3. Keinginan
Jangan lupa di voment tayank tayankku 😚
-
-
-
"Wua, rumahmu besar banget Jim" puji Seulgi terpana melihat luasnya kediaman keluarga Park tsb.
"Ya begitulah, aku juga tidak begitu mengingatnya lagi. Tapi sepertinya aku memang pernah tinggal disini, lihatlah foto foto itu"
Seulgi pun menatapi satu persatu foto pajangan tsb dan ia langsung tersenyum ngacir, Jimin yg dulu dan sekarang tidak jauh berbeda.
Matanya masih saja begitu sipit, tapi terlihat manis 😊
"Ini kamarmu tuan muda, sedangkan Seulgi agashi di--" Pelayan tsb hendak mengantar Seulgi ke kamar yg berbeda, tapi Jimin langsung menahannya "kamu pergi saja, biar aku yg mengurusnya" pelayan tsb pun terpaksa pergi juga.
"Loh jadi aku tidur dimana?" Seru Seulgi kebinggungan.
"Ya disinilah bersamaku, jadi dimana lagi" jawab Jimin.
"Eh, tapi Jim--" iya, Seulgi saja belum di terima oleh ibunya, bagaimana kalau mereka tidur bersama? Maulah ibunya lebih marah lagi.
Tapi mau gimana lagi kalau Jimin sudah memaksa.
Begitu menutup pintu, Jimin pun langsung mengikis jarak antara mereka.
Jimin melumatnya pelan, Seulgi juga tidak bermaksud menolaknya, gadis ini membalas lumatanya dengan senang hati.
Setelah habis berciuman, Jimin pun langsung mengangkat tubuh Seulgi dan menjatuhkannya di atas kasur. Jimin membuka pakaianya dan memulai permainan panas mereka.
CEKLEK
"Hyung, aku dengar kamu sudah pulang! Maaf aku baru pulang sekolah tadi, jadi--upss MAAF!!" Cepat cepat Jungkook pun langsung menutup pintu kamarnya kembali.
ASTAGA, MATA JUNGKOOK TERNODAI WOIII 😭
Hyung ini beneran, baru juga pulang bukannya istirahat malah naena - jk 😑
Tok tok
"Maaf ya hyung, Jungkook tidak sengaja. Tapi lain kali ingatlah kunci pintu dulu"
"Ohya, tadi imo memintaku untuk memanggil kalian ke bawah, katanya makan malam akan segera siap. Klo gitu Jungkook ke bawah dulu ya hyung, maaf sekali lagi!" Setelah itu Jungkook pun langsung ngacir ke bawah.
Sedangkan yg sedang berduaan di dalam kamar ini hanya bisa saling pandang dengan tatapan yg aneh, tak lama kemudian keduanya pun sama sama tertawa.
"Maaf, aku lupa kalau kita sudah meninggalkan tempat terpencil itu, tidak berduaan lagi sekarang hehe"
"Ya, aku juga hehe" balas Seulgi sambil tersenyum malu.
"Ya sudah ayo kita mandi dulu dan turun ke bawah"
"Hm"
"Ohya, bagaimana kalau mandinya barengan saja? Biar hemat waktu gitu hehe"
Seulgi pun hanya bisa tersenyum simpul, dia ngerti kok apa maksudnya.
Tapi karna dia juga ingin, ya sudah ayok deh 😋
,
Kini Jimin dan Seulgi sudah turun ke bawah untuk makan malam dan tentunya Seulgi bakal duduk di sampingnya Jimin, tapi sang ibu tidak terlihat senang.
"Walaupun sebenarnya aku masih belum bisa menerimamu--" ucap sang ibu juga.
"Ma" cegat ayahnya cepat, takutnya sang istri bakal berkata kasar.
Tapi sang ibu langsung mengengam erat tangannya berharap ia jangan terlalu khawatir.
Lalu ibu Jimin pun melanjutkan "--walaupun aku tidak menyukaimu, tapi karna Jimin sudah berkata seperti itu, aku juga tidak mungkin menolak hubungan kalian lagi. Tapi Jimin adalah anak kami satu satunya, kami tidak mungkin membiarkannya menikah begitu saja. Jadi kami akan mengadakan acara besar untuk pernikahan kalian, biar semua sanak famili dapat mengetahuinya"
"Jadi bagaimana denganmu, apakah kamu masih mempunyai keluarga?" Tanya ibunya cetus.
"Aku--" Seulgi terlihat berpikir. Sebenarnya ia ingin mengatakan kalau ia tidak punya keluarga, ia adalah anak yatim piatu atau alasan lainnya, tapi sayangnya Jimin sudah memotong ucapannya duluan.
"Dia masih memiliki seorang appa, ya kan sayang?" Ucap Jimin sambil tersenyum manis ke arahnya membuat Seulgi terpaksa harus mengakuinya juga.
"Iya" tunduknya.
"Klo begitu aku yg akan menghubunginya secara langsung. Berikan aku nomornya--"
"eh t tidak, biar aku saja"
"A appaku seseorang yg kasar, aku takut gaya bicaranya dapat menyinggung perasaanmu nyonya. Jadi biar aku saja yg bicara dengannya"
"Oh begitu.. ya baiklah, kamu uruslah sendiri. Pokoknya mulai besok kamu harus ikut denganku mempersiapkan pernikahan kalian"
"Y ya"
Di acara makan malam tsb, Seulgi terlihat tidak nafsu makan. Sebenarnya ia tidak berharap ayahnya tau kalau ia sudah berada disini, apalagi akan di nikahkan.
Seulgi tidak tau apalagi yg akan ia rencanakan nanti.
Jimin pun mengengam erat salah satu tangannya yg berada di bawah meja, pria ini bisa melihatnya kalau Seulgi merasa tidak nyaman setelah di tanyai soal keluarganya.
"Apakah kamu baik baik saja?" Bisiknya kemudian.
"Ya, tenanglah"
"Aku baik baik saja ☺"
***
Selama beberapa hari ini, Seulgi memang terlihat sibuk menemani calon mertuanya.
Baik melakukan ini, menyiapkan itu atau apapun yg berkaitan dengan pernikahan mereka, Seulgi harus turun tangan sendiri.
Sebenarnya Seulgi bukan sengaja ingin lupa untuk menghubungi ayahnya, walaupun sebenarnya ia memang punya maksud seperti itu. Tapi kali ini ia bener bener lupa.
.
Sampai suatu pagi, tepatnya seminggu lagi pernikahan mereka akan di laksanakan.
Jimin pun sudah berpakaian rapi hendak mengikuti ayahnya ke perusahaan "klo gitu aku ngantor dulu ya sayang, kamu harus menemani umma kan hari ini? Kalau capek katakan saja, jangan di paksa"
"Ya aku mengerti kok Jim, aku baik baik saja. Pergilah"
Setelah mengecup kening Seulgi, Jimin pun bersiap untuk mengikuti ayahnya.
Tapi sampai di bawah, ayahnya masih terlihat santai duduk di atas sofa.
Kalau biasanya ayah Jimin pasti sudah menunggunya di dalam mobil "loh yah, kenapa gak masuk duluan? Apakah aku kelamaan?" Tanya Jimin juga.
"Bukan, tapi--kita kedatangan tamu"
"Hm?" Jimin terlihat kebinggungan.
"Apakah kamu tidak mengenalnya?" Kali ini ibunya yg bersuara, sambil menatap seseorang yg sedang duduk di depan mereka.
"Aku tidak--"
"Seulgi itu putriku" potong pria tua itu dengan cepatnya, barulah Jimin tau siapa dia.
Kan Jimin tidak pernah melihatnya, makanya dia tidak tau siapa dirinya.
"Sayang, apa benar ini appamu?" Tanya Jimin juga.
Kebetulan Seulgi memang sedang berdiri di belakangnya, mereka sama sama turun tadi.
Seulgi pun terdiam di tempat, tubuhnya seakan membeku saja.
"A appa" panggilnya juga.
Pria paruh baya tsb langsung mendekati Seulgi dan memeluknya, tapi ntah kenapa Jimin merasa kalau Seulgi merasa tidak nyaman.
Dengan lembut, Jimin pun memisahkan mereka berdua.
"Salam appa, maaf aku tidak mengenalimu tadi"
"Namaku Jimin. Sebenarnya aku sudah sering mendengar ceritamu dari Seulgi, kamu sering menanyai kabarku ketika kami masih tinggal di rumah tua itu. Makasih ya.. dan maaf aku baru bisa menemuimu sekarang. Seperti yg kamu lihat, kami sedikit sibuk" jelasnya.
Pria tua tsb pun menerima salaman Jimin dengan kedua tangannya "aku senang melihatmu baik baik saja. Jadi, apa yg di katakan ummamu itu bener bukan? Kalau kamu.. akan menikahi Seulgi kami?"
"Ya tentu saja, aku sangat mencintainya. Kamu bisa tenang menyerahkannya padaku appa hehe"
"Ya, baguslah klo begitu"
"Appa.. beneran bisa tenang kan Seul?" Tanya ayahnya dengan sengaja, membuat Seulgi mulai mengigiti bibir bawahnya gugup.
"Y ya" jawab gadis ini juga dengan enggannya.
Sebenarnya apalagi yg kamu inginkan appa? - Sg 😯
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top