[4/10]
Aku khawatir...
_______________
TAKUT adalah emosi yang jarang sekali dirasakan Frostfire, pria dengan tingkah berandalan itu tidak pernah mengenal rasa takut. Dengan mudah dia bisa menghajar orang atau bahkan melawan siapapun yang menantang. Tapi, ada satu hal yang dia takuti. Yaitu kehilangan [Name] yang kini sudah mengambil seluruh atensinya.
"[Na- Name] kamu gapapa, 'kan?"
Frostfire dengan gugup bertanya ketika melihat wajah [Name] yang pucat. Setelah resepsi sebelumnya, kini mereka berada di rumah yang disiapkan Frostfire dan setelah mandi dia menemukan wajah istrinya yang pucat terbaring lemah di atas ranjang.
"Capek."
Frostfire mengedipkan mata kemudian tersenyum lega. Dia terduduk di samping [Name] menggenggam tangan istrinya dengan ekspresi perhatian. "Okey, istirahat ya. Aku gak bakal minta jatah jadi tenang-"
Bantal melayang ke wajah Frostfire yang kini terkekeh geli. Padahal [Name] sedang tidak fit tapi lemparan bantal ini masih terasa sakit. "Mesum," gumam gadis itu. Wajahnya kembali memerah namun terlihat semakin lemah.
"Eh, tapi bener kan?"
"Diem!"
"Kamu emang gak mau malam per-"
Buk!
Bantal kembali melayang walau kini jatuh mengenai lantai. Frostfire berhasil menghindar. "Udah, udah. Jangan marah-marah mulu. Kamu makin keliatan lemes tuh." Frostfire menahan [Name] yang kembali ingin melempar bantal ke wajahnya. Untuk sesaat dia masih sempat tertawa sebelum menyentuh dahi sang istri yang panas.
"Kamu sakit?! Astaga!"
Ekspresi jahil Frostfire menghilang ditelan bumi mengetahui sang istri sakit. Dengan cekatan dia menidurkan [Name]. Suara langkah kaki pria itu cepat mengambil obat dan juga kompresan. "Kamu kalau sakit bilang dong!" seru Frostfire cemas membantu [Name] minum obat.
Tubuh [Name] makin melemah ketika Frostfire mengistirahatkan sang istri. Napas gadis itu terasa panas dan terengah dengan demam yang dirasakan. Sepertinya [Name] makin lemas bahkan tidak bisa menimpali ucapan Frostfire dan hanya menatap sang suami. "Maaf, maaf. Aku bukannya marah ke kamu..."
Frostfire kehilangan kata-kata dan menyibukkan diri dengan mengompres dahi [Name]. Frostfire yang biasanya usil dan jahil tidak disangka bisa perhatian seperti ini. [Name] memejamkan mata merasakan sentuhan lembut di dahinya. "Capek."
Frostfire menghela napas mengangguk dan mengecup dahi [Name], pria itu seolah berpikir keras apa yang harus dikatakan. Tapi, [Name] tidak mengerti kenapa suaminya harus seserius itu. "Maaf.. ya.. harusnya aku lebih perhatian."
Satu kata itu keluar dari bibir Frostfire. [Name] mulai membuka mata kembali, dia tidak menyangka kata itu akan dikeluarkan Frostfire.
"Sayang banget aku sama kamu." Frostfire kembali bicara sembari membelai pipi [Name]. Pandangan lembut terpancar dari netra Frostfire yang kini melanjutkan ucapannya. "Jangan sakit, gak ada yang marahin aku lagi nanti." Senyum kecil hadir di bibir Frostfire.
[Name] tidak bisa mengerti kenapa Frostfire melakukan hal ini, membuatnya terhanyut untuk beberapa saat. "Gak ada yang bisa diajak gelut, gak ada yang bisa dijailin, gak seru." Baiklah. [Name] mulai kesal dengan ucapan cowok itu yang kini tersenyum miring sengaja menggoda [Name], menikmati lirikan sebal sang istri. "Love you."
Frostfire bisa melihat kondisi [Name] membaik, panasnya mulai reda. Masih mengompres [Name] kini Frostfire mengurai rambut panjang di depannya. "Tidur sayang. Istirahat." [Name] malas menanggapi lagi provokasi dari sang suami dan mulai tertidur.
Perlahan dan pasti [Name] tertidur nyenyak dengan belaian lembut yang dia berikan. Dia mendesah lega berharap istrinya akan baik-baik saja. Kini dia berbaring di samping [Name], membuat gadis itu tertidur dalam dekapannya. Kecupan lembut mendarat di pucuk rambut [Name].
"Love you."
________________
Bonus
_________________
[Name] bisa merasakan pelukan hangat yang membungkus tubuh, diam-diam dia menyembunyikan wajah ke dada sang suami. Senyum manis terpatri. [Name] pikir Frostfire mungkin bisa diandalkan.
"Kenapa sayang?"
[Name] tersentak kaget, berusaha kembali tidur mendengar suara Frostfire yang kini mengusap punggungnya lembut. [Name] bisa merasakan hembusan napas di rambutnya. "Shh.. tidur sayang. Tidur." Pelukan suaminya kembali mengerat memeluk [Name].
Hangat.
Hangat sekali.
_______________
...banget sama kamu. Jangan sakit sayang.
11 Maret 2023
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top