17. Memilih

♧♧♧

"Loh, hyung? Kamu kok bisa disini? Bukankah kamu--" Jungkook sedikit terkejut ketika ia melihat Jimin baru saja turun dari kamarnya menuju ke meja makan.

"Kenapa?" Tanya Jimin juga.

"Bukankah katamu akan pergi liburan gitu.. Irene noona sudah menyusulmu semalam"

"Hah, apa? Kok bisa?"

Belum juga di jawab, Hoseok tiba tiba sudah muncul di hadapan mereka.

"Kenapa kamu tidak mengaktifkan hapemu Jim? Sudah sedaritadi aku mencoba untuk menghubungimu" ucap Hoseok.

"Ah ya maaf hyung, semalam hapeku padam dan baru ku cas penuh, belum sempat ku buka. Ada apa? Apakah ada masalah di kantor?"

Tau gak sih kalau sebenarnya Jimin masih capek banget, semalam itu begitu menunggu sekitar 1 jam an di dermaga, akhirnya ia memutuskan untuk tidak pergi dan membiarkan kapalnya pergi begitu saja.

Setelah dipikir pikir, Jimin memutuskan untuk tidak melakukan hal itu.

Ia takut bukannya melupakan, yg ada ia malah semakin tidak bisa melupakan kenangan manisnya bersama Seulgi di rumah tua itu.

Jimin pun akhirnya pergi ke sebuah club malam dan menghabiskan berbotol bir disana.

Ohya tidak ada jalang yg menemaninya malam itu, ia hanya sendirian.

.

Hoseok pun memperlihatkan pesan yg baru saja ia dapatkan pagi ini, seseorang mengirimkan foto untuknya.

Masalahnya ini bukanlah foto biasa, melainkan foto Irene yg sedang di ikat di sebuah kursi kayu.

"Apa yg terjadi ini? Kenapa--" Jimin sangat terkejut, ia pun langsung mengaktifkan hapenya.

*kenapa yg di hubungi adalah Hoseok? pertama, karna hape Jimin tidak aktif.

Kedua, karna nomor Hoseok ada di panggilan terakhir gadis ini (Irene).

Irene sempat menghubungi Hoseok untuk menanyakan letak rumah dimana mereka menemukan Jimin dulu.

.

Setelah membuka hapenya, Jimin baru sadar kalau ternyata orang tsb juga mengirimkan hal yg sama kepadanya. Tapi disini ia menambahkan foto lain.

Begitu melihat foto tsb, dengan cepat Jimin pun langsung berlari keluar rumah.

"Kook, tolong cairkan 2M untukku sekarang!" Perintahnya.

"A a APA? 2M?!! untuk apa uang sebanyak itu hyung?!"

Jimin tidak sempat menjelaskannya dan Jungkook pun terpaksa menurutinya saja.

,

Setelah memasukkan semua uang tsb ke dalam ransel hitamnya, Jimin pun pergi menaiki sebuah kapal menuju ke suatu tempat.

Sedangkan Jungkook dan Hoseok yg di tinggal itu hanya bisa terpelongo menatap satu sama lain.

"Hyung, perasaanku mengatakan kalau kita harus mengikutinya" ucap Jungkook juga.

"Tentu saja kita harus ikut! Tapi mengunakan kapal lainnya"

"Okay"
"Eh tapi, Jimin hyung sempat berpesan kalau kita tidak boleh mengikutinya. Bagaimana kalau--"

Hoseok pun terlihat berpikir, sampai dua cewek cakep tiba tiba lewat di depan mereka.

#eaaaaa

"Hyung hyung! Aku ada ide, bagaimana kalau kita menyamar saja?"

"Hm, nyamar? M maksudmu?"

"Ayo!"

"Hei, Kook! Sebentar!" Belum apa apa pria ini sudah di tarik oleh pria berotot tapi bergigi kelinci itu. 

Dan ternyata Jungkook mengajaknya untuk menyamar sebagai cewek, bagaimanakah penampilan mereka? 😆

(Silahkan berikan nilai kalian disini? HQHQHQ)

***

Jimin pun akhirnya sampai juga ke tempat tsb, tempat bersejarah (?) dimana pertama kalinya ia melakukan hal itu dengan Seulgi dan sekarang tempat ini akan mereka jadikan sebagai tempat transaksi?

Ayah Seulgi terlihat sedang menunggunya disana, tapi selain pria tua itu, Jimin sama sekali tidak menemukan orang lain lagi.

"Mana Irene? Mana Seulgi?" Tanyanya juga.

"Haha, tidak ku sangka sudah sekian lama kamu masih mementingkan putriku itu juga, sepertinya kamu masih menyukainya"

"Aku-tidak--"

"Sudah, tidak perlu basa basi lagi. Jadi bagaimana, sudah kamu siapkan uang itu? 1M untuk satu nyawa, jadi 2M untuk dua nyawa. Berikan padaku sekarang"

Jimin pun melempar tas nya ke tengah tengah mereka "2M ada di dalam. Sekarang katakan, dimana mereka berdua?"

Ayah Seulgi menatap kiri kanannya, memastikan tidak ada siapapun disana.

"Tenanglah, sesuai perjanjian kita, aku datang sendirian kesini. Jadi sekarang katakan, dimana mereka?" Lagi lagi Jimin mendesaknya.

Ayah Seulgi pun berjalan mendekati tas penuh uang tsb dan membukanya, begitu mendapati bergumpal gumpal uang merah itu, ia pun mulai tersenyum bahagia.

"Apakah kamu melihat kedua kapal kecil yg ada disana?" Tanyanya kemudian sambil menunjuk ke arah dua kapal yg tidak saling berdekatan itu, satu sebelah kanan dan satunya lagi sebelah kiri "ku ingatkan, kamu beneran harus cepat anakku, bila tidak kedua gadis itu akan mati karnamu! Karna kapal mereka sudah bocor dan sebentar lagi akan tengelam Hahaha tapi kelihatannya kamu hanya bisa menolong salah satu dari mereka, kalau begitu pilihlah baik baik hahaha" setelah menenteng tas ransel tsb, ayah Seulgi pun langsung kabur meninggalkan Jimin yg nampak kebinggungan disana. 

Astaga, Irene atau Seulgi?
Seulgi atau Irene?!

Jimin binggung. 

.

Dari kejauhan sana Seulgi dapat menemukan sosok Jimin yg baru saja melompat ke dalam genangan air tsb dan mencoba untuk berenang ke salah satu kapal mereka, tapi ia tidak tau pasti siapa yg akan ia tolong duluan. Dirinyakah? Ataulah.. Irene?

Walaupun Seulgi sadar pria ini tidak mungkin menolongnya duluan, bukankah seharusnya ia membencinya? tapi ntah kenapa dalam hati kecilnya ia tetap berharap pria itu dapat menolongnya duluan.

Tapi sayangnya Seulgi harus kecewa, karna yg Jimin dekati bukanlah kapalnya melainkan kapal Irene.

Sedangkan Seulgi? Kapal kecilnya sudah karam duluan sebelum ia sempat melihat lebih jauh lagi.

Dengan kaki dan tangan yg terikat di sebuah kursi, serta mulut yg di lakban membuat gadis ini kesusahan bahkan hanya untuk bernafas sekalipun. 

Someone help me please..

Gluk

Gluk

Glurrrr

Seulgi berusaha meronta mana tau ikatan tsb dapat terlepas, tapi bagaimanapun ia meronta, ikatannya tetap terikat dengan dengan sempurna. Apakah Seulgi akan mati seperti ini?

Seulgi pasrah, tubuhnya mulai merasakan kelelahan yg luar biasa. Belum lagi tubuhnya yg terus merosot masuk ke dalam genangan air yg paling dalam itu, ia pun hanya bisa memejamkan matanya dan menerima semua nasibnya.

Tapi mungkin Tuhan punya kehendak yg lain, karna tiba tiba saja ia merasakan seseorang sedang menariknya, membuka lakban di mulutnya dan--menciumnya? Pria tsb berusaha memasukkan udara ke dalam mulutnya, membiarkan Seulgi menghisapnya agar tetap bertahan di air tsb? Apakah mereka akan selamat?


.

Irene akhirnya berhasil berenang sampai ketepian juga, sesampainya disana ia langsung memuntahkan air yg sempat masuk ke dalam mulutnya. Setelah Jimin menolongnya, pria itu memang langsung berenang ke arah Seulgi yg sudah sempat tengelam itu.

Setelahnya Irene juga tidak tau apa yg terjadi lagi, karna ia sibuk menyelamatkan diri.

"Please... muncullah kalian berdua! Yah!!" Irene terus berteriak, tapi sayang tidak ada tanda apapun di permukaan pantai tsb.

Irene pun berniat untuk mencarinya, tapi bahkan untuk berdiri saja ia sudah kesulitan, bagaimana ia punya tenaga untuk mencari mereka lagi?

Dan untunglah saat itu Jungkook dan Hoseok sudah sampai disana, mereka langsung memapah Irene.

"Ada apa ini noona? Mana Jimin hyung? Kenapa ia tidak bersamamu?" Tanya Jungkook.

Untung saja mereka menyusul bukan, lihatlah yg terjadi sekarang.

"Mereka.. mereka.. di dalam air.. cepat.. tolong.." ucap Irene terbata bata.

Mendengar hal tsb Hoseok pun langsung bergegas masuk ke dalam air, tapi baru juga membasahi selututnya, pria tsb sudah menoleh ke arah mereka lagi "maaf, tapi aku baru ingat, aku kan tidak bisa berenang"

Lalu mata mereka kini mulai tertuju pada Jungkook "a aku juga tidak bisa!"

Melihat kedua orang yg tidak berguna ini, Irene pun hendak melakukannya sendiri, tapi belum juga ia melakukan hal tsb tubuhnya sudah ambruk duluan.

"NOONA! IRENE NOONA!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top