12. Memori
♢♢♢
Irene mengikuti langkah Jimin yg bergerak cepat di depannya, dengan berlari akhirnya gadis ini pun berhasil mengejarnya juga.
"Tunggu sebentar Jim! Katakan padaku, apakah dia.. dia.. bukan Seulgi kan? Ya kan? Apa maksudnya dengan semalam? apakah semalam kalian--?"
"Tidak! Jangan berpikiran yg tidak tidak! Dia bukan Seulgi, kamu salah orang. Aku hanya kebetulan melewati tempat ini semalam, aku pikir ingin membelikan stobeli ice cream untukmu, tapi sudah tutup. Ya begitulah.." jawab Jimin seadanya.
Irene tidak percaya, ia masih kelihatan berpikir.
"Sudahlah jangan dipikirkan lagi, kita pulang sekarang ya?" Ajak Jimin kemudian.
"Ya.. baiklah" walaupun masih banyak keraguan dalam hatinya, tapi Irene tidak ingin memperpanjang masalah ini lagi.
Karna sejujurnya ini sedikit tidak masuk akal ada seorang gadis yg memiliki wajah yg sama dengan Seulgi. Seulgi kan sudah mati? Yg bener saja 😑
Iya, ini pasti hanya sebuah kebetulan
Walaupun jasadnya tidak pernah ditemukan sih..
,
Para pelangan mulai berpulangan, karna sebentar lagi toko akan di tutup.
Setelah membereskan pekerjaannya, Seulgi pun bersiap untuk pulang juga.
Tapi sebelumnya Suga memberikan semangkuk ice cream untuknya "ada apa denganmu hari ini? Tidak biasanya kamu melamun?" Tanya Suga.
"Makasih ya" ucap Seulgi "bukan apa apa, aku hanya--apakah kamu masih ingat kalau dulu aku pernah menamai burungmu dengan nama Jimmy?"
"Ya tentu saja aku ingat, bahkan sejak lama aku sudah ingin menanyakan hal ini padamu. Apakah itu nama mantanmu?"
"Mantan darimana? Kamu lupa kalau aku pernah hilang ingatan. Tapi.. ntahlah, aku juga tidak yakin. Soalnya di mimpiku aku sering meneriaki nama seseorang, seperti Jim.. Jim.. begitu. Aku pikir itu Jimmy, tapi sepertinya bukan"
Namanya lebih terdengar seperti--Jimin, mirip dengan nama pacar gadis itu - Seulgi 😕
Tapi cepat cepat Seulgi langsung mengelengkan kepalanya, bagaimana bisa ia mengira kekasih orang lain adalah pria yg ada dalam mimpinya?
Mau mau dia di begal oleh kekasihnya itu.
Suga pun langsung menjitak kepala Seulgi "tuh kan kamu melamun lagi"
"Ah maaf boss, sepertinya aku kurang tidur belakangan ini makanya seperti itu. Ya sudahlah, klo begitu ice cream nya aku bungkus bawa pulang saja ya. Mungkin nanti bisa makan bareng Jin oppa hehe"
Mendengar nama Jin membuat senyuman Suga memudar begitu saja, ia pun hanya bisa mengangguk pelan.
"Klo begitu aku pulang dulu ya, dha" pamit Seulgi.
"Iya hati hati"
,
Ketika Jin pulang, ia menemukan Seulgi yg sedang ketiduran di ruang tamu. Pria ini pun membangunkannya.
"Seul.. Seulgi.." panggilnya.
"Nnngg Jin oppa, kamu akhirnya pulang juga hoamm" masih kelihatan ngantuknya.
"Kenapa tidur disini, tidurlah di kamarmu. Apakah kamu menungguku? Maaf ya, aku sibuk di Lab bersama appa, makanya aku tidak bisa menjemputmu tadi. Tapi pesanku masuk kan?"
Seulgi pun menganggukkan kepalanya tanpa banyak bicara, matanya bahkan masih terpejam.
"Tadi Suga memberikan ice cream untukku, ku pikir ingin menikmatinya bersamamu. Tapi kamu malah telat pulang, akhirnya aku habiskan semua deh hehe. Aku kenyang, mau tidur saja hoam"
"Iya, tidurlah di kamarmu sayang" Jin pun hendak mengendong Seulgi dan membawanya ke kamar, tapi satu pertanyaan dari bibir gadis itu membuatnya tidak jadi melakukan hal itu.
"Apakah kamu ingin tidur bersamaku malam ini oppa?" Tanyanya.
Jantung Jin langsung berdetak tidak jelas.
Seulgi pun dengan sengaja melingkarkan kedua tangannya di tengkuk Jin membuat pria ini berada di atas tubuhnya sekarang.
"Kamu yakin Seul? Aku juga pria loh, aku tidak mungkin tahan bila tidur bersama gadis yg ku cintai"
Mendengar ucapan itu membuat Seulgi melumat bibirnya, Jin juga membalas lumatannya itu.
Bahkan sekarang ciumannya terasa lebih berhasrat dengan turun sampai ke leher Seulgi "nnggg" desah Seulgi juga.
Belum lagi Jin berhasil mengeluarkan adiknya, Seulgi tiba tiba bersuara lagi.
"Kamu tau.. aku sudah tidak perawan lagi kan oppa?" Tanyanya kemudian yg membuat Jin terdiam di posisinya "apakah kamu tidak masalah dengan hal itu? Aku mengatakannya, karna aku tidak ingin kamu kecew--a"
"Ya, aku tau" jawab Jin kemudian yg membuat Seulgi terkejut menatapnya.
Tentu saja Jin mengetahuinya, bahkan dari awal ketika menemukannya ia sudah mengetahui hal ini.
Hanya saja ia tidak jelas siapa yg mengambil keperawanannya itu.
Apakah Seulgi juga di jual? Itulah kenapa ia bunuh diri hari itu? Bahkan sempat terlintas pikiran seperti itu di kepalanya. Tapi selama ia menyukai Seulgi, ia rasa ia tidak akan peduli.
"Aku pergi ke dokter kandungan beberapa waktu yg lalu, pms ku tidak lancar, aku takut bila kita menikah nanti akan susah mendapatkan keturunan, itulah kenapa aku ingin menjaganya dari sekarang. Tapi kamu tau apa yg di katakan dokter itu padaku? Dia berkata.. aku pernah keguguran, aku perlu menjaga tempat rahimku bila ingin hamil lagi" seketika airmata Seulgi pun langsung turun membasahi pipinya.
Jin hendak menghapus airmatanya, tapi Seulgi menolak.
"Bila dari awal kamu sudah mengetahuinya, kenapa tidak memberitahuku? aku bukan gadis tidak tau malu oppa, aku tidak akan pacaran denganmu bila tau tubuhku seperti ini hiks"
"Siapa yg peduli Seul? Bahkan sebenarnya appa juga--"
"Tapi aku peduli, aku peduli oppa!"
Aku peduli siapa pria yg selalu aku teriaki namanya dalam mimpiku itu? Siapa dia yg telah berhubungan badan denganku? Kenapa mengingatnya membuat tubuhku panas, detak jantungku berdegub kencang. Aku ingin tau siapa dia?!
"Berikan aku waktu untuk memikirkan kembali hubungan kita oppa, aku perlu waktu"
"Kamu tau aku tidak akan memaksamu bukan. Kamu bisa memiliki semua waktu yg kamu mau, aku hanya mengiginkan yg terbaik untukmu Seul"
Ya, Seulgi tau itu. Jin beneran sangat baik padanya.
Itulah kenapa kalau bisa ia juga ingin melupakannya, melupakan memori yg sudah tidak lengkap itu. Tapi--
Bisakah aku lepaskan dengan semudah itu? 😑
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top