Tulang Punggung Keluarga

Semburat kemerahan baru terlihat ketika dia melangkahkan kaki menjemput rezeki.

Menyusuri padatnya hiruk pikuk jalanan dan kendaraan umum.

Berpacu dengan waktu dan tugas yang menumpuk.

Bahkan sesekali peluh mengalir turun dari keningnya.

Sedikit lelah dan kesal kadang menggelitik emosi.

Namun niat dan tekad yang kuat tetap terpatri dalam hati.

Hingga matahari bersembunyi berganti sang rembulan.

Bahkan nyaris larut malam.

Dia tak pernah gentar.

Harapannya satu.

Untuk membuat keluarga yang dicintainya dapat hidup layak.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top