✧5✧
Aku tidak menyangka . . . .
Sinar matahari yang menyorotkan cahayanya kebumi dan suara burung berkicau, menandakan bahwa hari sudah pagi. Dan hari ini menandakan pernikahan Gentar dan (Name) sudah berjalan selama 1 bulan. Dan mereka sudah pulang dari perjalanan honeymoon sejak 3 minggu lalu
Mereka sangat menikmati setiap kegiatan mereka saat di pulau Dewata tersebut
Bahkan tidak lupa mereka membelikan beberapa buah tangan untuk di berikan kepada keluarga dan mertua mereka masing-masing
Sebenarnya mereka belum melakukan 'itu' karna katanya (Name) belum siap dan hanya ingin dilakukan di rumah Gentar. Dan Gentar pun tak mempermasalahkan hal itu. Asal istrinya senang dan nyaman, Gentar pun akan ikut senang
Kini (Name) sedang berada di dapur dengan kaki yang masih pegal. Eh? Kenapa kakinya pegal?. Karna semalam, (Name) dan Gentar melakukan 'kegiatan' Suami-istri dan (Name) baru saja tertidur pada pukul 3 subuh. Jadi, Ia harus melayani suaminya dari pukul 8 hingga pukul 3 subuh tadi (Wow.. lama kali (• ▽ •;))
Dan sekarang (Name) sedang memasak sarapan untuk mereka berdua. Mau tak mau (Name) harus melakukan kewajibannya sebagai istri -meski dengan tubuh yang sedikit lemas. (Name) juga merasakan kalau wajahnya berubah menjadi pucat
Setelah selesai membuat sarapan dan meletakkannya di atas meja, (Name) merasakan tubuhnya tidak kuat untuk berdiri lagi. Ia merasa lemas dan sebentar lagi akan jatuh pingsan
Hap
Seseorang menopangnya, lain dan tak bukan itu adalah Gentar sang suami. Dengan sigap, Gentar menyuruhnya duduk di kursi makan
"Kalau kamu ngerasa gak enak, kamu ga usah masak dulu. Biar Mas yang masakin" -pinta Gentar
"Emang Mas Gentar bisa masak?"
"Eeiittss... Gini-gini Mas pernah Nge-kost ya. Jadi bisa masak sendiri. Karna disuruh Ibu buat BERDIKARI" -Ucap Gentar dengan menekankan kata BERDIKARI
"Paling Mas cuma bisa masak Mi instan doang. Sisanya, jajan"
Zlebb
"Kamu meremehkan suamimu ya. Mi instan itu hanya dimakan saat tangga tua saja. Sisanya Mas beli bahan dan masak sendiri
(Name) hanya mengangguk dengan lemas paham (dan mengalah) akan perkataan suaminya
Acara sarapan diisinya hanya dengan dentingan sendok dan piring. Tidak lama kemudian, Gentar membuka suara
"Kenapa kamu lemas tadi?" -Tanya Gentar sambil mengunyah sesendok capcay buatan istrinya
(Name) hanya menggeleng kepalanya
"Yakin?"
(Name) pun membalasnya dengan mengangguk kepalanya
"Mas kira kamu lemas karna 'permainan' kita tadi malam?" -Jawab Gentar dengan wajah tanpa dosa
(Name) yang hampir tersedak akan perkataan suaminya dan tidak sengaja mengingat kembali akan 'kejadian' tadi malam
"Eeeh?? (Name) kenapa? Nih minum dulu"
Gentar memberikannya segelas air dan segera (Name) meminumnya hingga tandas
"K-Kenapa Mas ingetin soal semalem sih / / / "
"Lho? Kan Mas hanya bertanya"
"Ngomong-ngomong semalam kamu ternyata bisa manja juga. Mana minta terus dan terus. Meski Mas gak tega, dan itu permintaan (Name) jadi Mas lakuin. Hehehe"
"M-MAAASSS SUDAHLAH"
"Oh ya nanti Mas pulang jam berapa?"
"Sekitar Jam 9 karna bantu Ayah. Kenapa? Mau Mas 'layanin' lagi? "
"E-Enggak ya. (Name) hanya tanya saja / / /"
"Oooh.. Mas kira kamu mau lagi. Karna kamu sudah gak sakit pinggang lagi"
"Masih sakit ya Mas. Nih di punggung saja aku udah tempelin 5 koyo cabe" -protes (Name) sambil menunjukkan punggungnya yang terbalut dress tidur selutut
*Yang bertanya soal apakah (Name) memakai 'hadiah' yang di berikan temannya atau tidak, jawabannya Iya. Dan itulah mengapa (Name) merasa lelah. Karna suaminya sangat tergoda 🌚🌚.
"Gak kelihatan tuh. Coba buka. Buka dikamar sekalian" -Ucap Gentar dengan smirknya
"ENGGAK MAU. DAH SANA KERJA. NANTI TELAT" -ucap (Name) sembari mendorong tubuh Gentar menuju pintu rumah
"Ngusir nih ceritanya?"
Kalau kamu bisa mengeluarkan sifat manja seperti itu . . . .
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top