[10/10]

Awal aku melihatmu...

________________

SENYUMAN lebar terpampang di wajah Frostfire. Pria itu berjingkrak-jingkrak kesenangan memeluk [Name] erat. Ekspresi bahagianya tidak bisa disembunyikan, semuanya tampak jelas. "Beneran kan? Gak bohong kan?! [Name], sayang!"

Frostfire berseru tidak percaya, wajahnya cerah sementara tangannya menggenggam tangan [Name] dengan genggaman kuat. "Kita bakal punya baby?!" [Name] menghela napas panjang, padahal suaminya jelas-jelas sudah melihat hasil testpack tadi. Jelas sekali di sana terdapat tanda positif yang artinya dia hamil.

"Iya, kita bakal punya baby."

Frostfire masih tidak percaya, senyuman tidak luntur-- antusias sementara matanya berkaca-kaca. Dia tidak bisa berhenti bergerak kesenangan dan kini berjongkok di depan perut sang istri. "Halo, baby. Di sini ada Daddy sama Mommy. Kamu hati-hati ya di dalam sana. Daddy bakal jagain kamu sama Mommy kamu."

[Name] menahan bibirnya untuk tidak tersenyum melihat Frostfire yang kini menempelkan telinga ke perutnya yang masih rata. Padahal jelas sekali bayi mereka belum tumbuh besar di dalam sana. "Baby-nya masih kecil, gak bisa dengerin kamu."

Frostfire hanya terkekeh kecil mengecup perut [Name], kemudian berdiri lagi dan memberikan ciuman di kening. "Makasih, sayang. Makasih banyak." Bibir Frostfire sedikit bergetar ketika menyentuh kulit [Name]. Wanita itu bisa merasakan kebahagiaan juga haru yang menyelimuti sang suami.

"Aku bahagia banget, banget, banget."

[Name] terkekeh lembut merasakan pelukan itu mengerat membungkus tubuhnya lagi, kepala Frostfire bersender di bahu [Name]. Bahkan jika [Name] tidak bicara lebih banyak, tangannya yang diam-diam membalas pelukan sang suami menunjukkan bahwa dia sama bahagianya.

Frostfire menghela napas lega, memeluk [Name] semakin erat, dia sungguh bahagia bisa ada di titik ini, padahal hal ini tidak pernah terpikirkan atau dibayangkan olehnya barang sekali di masa lalu.

.

.

.

Frostfire tidak pernah mengira akan menjadi ayah atau suami yang bisa bertanggung jawab. Apalagi berkeluarga memiliki bayi, dia tidak pernah kepikiran bahkan setitik. Ingatannya jelas tergambar tentang masa lalu, dulu sekali saat dia SMA, dia anak berandalan yang sering membuat masalah. Istilahnya dia itu anak senggol bacok yang sering ngajak orang lain ribut. Bahkan merepotkan saudara juga ayahnya. Mustahil bisa seperti sekarang.

Ketika mulai kuliah dia perlahan berhenti dari sikapnya tersebut walau kadang tidak suka menahan diri. Mungkin [Name] lupa bagaimana pertemuan awal mereka yang tidak pernah dilupakan Frostfire. Saat itu dia ingat sekali tengah menghajar salah satu musuh genk motornya.

Sialnya saat itu dia benar-benar tidak beruntung ketika dikeroyok habis-habisan. Dia masih ingat jelas bagaimana dia tidak sadarkan diri dengan tubuh penuh luka dekat tempat sepi, matanya samar-samar melihat seseorang memanggilnya ketika dia bisa mencium aroma bunga manis menyeruak hidung.

"Kamu gak apa-apa? Jangan pingsan dulu!"

Frostfire bisa mengingat gadis itu menyodorkan air putih, tangan mungil itu sedikit bergetar karena mengangkat beban tubuhnya yang dibantu duduk membantunya minum. Saat itu wajah Frostfire babak belur, hingga [Name] tidak mengenalinya.

"Ayah! Bantu [Name] cepet! Ada orang yang mau pingsan deket rumah kaca."

'Rumah kaca?' Frostfire melirik ke belakang, dia melihat rumah kaca yang cukup besar, dengan kekuatan tidak seberapa Frostfire tahu betul seberapa banyak tenaga yang dikeluarkan gadis lemah ini. Tapi, setelah dia duduk di kursi dia tidak sadarkan diri. Saat terbangun yang dia temukan adalah dirinya yang terbangun di rumah sakit ditemani saudara dan ayahnya.

Siapa gadis itu?

Frostfire penasaran, walau begitu atas perbuatannya itu sang ayah benar-benar tegas meminta Frostfire serius belajar dan berhenti dari geng motornya yang membuatnya kacau setiap saat. Pada akhirnya setelah keputusan sulit dia keluar dan memulai menjadi mahasiswa biasa.

Saat itulah, di mana hari-harinya yang membosankan berlangsung sebelum menemukan gadis penolongnya. Frostfire tidak menyadari bahwa mereka selama ini di kelas yang sama karena gadis itu cukup pendiam. [Name], akhirnya dia tahu siapa gadis itu.

Berawal dari terpesona lama-lama dengan tingkah jahil dia mendekati [Name]. Selalu mengajak gadis itu ribut, membuat [Name] kesal, lebih dari itu Frostfire tahu bahwa dia menyukai [Name] dan perasaan itu berubah menjadi cinta.

Tahun-tahun kembali berlalu ketika kelulusan, nomornya jelas diblokir oleh [Name] yang merasa terganggu, jujur saja saat itu dia sangat merindukan gadis penolongnya yang galak dan kesempatan terbuka ketika mereka dijodohkan.

Frostfire tahu, semenjak pertama mereka bertemu hingga waktu ini, di mana mereka akan menjadi keluarga dengan bayi mereka. Mereka berdua jelas ditakdirkan bersama, berjodoh, sepasang jiwa yang akan selalu berdampingan hingga ajal menjemput.

________________

Bonus

________________

"Jadi gitu ceritanya Daddy bisa jatuh cinta sama Mommy."

Gadis kecil dengan kunciran pendek mengerjap pelan. Pipi gembulnya terlihat manis menatap sang ayah dengan senyuman imut. "Berarti Daddy duluan yang suka Mommy?"

Frostfire terkekeh lembut mengangguk, tangannya mengacak rambut putri kecilnya yang manis. "Daddy sayang banget soalnya sama Mommy kamu."

"Kok aku gak inget yah?"

"Mommy!"

Kaki kecil itu berlarian menghampiri [Name] yang menggendong tubuh putri manis mereka. Sementara Frostfire memeluk keduanya hangat, mengecup dahi mereka bergantian. "Gak perlu inget, inget aja suami kamu yang ganteng ada di sini."

[Name] menaikkan sebelah alis sementara putri mereka terkekeh kecil. "Daddy narsis!"

_________________

...aku tahu bahwa kita ditakdirkan bersama.

26 Maret 2023

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top