[1/10]
Aku senang menjahilinya...
_________________
GEDUNG universitas terlihat menjulang tinggi, mentari bersinar cerah menghiasi pagi seiring lingkungan kampus dipenuhi mahasiswa yang mondar-mandir berjalan ke kelas dan fakultas masing-masing. Di tengah taman sendiri, terdapat seorang gadis dengan surai coklat dengan ikatan ekor kuda duduk terdiam menikmati keindahan taman sembari mendengarkan musik.
[Name] tadi sudah masuk ke kelas pagi-pagi sekali, tapi, beberapa menit sebelum kelas dimulai dosen berkata tidak bisa hadir. Jadi kelas dibatalkan, padahal jika tahu begini dia ingin tidur saja bermalas-malasan. Termenung dengan sedikit mengantuk [Name] tersentak ketika musik yang didengarnya berhenti.
"Fokus banget kamu. Gak sadar ada aku di sini."
[Name] terlihat kesal berdecak, ketika berusaha mengambil headphone dan ponselnya yang di angkat tinggi-tinggi oleh Frostfire. "Bisa balikin gak sih?! Nyebelin banget jadi orang!" Frostfire tertawa kecil menjulurkan lidah, mengangkat tangannya lebih tinggi melihat [Name] yang meloncat berusaha mengambil barangnya. "Kamu aja yang pendek. Padahal tinggal ambil loh."
"Ish! Balikin Frostfire!"
"Gak mau."
"Setan!"
"Kaya gini?" Frostfire mendekatkan bibirnya di telinga [Name] dengan nada rendah yang membuat [Name] merinding dia mulai bicara. Wajah Frostfire terlalu dekat. "Maksud kamu kaya setan bisik-bisik gini?" Frostfire menyeringai melirik ke sampingnya sebelum satu pukulan mendarat ke wajahnya.
"Cowok aneh!"
[Name] mendorong pemuda itu menjauh sebelum menarik barang-barangnya yang diambil Frostfire. Entah kenapa semenjak mereka pernah satu kelompok dalam mata pelajaran kuliah. Anak ini mulai senang mencari ribut dengannya. Telinga [Name] memerah, dia tidak pernah sedekat itu dengan pria.
"Aneh apa ganteng?"
"Jelas aneh, gak jelas lagi."
"Yakin?"
"Najis, gak usah sok keren."
[Name] sedikit terkejut ketika Frostfire malah tertawa sebagai tanggapan menatapnya dengan senyuman menyebalkan. Selanjutnya pandangan itu berubah menatapnya lagi dengan lembut yang membuat dia tidak nyaman. Harusnya dia pulang saja. [Name] segera berbalik berjalan pergi sebelum tangannya ditahan oleh Frostfire.
"Ck, apalagi sih?"
Frostfire menatap sang gadis yang terpaku ketika pemuda itu menatapnya dalam-dalam, hening sesaat sebelum dia tertawa lepas. "Tuh, kan. Aku emang ganteng. Kamu sampai terpesona gitu." [Name] tidak percaya mendengar kata-kata narsis seperti itu sebelum wajahnya memerah menginjak kaki Frostfire sebelum berlalu pergi.
"Ganteng dari mana coba?" gumam [Name] sembari pergi dengan menyentakkan kaki keras-keras di setiap langkahnya. Menyebalkan. Frostfire menyebalkan! Dia benar-benar tidak suka dengan anak itu. Wajahnya memerah. Walau begitu dia tidak bisa membohongi kalau wajah itu cukup tampan.
.
.
.
Frostfire melirik [Name] yang berada di depannya. Di kursi tepat di depannya sedang mendengarkan materi kuliah, terbesit ide jahil sebelum dia mengikat tas [Name] di kursi. Sementara itu [Name] tidak menyadarinya karena sibuk menulis materi yang dipaparkan.
"Baiklah, kelas hari ini selesai."
Semua mahasiswa menghembuskan napas lega bersiap untuk pergi dari kelas, begitu juga dengan [Name] yang kini memasukkan barang-barangnya dan segera menggendong tas ransel itu sembarang. Frostfire menahan tawa sebelum suara bedebam kursi terdengar jatuh, semua atensi melirik [Name] termasuk dosen yang belum keluar.
[Name] yang menggendong tas dan berdiri terjatuh karena beban yang dia gendong lebih berat dari perkiraan, di mana tasnya terikat dengan kursi. Dia jatuh dengan kursi yang ikut tergeletak di lantai. "[Name] kamu gapapa?"
Frostfire menahan tawa mengulurkan tangan sebelum [Name] menunduk malu segera bangkit sendiri dan menunduk pada orang-orang yang mulai keluar kelas. "Frostfire!" [Name] berseru tidak percaya. Bukankah ini sudah berlebihan?
Tanpa aba-aba Frostfire tertawa lepas sampai menghamburkan sedikit air mata. Membuat [Name] makin kesal, dia menarik tasnya dan melepaskan ikatan dari kursi. Melirik Frostfire [Name] kembali berbicara kesal. "Kamu udah keterlaluan."
[Name] pergi dengan acuh sementara Frostfire mematung, menyadari kini dia sudah benar-benar berlebihan. Sedikit merasa bersalah Frostfire mengacak rambutnya sebelum mengikuti langkah [Name].
______________
Bonus
______________
"Aku minta maaf, ya."
"[Name], dengerin!"
"Ayolah..."
Frostfire terus berjalan mengekori [Name] yang lama-lama sebal menarik kerah pemuda itu mengancam dengan kesal. "Berhenti ngikutin aku. Bisa?" Frostfire yang awalnya terkejut malah menyeringai membuat [Name] tersentak dan terdiam.
"Oh, kamu suka ya kita deketan gini? Hm?"
Plak!
_____________
... karena dia terlihat imut ketika mengamuk, walau sakit juga sih pukulannya ( ꈍᴗꈍ)
16 Januari 2023
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top