudah, Gelgia berhasil melupakan Bara. Ia memang melupakan tapi masih mengingat sepotong kejadian yang menyakiti hatinya. Dalam hatinya menyesal, ia telah bertindak bodoh hanya untuk membuat cowok itu kembali. Sekarang nyatanya.. cowok itu malah menertawakannya.
Perasaan nggak sebercanda itu.
Hal itu lah yang membuat Gelgia membenci makhluk bernama Bara.
Screen handphone menyala, ia melihat hari ini tanggal 04 juli 2018. Tanggal empat? pantes hari ini kurang beruntung. Menurut kepercayaan orang Asia tanggal empat merupakan angka sial, terutama negara Jepang. Karena empat mendekati pelafalan kanji yang artinya kematian. Terbukti sudah, pertemuan yang selalu ia ingin hindarkan adalah bukti kesialannya hari ini.
"Move on, Gel," Gelgia menoleh, mendapati Kenya duduk di sampingnya.
Refleks Gelgia berdiri, berkacak pinggang pada Kenya. "Aku udah lupain dia kok. Kan, putus satu tumbuh seribu," cengir Gelgia, kembali duduk.
Kenya memutar bola mata, "Bohong banget," ia menunjuk salah satu ruangan,"Terus kenapa ngeliatin ke ruang akuntansi terus?"
"Karena aku punya mata, tuhan menciptkan mata untuk melihat. Jadi ga masalah, mau lihat kemana aja," elak Gelgia santai.
"Tapi cara pandangmu beda."
Putus nyambung-putus nyambung
Sekarang putus besoknya menyesal
kalo lo 'laku' hari ini putus ya putus aja
Refleks Gelgia menoleh ke sumber suara. Ruangan akuntansi bubaran kelas dan sekolompok anak cowok termasuk Bara keluar kelas. Ternyata suara itu berasal dari kombinasi nyanyian Bara dan teman sekelasnya.
Gelgia siap mendidih karenanya, apalagi melihat Bara menyindirnya terang-terangan. Ia menggigit bibir dan meremas rok erat, "Tunggu tanggal mainnya, aku bakal buatmu tercengang!"
❄❄❄❄❄❄
Sepulang sekolah, Gelgia perlu menenangkan diri. Ia mengajak Kenya makan di sebuah restoran steak. Tampang Gelgia masih kesal, ia tak pandai berbohong. Kekesalannya terlampiaskan dengan mengiris daging steak secara asal. Ia mengiris asal tanpa ampun.
Kenya mendorong jus jeruk mendekat Gelgia, membujuk sekaligus meredakan emosinya. Namun ia malah minum sampai tandas dan melanjutkan aksi berutalnya pada steak.
"Bete! bete! apa maksudnya dia bilang kalo aku kayak minyak. Katanya, aku sumber permasalahan yang bisa menyulut api sedangkan dia seperti air tenang seolah nggak salah apa-apa."
Kembali menusuk daging dan mengiris tidak kalah menyeramkan dan mengunyah bulat-bulat.
"Dia kira dia siapa, seenaknya aja memutar balikan fakta."
Kenya mulai bersuara, "Dia pernah jadi bagian terpentingmu lho, dia mantan sekaligus yang nolak kamu saat kamu ngajak balikan."
Kuping Gelgia mendadak sakit, meringis seraya bertopang dagu. "Jangan diingetin lagi, please ... itu hal bodoh yang pernah kulakuin. Masa katanya dia, hubungan aku dan dia seperti air dan minyak. Dia air dan aku minyak, dia bilang 'Ngarep aja sampe air dan minyak bersatu' seenak jidat banget ngomong," sembur Gelgia berapi-api, menumpah kekesalan yang selama ini ia pendam.
"Dulu sayang-sayangan, sekarang kayak kucing sama anjing," ucap Kenya spontan, ia langsung tutup mulut.
Reaksi tak terduga membuat Gelgia kaget. Saking kagetnya salah satu irisan dagingnya terbang mengenai baju pemuda yang sedang asyik minum kopi.
Keduanya saling pandang dan melihat pria berhidung mancung mengacungkan irisan daging. Namun Gelgia mengulum senyum, " Cowok ini bisa jadi target selanjutnya."
~Bersambung
❄❄❄❄
Akhirnya aku nulis short story lagi. Hehe. Itu karena aku lagi evaluasi nulis dan sekaligusenantang diriku yang beda. Yap! aku lagi belajar nulis dengan dialog aku-kamu dan coba latihan dengan memperaktikan beberapa materi kepenulisan yang aku resapi.
Jadi ini nih berawal dari latihan ya. Latihan nulis.
Dan nama Gelgia itu dari nama belgia. efek nonton bolah nihh, inget belgia vs jepang kemaren. Dan nama Bara terinspirasi karena tadi pas aku ngetik kereta batubara lewat wkwk.
Hmmm... dan settingnya udah ngeh kan ya? aku ambil setting SMK. Karena yaa tadi, mau bikin yg beda dan aku sengaja deskripsiin dikit. Intinya sih, Bara itu anak akuntan dan Gelgia Farmasi.
Hehe, nnti bakal aku sambung lagi byee byeee....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top