Oneshot
"Ting....Tong!"
Terdengar suara nyaring bell pintu apartemen Hana malam ini. Hana yang sedang asyik bermalas-malasan dikamar terkejut mendengar suara bell apartemennya. Hana melihat jam dindingnya, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Hana bangun dari acara tidur-tidurannya lalu mengendap-endap keruang tengah menyalakan lampu. Gadis itu mengambil tongkat bisbol adiknya yang terletak dibawah meja ruang tengah dan berjalan pelan-pelan kearah pintu.
"Nuguseyo?" Tanya Hana takut-takut.
"Ini aku!" jawab seseorang dibalik pintu.
"Nugu? Apa kau hantu atau perampok yang ingin merampok apartemenku?" tanya Hana sambil memasang kuda-kuda didepan pintu.
"Aku hantu penunggu pohon besar didepan apartemen," jawab orang itu lagi.
"Yak! Jangan bercanda! Cepat katakan siapa kau?" teriak Hana ngeri. Ia takut diluar benar-benar hantu karena menurut cerita, penghuni apartemen disini sering dihantui oleh hantu penunggu pohon besar yang berada didepan bangunan apartemen ini.
"Aish! Nona Jeon ini aku tetanggamu. Cepat buka pintunya, sampai kapan kau membiarkan aku berdiri didepan pintu mu." kata orang itu kesal.
Hana memberanikan dirinya membuka pintu sambil memegang erat tongkat bisbol ditangannya. Gadis itu hanya membuka sedikit pintunya lalu bersiap-siap dengan kuda-kuda untuk memukul. Hana menutup mata takut saat mendengar pintu apartemenennya terbuka lebar.
"Oh God! Apa yang kau lakukan Nona Jeon?" kata orang tersebut.
Hana yang mendengar suara itu cepat-cepat membuka mata dan betapa terkejutnya ia saat melihat wajah seseorang yang hanya beberapa centi dari wajahnya. Gadis itu mundur dan menjatuhkan tongkat bisbol yang dipegangnya tadi.
"Omo! Namjoon babo kau gila, hah? Kau bisa membuatku mati muda dengan wajahmu itu?" pekik Hana.
"Aku tau wajahku sangat tampan. Aku akan memakluminya jika kau terkejut," kata seseorang itu yang ternyata bernama Namjoon dengan percaya diri.
"Aish! Apa yang kau lakukan malam-malam ke apartemenku? Kau tau kan ini pukul berapa?" kata Hana ketus.
"Aku ingin minta tolong. Ini sangat darurat," jawab Namjoon dengan muka serius.
"Minta tolong apa? Aku tidak melihat kau sedang dalam keadaan darurat," jawab Hana sambil menatap Namjoon.
"Aku ingin minta tolong masakkan untukku makanan. Aku sangat lapar dan ini benar-benar sangat darurat," kata Namjoon dengan senyum kelewat lebarnya tersebut.
"Mwo?" kata Hana kaget.
Jadi, Namjoon datang keapartemennya malam-malam begini hanya untuk itu. Hana menatap Namjoon dengan kesal. Tetangganya ini memang aneh, datang tanpa diundang dan selalu meminta tolong dengan seenak jidatnya. Semenjak Jungkook adiknya mengundang Namjoon makan malam diapartemennya dua minggu yang lalu, laki-laki ini sering keapertemen Hana meminta tolong untuk memasakkan makanan untuknya dengan alasan masakan Hana sangat enak dan masakan Hana mirip racikan ibunya. Namjoon adalah sunbae adiknya Jungkook dikampus dan merupakan sahabat baik Jungkook.
-00-
"Kau mau kan Nona Jeon? Aku tidak sempat memesan makanan dan kau tau ini terlalu malam untuk memesan makanan. Aku membawa bahan untuk kau masak jadi kau tidak usah khawatir. Aku membelinya tadi pagi," cerocos Namjoon lalu menyodorkan satu kantong belanjaan besar kepada Hana.
"Shireo! Ini sudah larut malam dan aku mau tidur. Kau masak saja sendiri!" jawab Hana melempar kantong belanjaan ke Namjoon dan meninggalkan laki-laki tersebut.
"Aish! Sekali ini saja. Please!" kata Namjoon mengikuti Hana keruang tengah sambil membawa kantong belanjaannya.
"Yak! Kim Namjoon siapa yang menyuruhmu masuk? Kenapa kau tidak pergi, hah?" teriak Hana saat melihat Namjoon sudah berdiri dihadapannya.
"Tidak ada. Kau tidak mengusirku tadi jadi aku tidak pergi," jawab Namjoon santai.
"Aku sudah mengusirmu tadi," jawab Hana malas.
"Oh! Tapi aku tidak mendengarnya Nona Jeon." kata Namjoon lalu dengan santainya berjalan kedapur untuk menyimpan kantong belanjaannya.
Hana hanya terbengong-bengong melihat tingkah laku Namjoon yang seenaknya masuk dapur tanpa izin. Tampaknya urat malu laki-laki ini sudah putus menjadi beberapa bagian. Hana berjalan kedapur dengan perasaan sangat kesal.
"Siapa yang menyuruhmu masuk kedapurku? Aku harus memakai bahasa apalagi agar kau mengerti, hah? Aku tidak mau! Aku ingin tidur dan tidak baik seorang laki-laki malam-malam keapartemen seorang gadis. Kalau sampai ketahuan tetangga yang lain kita bisa diusir dari sini," kata Hana panjang lebar sambil menahan rasa kesalnya.
"Oh!" jawab Namjoon tidak peduli.
"Hanya itu jawabanmu? Kau tidak tuli kan? Aku tidak mengerti dengan jalan pikiranmu," Hana menatap Namjoon tidak percaya. Laki-laki ini benar-benar keras kepala pikir Hana.
"Lalu aku harus menjawab apa? Tetangga tidak akan tau, aku jamin itu. Kang Ajusshi sedang berlibur dengan keluarganya dan Lee Harabeoji tidak mungkin keluar apartemen pada jam-jam malam seperti ini. Lalu apa yang kau takutkan? Dan satu lagi aku kesini hanya meminta tolong, tidak lebih. Aku tidak akan macam-macam apalagi dengan gadis yang aku-" Namjoon tidak melanjutkan kata terakhirnya ia tampak terkejut dengan kata-katanya, ia hampir saja keceplosan.
"Ah! Lupakan saja!" lanjutnya lalu berbalik berjalan kearah ruang tengah apartemen Hana.
"Kenapa dengan laki-laki ini? Apa dia mabuk? Dan apa kata terakhirnya tadi? Dasar aneh," gumam Hana bingung.
"Kau mau tidak memasakkannya untukku? Kalau tidak aku tidak akan pulang karena aku tidak menerima penolakan," kata Namjoon dari ruang tengah.
"Arraseo! Aku akan memasakkannya untuk mu tapi setelah itu kau pulang. Kapan perlu kau tidak usah keapartemenku lagi," jawab Hana nyaring.
"Good girl! Aku akan pulang setelah ini tapi aku tidak janji dengan kata-kata terakhirmu." jawab Namjoon menatap Hana dari ruang tengah lengkap dengan cengiran khasnya.
Hana tidak menjawab lagi, gadis itu membuka kantong belanjaan yang dibawa Namjoon tadi dan mulai mengeluarkan isinya dengan bersungut-sungut. Gadis itu mulai menyiapkan bahan untuk membuat sup. Hana terpaksa menuruti kemauan Namjoon agar laki-laki itu cepat pulang dari apartemennya kalau tidak dituruti laki-laki itu pasti tidak akan pulang dan Hana lelah berurusan dengan Namjoon yang selalu seenaknya saja menyuruh dan meminta tolong tanpa melihat keadaan.
-00-
Setelah masakan Hana selesai Namjoon langsung menyantap masakan Hana dengan tidak sabaran. Hana yang melihat tingkah Namjoon hanya menghela napas, laki-laki itu makan sangat lahap seperti beberapa hari tidak makan. Hana sedikit kasian melihat Namjoon, sepertinya laki-laki ini benar-benar kelaparan.
"Makanlah pelan-pelan. Makananmu tidak akan lari," kata Hana menyodorkan segelas air ke Namjoon.
"Aku lapar dan masakan mu sangat enak. Sungguh!" Namjoon masih asyik menyuap makanan yang Hana masak. Masakan Hana tidak kalah enak dari masakan Eommanya.
"Apa kau tidak bisa memasak? kenapa kau tidak tinggal dengan orangtua mu saja daripada kau seperti ini. Setidaknya kau bisa makan dengan teratur dan tidak sampai kelaparan," Tanya Hana.
"Aku hanya bisa memasak air dan nasi. Aku ingin hidup mandiri dan tidak mau menyusahkan orangtuaku," jawab Namjoon santai.
"Kau tidak ingin menyusahkan orangtuamu tapi kau menyusahkan ku," kata Hana menatap sebal Namjoon.
"Oh! Lalu kau kenapa tinggal sendiri disini? Kenapa kau tidak tinggal bersama orangtuamu atau mengajak Jungkook adikmu tinggal bersama mu disini?" Tanya Namjoon penasaran.
"Karena aku ingin dan apartemen ini dekat dengan universitas. Bagaimana bisa Jungkook tinggal bersamaku kalau tidur saja sering ditemani Eomma," jawab Hana mengingat kelakuan adik satu-satunya itu yang sangat manja.
"Tapi sebaiknya kau mengajak seseorang untuk tinggal bersama mu. Tidak baik seorang gadis tinggal sendirian apalagi komplek disini tidak aman, kalau terjadi apa-apa tidak ada yang membantumu. Kau tau kan tetangga kita dilantai ini hanya seorang kakek tua dan paman yang hobby minum setiap malam. Mereka tidak bisa di andalkan," kata Namjoon menatap Hana, ada nada khawatir diperkataan Namjoon tapi Hana tidak menyadarinya.
"Aku akan baik-baik saja, mungkin aku bisa mengandalkan mu. Hanya kau laki-laki yang muda dilantai ini, jadi kau bisa diandalkan," Hana tersenyum. Namjoon terkejut melihat senyum Hana padahal tadi gadis ini selalu menatapnya kesal. Ia merasakan sesuatu yang hangat menjalar dihatinya. Ia tidak salah dengarkan? Hana mengandalkannya.
"Apa yang kau lamunkan Tuan Kim? Kau sudah selesai?" Tanya Hana menatap bingung Namjoon yang tampak melamun.
"Ah! Ne! Aku sudah selesai," Namjoon tersadar dari lamunannya.
"Nah! Kalau begitu cepat pulang karena aku ingin tidur," Hana berdiri dan menarik Namjoon dari kursi lalu mendorong laki-laki itu keruang tengah.
"Kau mengusirku? Bahkan makanan yang aku makan belum sampai kelambung," kata Namjoon beralasan.
"Jangan banyak alasan. Cepat pulang aku sudah lelah melihat wajahmu dan berbicara denganmu," kata Hana sambil mengibas-ngibas tangannya tanda mengusir Namjoon.
"Arraseo! Terima kasih Nona Jeon atas makanannya. Masakanmu sangat enak." Namjoon tersenyum dan mengacak rambut Hana lalu berjalan kepintu keluar sambil bernyanyi kecil.
"Deg!"
Hana memegang dadanya dan merasakan ada sesuatu yang tidak biasa dihatinya. Ada apa dengannya? Namjoon hanya tersenyum dan mengacak rambutnya tapi tiba-tiba jantungnya berdetak tidak biasa.
"Aku kenapa? Omo! Kenapa jantungku berdetak dengan cepat seperti ini?" gumam Hana.
-00-
Tiga bulan sudah Hana bertetangga dengan Namjoon dan mereka semakin dekat dalam artian Namjoon yang sok dekat dengan Hana. Laki-laki itu hampir setiap hari ke apartemen Hana meminta tolong memasakkan makanan untuknya, tentunya dengan jurus paksaan seorang Kim Namjoon. Hana hampir gila meladeni tetangganya yang satu ini bahkan Hana sudah menyuruh Jungkook untuk memberitahu Namjoon agar tidak mengganggunya lagi tapi malah Jungkook yang pulang dengan muka hampir menangis. Entah apa yang dikatakan Namjoon hingga membuat Jungkook begitu.
"Noona! Aku tidak mau memberitahu Namjoon Hyung tentang itu lagi," kata Jungkook cemberut.
"Waeyo? Dia kan temanmu, kau sudah mengenalnya lama jadi tidak susah untukmu memberitahunya agar tidak mengangguku lagi," jawab Hana lalu menyodorkan jus strawberry ke Jungkook.
"Pokoknya aku tidak mau! Noona bicara saja langsung dengan Namjoon Hyung. Aku tidak mengerti urusan orang dewasa," Jungkook bangkit dari duduknya meninggalkan jus strawberrynya.
"Mwoya? Apa-apaan anak itu? Tidak biasanya dia begitu sampai meninggalkan jus strawberry kesukaannya." gumam Hana tidak percaya melihat tingkah adiknya Jungkook.
Jungkook keluar dari apartemen Hana, anak itu berjalan ke apartemen sebelah yang merupakan apartemen Namjoon dan memencet sandi pintu Namjoon. Jungkook masuk lalu menghampiri Namjoon dan teman-temannya yang lain, mereka sedang mengadakan acara kumpul-kumpul untuk mengisi waktu weekend. Disitu ada Hoseok, Jimin, Taehyung dan Jin yang sedang menyiapkan cemilan didapur bersama Yoongi.
"Ah! kau sudah datang kookie-ya," kata Jin membawa beberapa piring makanan dengan nampan yang disusul oleh Yoongi yang tampak sibuk membawa beberapa kaleng minuman soda.
"Ne Hyung..." jawab Jungkook dengan wajah cemberut.
"Magnae! Kenapa dengan wajah cemberutmu itu?" Hoseok menyadari wajah Jungkook yang cemberut.
"Tidak kenapa-kenapa, Hyung," Jungkook mencoba tersenyum tapi ia berhenti tersenyum saat Hyung-Hyungnya menatapnya curiga. Jungkook tidak pandai dalam hal menyembunyikan perasaannya.
"Kau tidak sedang berbohongkan? Apa yang sedang kau pikirkan? Kau sedang memendam sesuatukan?" Tanya Yoongi. Jungkook tidak berani menatap Hyungnya yang satu ini, tatapan Yoongi sangat menyeramkan jika sedang curiga.
"Kalau kau ada masalah, kau bisa menceritakannya kepada kami. Jangan kau pendam." Kali ini Jimin yang ikut angkat bicara. Ia menepuk bahu Jungkook.
Jungkook tidak menjawab pertanyaan Hyung-Hyungnya, ia menoleh lalu menatap Namjoon dengan ekspresi aneh. Yoongi semakin curiga saat melihat tatapan Jungkook yang mengarah ke Namjoon. Yoongi menghela napas, ia tau ada sesuatu yang disembunyikan Jungkook dan Namjoon
-00-
Hari ini Hana memutuskan untuk pergi keapartemen Yoora karena gadis itu mengundangnya untuk sekedar berkumpul-kumpul dengan sahabat-sahabatnya. Hana sebenarnya malas, rencananya dihari weekend ini ia ingin mengajak Jungkook adiknya menonton film dirumah tapi anak itu malah pergi entah kemana.
"Hana-ya! Mari masuk," kata Yoora senang lalu menarik Hana masuk.
"Ne! Yang lain mana? Apa aku terlalu cepat datang?" Tanya Hana bingung.
"Mereka tidak jadi datang. Minha sibuk membantu eommanya, Sora sibuk dengan persiapan pentas seni minggu depan dan Minzy keluar kota. Padahal aku sudah menyiapkan banyak makanan," Yoora tampak kecewa.
"Hm! Tidak apa-apa Yoora-ya, hari ini aku akan menemani mu," kata Hana tersenyum.
"Ah! Terima kasih Hana-ya, " jawab Yoora senang.
"Oh ya, tumben kau tidak berkencan dengan Jimin? Biasanya setiap weekend kalian berdua pasti sibuk berkencan," Tanya Hana sambil terkikik.
"Jimin hari ini sedang ada acara, katanya sih hanya kumpul-kumpul dengan teman segrupnya diapartemen Namjoon oppa," jawab Yoora dengan wajah cemberut.
"Kau mengenal Namjoon?" Tanya Hana terkejut.
"Ne! Aku sangat mengenal Namjoon oppa. Namjoon oppa teman Jimin dan bukannya teman adikmu Jungkook juga. Waeyo Hana-ya?" jawab Yoora menatap bingung Hana yang tampak terkejut mendengar nama Namjoon.
"Namjoon tetanggaku di apartemen baruku, beberapa bulan ini ia hampir setiap hari keapartemenku dan menggangguku," kata Hana dengan ekspresi sebal.
Hana menceritakan semuanya kepada Yoora dari awal penyebab laki-laki itu sering datang keapartemennya. Yoora mendengar cerita Hana hanya tersenyum. Gadis ini memaklumi bagaimana risihnya Hana meladeni keanehan Namjoon yang memang terkenal aneh dan sikapnya yang susah ditebak itu. Jimin kekasihnya juga sering mengeluh dengan kelakuan Namjoon yang kadang-kadang aneh dan ujung-ujungnya menyusahkan semua teman-temannya.
"Tampaknya Namjoon Oppa mempunyai maksud lain," Yoora tersenyum penuh arti.
"Nde? Maksudnya?" Tanya Hana tidak mengerti.
"Menurutku Namjoon Oppa menyukaimu Hana-ya. Aku sudah sangat mengenal Namjoon Oppa, aku sudah berteman dengannya sejak ditaman kanak-kanak. Ia tidak akan seperti itu kalau ia tidak mempunyai maksud tertentu. Namjoon Oppa sangat jarang dekat dengan seorang gadis," Yoora kembali tersenyum, ia sangat senang jika Hana berpasangan dengan Namjoon. Menurutnya Hana sangat serasi dengan Namjoon.
-00-
Apartemen Namjoon tampak berantakan, bungkusan bekas makanan berserakan dimana-mana dan terdengar suara ribut Taehyung dan Jimin berebut makanan. Terdengar juga suara Jin yang melerai Taehyung dan Jimin lalu membagi makanan untuk mereka berdua dengan adil. Ketujuh laki-laki ini sedang menikmati makan malam dan merupakan acara terakhir kumpul-kumpul mereka hari ini.
"Hyung apa kau benar-benar menyukai Noonaku? Tanya Jungkook tiba-tiba.
Jin, Yoongi, Hoseok, Jimin dan Taehyung menatap Jungkook lalu beralih ke Namjoon yang tampak santai menikmati makan malamnya. Mereka penasaran apa yang akan dikatakan Namjoon karena ini adalah momen langka seorang Kim Namjoon dalam hal cinta. Faktanya Namjoon sangat tertutup jika soal kehidupan percintaannya, laki-laki itu bahkan tidak pernah terlihat dekat dengan gadis manapun. Mereka hanya menebak-nebak Namjoon menyukai kakak perempuan Jungkook karena beberapa bulan ini Namjoon sering kedapatan menatap Hana dikampus dengan ekspresi yang berbeda dan sering mampir keapartemen Hana menurut pengaduan Jungkook.
"Menurutmu?" Namjoon bertanya balik.
"Kenapa Hyung bertanya balik? Jika Hyung benar-benar menyukai Noonaku katakan saja dan jangan mempermainkan Noonaku. Aku tau Hyung sering menganggunya dan itu membuat Noonaku risih," kata Jungkook menatap serius Namjoon.
"Jangan menyakiti Noonaku dan jika Hyung benar-benar menyukainya cepat katakan padanya karena aku lelah mendengar keluhan Noonaku tentang sikap mu itu Hyung." lanjutnya.
Jungkook meninggalkan meja makan dan keenam Hyungnya yang tampak masih terkejut dengan kata-kata Jungkook. Jungkook keluar dari apartemen Namjoon, anak itu berjalan kearah taman dan duduk dikursi taman. Jungkook tau Hyungnya itu sudah lama menyukai Hana Noonanya, dia tidak sengaja membaca diary Namjoon yang tertinggal diruang latihan beberapa bulan yang lalu. Jungkook khawatir Namjoon tidak bersungguh-sungguh dan malah nantinya menyakiti Noonanya karena Hana sebenarnya diam-diam mulai menyukai Namjoon. Jungkook bisa menebak Namjoon dan Hana sebenarnya sama-sama suka. Tetapi Namjoon dengan bodohnya selalu memendam perasaannya dan Hana terlalu polos untuk menyadari perasaannya sendiri.
-00-
Seminggu setelah kejadian Jungkook menanyakan perasaan Namjoon yang sebenarnya dengan Noonanya, Namjoon tiba-tiba menghilang entah kemana, apartemennya pun terlihat sepi dan selama seminggu ini juga Namjoon tidak pernah ke apartemen Hana untuk mengganggu gadis itu lagi.
"Kookie-ya! Apa kau tau Namjoon kemana?" Tanya Hana hati-hati.
"Molla. Kenapa noona mencari Namjoon Hyung?" kata Jungkook menatap Hana curiga.
"Ani! Aku hanya bertanya, tidak biasanya dia menghilang dan tidak mengangguku," jawab Hana.
"Hmm! Namjoon Hyung menghilang selama seminggu ini. Namjoon Hyung juga tidak masuk kuliah dan apartemennya kosong. Ia sama sekali tidak memberi kabar, handphonenya juga tidak aktif," kata Jungkook sambil menguap.
"Ah! Baguslah. Sekarang tidak ada lagi yang mengangguku. Aku sangat lega..hahaha," jawab Hana dengan tawa yang dibuat-buat.
"Jinjjayo? Kau tidak sedang merindukan Namjoon Hyungkan?" Jungkook tersenyum mengejek.
"Mwo? Untuk apa aku merindukan laki-laki gila seperti Namjoon? Kau jangan berpikir yang aneh-aneh," jawab Hana salah tingkah.
"Arraseo Noona. Ah! Aku mengantuk" Jungkook kembali menguap lebar.
"Kookie-ya kau menginap disini saja dan cepatlah tidur. Noona tidak akan mengizinkanmu pulang larut malam seperti ini. Besok kau masuk kuliah pagi, kan? Noona akan menyiapkan sarapan untukmu besok," Hana tersenyum lalu mengecup pipi adiknya dengan sayang.
"Ok! Aku tidur dan selamat malam Noona." jawab Jungkook tersenyum lebar lalu pergi kekamar.
-00-
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, Hana masih diruang tengah mengerjakan tugas kuliahnya. Sepeninggal Jungkook tadi, Hana memutuskan untuk menyelesaikan tugas kuliahnya karena besok siang harus segera dikumpulkan.
"Akhirnya selesai, sebaiknya aku tidur. Besok aku harus menyiapkan sarapan untuk Jungkook," gumam Hana sambil merenggang ototnya karena berjam-jam duduk mengerjakan tugas kuliahnya yang cukup banyak.
Saat Hana ingin mematikan lampu ruang tengah tiba-tiba bell apartemennya berbunyi, gadis itu berjalan pelan-pelan kedepan pintu.
"Nuguseyo?" Tanya Hana was-was.
"Ini aku Namjoon," jawan seseorang dibalik pintu.
"Mwo? Kau tidak bercandakan? Jangan-jangan kau hantu," kata Hana takut.
"Ini benar aku Nona Jeon." jawab orang itu lagi.
Hana cepat-cepat membuka pintu dan benar itu adalah Namjoon lengkap dengan senyum kelewat lebar seperti biasanya. Hana kaget melihat Namjoon, selama seminggu menghilang tiba-tiba laki-laki ini datang keapartemennya tengah malam begini.
"Hai! Aku ingin meminta tolong lagi. Tolong masakkan untukku nasi goreng kimchi," kata Namjoon dengan santainya.
"Mwo? Kau dari mana saja selama seminggu ini? Kau menghilang dan sekarang kau datang ke apartemenku tengah malam untuk minta tolong memasakkan nasi goreng kimchi untukmu. Kau kira aku ini pembantumu Tuan Kim," jawab Hana ketus.
"Aku tidak menghilang. Aku pulang kerumah orangtuaku selama seminggu ini. Aku ingin tidur tapi tidak bisa karena perutku lapar dan aku tiba-tiba ingin makan nasi goreng kimchi. Eomma memberi ku kimchi sangat banyak tadi dan aku juga membawa nasi," cerocos Namjoon.
Hana menatap Namjoon dari bawah sampai atas, laki-laki ini memakai baju tidur berwarna biru tua dengan motif bintang-bintang berwarna kuning lengkap dengan topi tidur yang semotif. Mata Hana melebar saat melihat apa yang dibawa Namjoon. Namjoon menenteng rice cooker berukuran sedang dan bungkusan besar berwarna merah berbahan kain. Laki-laki ini benar-benar sudah gila pikir Hana.
"Apa yang kau lihat? Sebaiknya kau cepat membuatnya untukku karena aku sangat lapar," Namjoon langsung masuk kedalam melewati Hana yang masih diam didepan pintu.
Hana menyusul Namjoon dengan rasa jengkel karena sikap Namjoon yang tidak pernah berubah selalu seenaknya saja. Namjoon sudah didapur, laki-laki itu meletakkan rice cooker dan bungkusannya tadi dimeja makan.
"Sampai kapan kau selalu menggangguku ditengah malam seperti ini? Aku sudah sangat lega saat kau menghilang karena aku pikir kau sudah sadar dengan keasalahanmu tapi kenapa kau kembali lagi lalu menggangguku?" Tanya Hana menatap kesal Namjoon.
"Wae? Kau tidak suka?" tanya Namjoon dengan wajah santainya.
"Kau sudah tau jawabannya!" jawab Hana ketus.
"Oh!" jawab Namjoon cuek.
"Yak! Kim Namjoon! Kapan kau bisa sadar dengan kelakuanmu yang selalu mengangguku seperti ini? Sebaiknya kau mencari pembantu atau calon istri saja, agar ada yang memasakkan makanan dan melayani semua kehendakmu. Itu adalah solusi yang tepat daripada kau mengganggu ketenanganku seperti ini." Hana mengeluarkan semua unek-uneknya. Ia sudah tidak tahan lagi dengan sikap Namjoon.
Namjoon terdiam, matanya menatap tajam Hana entah apa yang dipikirkan Namjoon sekarang. Hana yang melihat ekspresi Namjoon yang tiba-tiba berubah merasa sedikit takut karena laki-laki itu menatapnya seolah-olah ingin menerkamnya pada saat itu juga. Ia tidak tau sifat asli Namjoon mungkin saja Namjoon seorang psikopat atau mempunyai kelainan lain yang Hana tidak tau. Hana mengernyit ngeri dengan pikirannya sendiri. Namjoon berjalan maju mendekati Hana, Hana semakin takut lalu mundur hingga tubuhnya menabrak meja makan. Namjoon semakin dekat lalu mendekatkan wajahnya hingga Hana dapat merasakan hembusan napas Namjoon diwajahnya.
"Kau mau apa Kim Namjoon?" Tanya Hana takut.
"Aku sudah mempunyai calon asal kau tau," bisik Namjoon.
"Nugu?" Tanya Hana ikut berbisik.
"Kau Jeon Hana." jawab Namjoon to the point.
Hana tersentak mendengar perkataan Namjoon, gadis itu terdiam masih mencerna apa yang dikatakan Namjoon barusan. Apa laki-laki itu sedang menyatakan perasaannya pikir Hana. Beberapa menit mereka hanya saling tatap tanpa suara tapi tiba-tiba Hana mendorong Namjoon lalu berlari kewastafel, gadis itu cepat-cepat mencuci tangannya. Saat Hana sangat gugup dan bingung biasanya ia akan langsung mencuci tangannya berulang kali hingga perasaannya tenang. Namjoon yang melihat kelakuan Hana hanya menghela napas, laki-laki itu tau kebiasaan Hana saat gugup atau kebingungan karena Jungkook sering menceritakan kelakuan aneh Noonanya tersebut.
"Sudah! Berhenti Jeon Hana. Tatap aku!" Namjoon berdiri dibelakang Hana. Hana berhenti mencuci tangannya, gadis itu terdiam dan tidak berani berbalik menatap Namjoon karena wajahnya sekarang sangat merah persis kepiting rebus.
"Shireo!" jawab Hana nyaring.
Namjoon membalikkan tubuh Hana yang membelakanginya lalu membawa gadis itu kepelukannya. Hana terkejut dan berusaha melepas pelukan Namjoon, semakin gadis itu meronta semakin erat pula pelukan Namjoon.
"Lepaskan! Apa yang kau lakukan?" Hana masih meronta dipelukan Namjoon.
"Biarkan seperti ini. Aku mencintaimu Jeon Hana." kata Namjoon bersungguh-sungguh.
Hana terdiam tidak tau harus menjawab apa, jantung gadis itu berdetak sangat cepat bahkan sekarang kakinya terasa lemas.
"Aku ingin kau yang menjadi calon istriku. Aku sudah lama mencintamu Jeon Hana bahkan sebelum kau mengenalku tapi aku tidak mempunyai keberanian untuk mendekatimu makanya aku sengaja mengganggumu karena dengan cara itulah aku bisa lebih dekat dengammu. Kau mau kan bersamaku? Kata Namjoon melepas pelukannya dan menatap Hana.
Hana diam, tampaknya gadis itu masih terkejut dengan pernyataan cinta Namjoon yang tiba-tiba ditengah malam seperti ini. Gadis itu hanya menatap Namjoon dengan ekspresi wajah blank, entah karena terkejut atau tidak tau harus menjawab apa. Bagi Hana ini adalah pertama kalinya ada seseorang laki-laki menyatakan cinta dihadapannya secara langsung.
"Kalau kau tidak menjawab, aku anggap kau menerimaku karena aku tidak menerima penolakan Nona Jeon," kata Namjoon menatap tajam Hana.
"Mwo? Kau-" belum sempat Hana menyelesaikan perkataannya Namjoon sudah mencium bibirnya lalu memeluk pinggang gadis itu dengan erat.
Awalnya Hana tidak tau harus bagaimana, ia hanya diam mematung saat bibir lembut Namjoon menyentuh bibirnya tetapi lama-kelamaan Hana mulai terbuai dengan ciuman lembut Namjoon. Gadis itu mengalungkan tangannya keleher Namjoon, membalas ciuman laki-laki itu dan membiarkan nalurinya yang bekerja. Namjoon tersenyum dalam ciumannya karena Hana membalas perasaannya walaupun gadis itu tidak mengatakannya secara langsung.
"Aku akan selalu mencintaimu, menjagamu, menemanimu dan membuatmu bahagia. itu janjiku padamu Jeon Hana." Janji Namjoon dalam hati. Hana adalah cinta pertamanya dan selalu akan menjadi cinta pertama dan terakhirnya.
Tanpa mereka berdua sadari, Jungkook keluar dari kamar menyeret guling kesayangannya dengan tampang berantakan berjalan kearah dapur.
"Ah! Haus."gumam Jungkook setengah sadar.
Saat Jungkook ingin mengambil gelas dimeja, anak itu melihat dua orang berdiri dengan posisi yang..errr..sangat aneh menurut Jungkook. Apakah itu hantu pikir Jungkook masih setengah sadar. Jungkook memicingkan matanya dan tiba-tiba matanya melebar dengan mulut menganga. Apa dirinya sedang bermimpi atau salah lihat. Noona nya sedang berciuman dengan Namjoon didapur dan ini sudah larut malam.
"YAK! NAMJOON HYUNG APA YANG KAU LAKUKAN PADA NOONAKU?" teriak Jungkook lalu melempar guling yang dipegangnya kearah Namjoon dan Hana dengan ganas.
-FIN-
Jangan lupa vomentnya ya ^^ maaf untuk ff MBA masih dalam proses karena ada suatu alasan yang bikin ff itu tertunda begitu lama. Author harap kalian bersabar, sebagai gantinya author kasih cerita cinta abstrud Namjoon dan Hana ini yaa #senyumtanpadosa #ditamparreaders
Semoga kalian suka dan tidak ada yang muntah atau kejang-kejang saat membaca ff tidak jelas ini ya.
Terima kasih ^^ #bow
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top