F O R T Y E I G H T 🔫
Mereka akhirnya kembali ke London.
Blace menahan diri agar tidak melirik Havrelt yang duduk tepat di sampingnya. Pria itu kembali seperti biasa. Gagah, tidak tersentuh, tangguh dan berbahaya. Pakaiannya serba hangat seperti Blace, tubuhnya dibungkus sweaters yang ditutupi oleh mantel hangat, memakai bot dan syal yang sudah melingkari lehernya.
Mereka berada di Bandar Udara internasional Heathrow, London. Duduk di ruangan VIP, menunggu James menjemput mereka. Seharusnya mereka sudah meninggalkan bandara sejak lima belas menit yang lalu, tapi James mengatakan ia punya urusan penting yang entah apa. Kata Havrelt-yang bicara sangat-sangat singkat padanya saat Blace bertanya-Archer juga tidak bisa menjemput mereka dengan alasan yang sama. Di luar kaca dalam ruangan itu, butiran salju turun membawa hawa yang lebih dingin dari mereka ingat di Tokyo. Ini mulai memasuki pertengahan bulan Desember, yang artinya tidak lama lagi akan ada Natal dan pergantian Tahun Baru. Di bandara, mereka tidak bawa koper seperti kebanyakan orang. Mereka hanya membawa diri mereka saja. Pakaian yang Havrelt belikan untuk Blace di Tokyo, semuanya digunakan untuk hari ini.
"Apa menurutmu James akan segera tiba?"
Blace menyerah menahan diri untuk tidak melirik Havrelt.
Setelah kejadian malam di Tokyo yang tidak terduga, Blace benar-benar ingin melupakan apa yang terjadi di antara mereka. Dia menyesal karena mimpi buruknya datang tidak tepat waktu, mengacaukan pribadi yang ia bangun dengan susah payah, memperlihatkan wajah asli Blace. Tetapi pelukan Havrelt saat mereka tidur itu ... benar-benar membuatnya gila. Ia nyaman dan merasa mereka persis seperti seseorang yang sudah lama mengerti satu sama lain. Kalau bisa, Blace tidak ingin pulang ke Tokyo jika ia akan terjebak dalam ruangan yang sama dengan Havrelt.
Blace juga tahu, saat di Tokyo itu ... Havrelt jelas tertarik padanya, dan dia tahu jelas ketertarikan di antara mereka berasal dari ... rasa kasihan. Tetapi kejadian malam itu sudah berlalu. Semenjak ia terbangun, Havrelt berubah. Pria itu menolak bicara padanya, menjaga jarak dengannya. Blace tidak mengerti dengan perubahan sikap Havrelt yang begitu berbeda.
Kelelahan menyelimutinya, Blace harus berhenti memikirkan masalah sepele seperti ini.
Alih-alih menjawab, Havrelt malah memalingkan wajah seolah tidak ingin menatap Blace. Blace menghela napas, pertanyaan tadi seperti tidak pernah ada. Mata Blace meredup kecewa, ia tahu Havrelt tidak akan menjawab pertanyaannya. Ia berharap James cepat datang kepada mereka dan kembali ke mansion Havrelt secepatnya. Blace sudah berpikir hal-hal yang akan ia lakukan saat tiba di sana. Mungkin ia akan memilih untuk mandi, makan lalu tidur. Ia tidak sanggup berpikir untuk mengobrol dengan banyak orang, atau sekadar menjelaskan tentang pencarian mereka. Ngomong-ngomong, Blace belum bertanya tentang pencarian itu, dia juga belum mengatakan bahwa saat di Tokyo, Blace telah bertemu dengan Nate. Sebenarnya Blace tidak ingin menutupi apa pun tentang masalah Nate yang ternyata juga berada di Tokyo, tapi sikap Havrelt lah yang membuatnya enggan untuk bercerita.
Tak butuh waktu lama, akhirnya James datang menjemput mereka. Kehadiran James yang ceria hari ini sedikit memperbaiki suasana di antara Havrelt dan Blace. Setidaknya pria itu memamerkan senyum cerah yang membuat Blace sedikit lega.
"Freya tidak datang?" itu ucapan pertama yang Blace dengar dari Havrelt. Mereka dalam perjalanan menuju mansion Havrelt.
Blace yang duduk di kursi penumpang di samping James, berusaha membuat dirinya sibuk dengan hal lain. Matanya memandang gedung-gedung yang terbuat dari kaca dan besi yang menjulang. Mobil yang dikendarai James berada dalam kecepatan sedang. Setidaknya dia berusaha tidak mencuri dengar pembicaraan orang lain.
Lalu Blace mendengar suara James, terdengar jengkel dan kelelahan. "Freya ... yeah ... marah besar pada semua orang. Kau tahu sendiri Freya seperti apa jika marah. Dia marah pada Jake, tapi semua orang kena imbasnya. Itu sangat menyebalkan,"
"Apa yang Jake lakukan padanya?" Amarah. Blace mendengar kemarahan dalam suara Havrelt. Seolah maksudnya ... ia tidak sabar untuk bertemu dengan Jake lalu menghajarnya.
"Kau pasti bisa menebak apa yang Jake lakukan. Dari dulu dia memang suka sekali menganggu Freya, dilarang ratusan kali pun dia tetap melakukannya. Dan Freya-"
Cukup! Blace tidak ingin mendengar cerita James lagi. Apalagi ini tentang Freya. Blace hanya tidak terlalu menyukai pembicaraan yang James mulai. Bukan sembarang hal kenapa dia tidak suka, Blace tidak pernah melupakan tindakan Freya pada dirinya, Freya ... wanita yang jahat, dia pernah nyaris menikam Blace, dia ... entahlah segala hal tentang Freya kadang membuat Blace muak. Bukan berarti artinya Blace membenci Freya. Freya hanya ... pembangkit ingatan masa lalunya, dan hal itu membuat Blace muak. Rasa cinta Freya pada Havrelt, seperti wanita itu mencintai Blace. Rasa cinta itu membuatnya kadang tidak waras, bahkan hampir gila, atau mungkin memang sudah gila.
Kilas balik itu muncul begitu saja. Telinga Blace berdenging keras, tubuhnya terhuyung ke sandaran kursi, mata Blace melirik James yang masih bicara dengan ekpsresi kesal, tetapi Blace tidak tahu apa yang sedang dibicarakannya, seolah sekarang dirinya menjadi tunarungu. Dada Blace dihimpit sesuatu yang berat, mengikatnya kuat-kuat hingga Blace kesulitan bernapas.
Ada suara dalam kepalanya. Bernada rendah, menyayat hati, penuh rasa kepemilikan dan cinta. Tapi suara itu bukan miliknya. Blace menarik-narik syal agar terlepas dari lilitan lehernya, rasanya syal itu seperti sebuah tangan yang sedang mencekiknya. Sejenak setelah syal lepas, Blace merasa sesuatu yang lain. Firasat buruk.
Blace memalingkan wajahnya menatap arah jalanan yang terlihat buram dalam penglihatannya, sayup-sayup Blace kembali mendengar suara James dan Havrelt ketika mereka berbicara, dan tidak menyadari kondisi tubuhnya.
"Oh ya, apa kau membelikan oleh-oleh untuk Freya?"
"Tentu saja, aku punya sesuatu yang akan membuat orang terkejut,"
"Seperti apa oleh-oleh itu?"
"Kau akan tahu,"
Rasa sesak itu mengikat Blace terlalu kuat, ia tidak bisa bernapas. Mata Blace menutup, terasa berat dan tidak ingin terbuka lagi. Lalu Blace mendengar seseorang memanggil namanya, menguncang tubuhnya dan ... Blace tidak tahu apa yang terjadi setelah itu.
***
Aku tahu part ini pendek 😂
Follow Instagram @risennea
Secuil jejak anda mean a lot~
(977 kata)
(Minggu, 14 April 2019)
Risennea
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top