Chapter 7

Y/n: Your Name
Last name used: Kanzaki

Reader's POV

"Kalau saja ibu dan ayah tak menjodohkanmu dengan cewe itu, kau pasti tidak akan semenderita ini!"

"Gil, ini keputusanku sendiri. Aku tahu kalau kamu peduli denganku tapi tolong, untuk kali ini biarkan aku menjalani kehidupanku sendiri!"

Di jodohkan? Berarti Enkidu dan 'aku' dijodohkan oleh orangtua mereka? Ku kira mereka ketahuan naena eh rupanya engga. Gada akhlak gua!

"Tapi kau menderita bukan? Kau disiksa oleh cewe itu!"

"Gil, aku bahagia kok bersama dengannya! Dia tidak menyiksaku, belakangan ini dia juga bersikap baik kepadaku. Kamu tidak perlu mengkhawatirkanku!"

"Kau itu selalu ya ngebelain dia! Kenapa sih kau terus ngebelain dia?!"

"Apa lagi kalau bukan karena aku mencintainya?"

Ketika Enkidu mengatakan itu, Enkidu memberikan senyuman kepada si pirang itu. Aku tak pernah melihat senyumannya sebelumnya. Sebuah senyuman yang ... sepertinya tulus?

Aku berniat untuk pergi dan merenungkan perkataan mereka sampai aku berbalik dan tak sengaja menendang tong sampah yang berada di sampingku. Mampus aku, ketahuan deh!

"Loh (Y/n)? Sedang apa kamu disini?" panggil Enkidu.

Mampus!

Aku melihat kebelakang, si pirang dan Enkidu melihatku dengan terkejut dan bingung. Mau tak mau aku harus menjelaskannya! Tapi, tak perlu dijelaskan juga gapapa kan?

"Aku tidak mendengarkan apa-apa sungguh!!! Aku permisi!!"

Dengan cepat aku lari meninggalkan mereka. Hari di sekolah ini menjadi hari yang panjang. Romani menjemput Mashu sewaktu pulang sekolah, dia menawarkan aku dan yang lain untuk diantar pulang dan tentu kami mau!

Di perjalanan kami berbincang tentang game. Jalter dan Cu adalah penggemar game juga sedangkan Jeanne sibuk sendiri dengan secarik kertas yang dipegangnya.

Aku tak menghiraukannya, mendengarkan percakapan yang hangat ini membuatku bahagia.

Tak berapa lama waktu berselang, kami sudah sampai di rumah. Enkidu masih belum pulang tentunya karena masih ada hal yang harus dilakukannya di sekolah.

Ku putuskan untuk bersih-bersih rumah dan karena sudah hampir sore jadi ku putuskan untuk masak! Sesekali dong yekan untuk suami tapi sebenarnya aku sama dia ga nikah sih. Gua pelakor dong? Amit-amit!

Keadaan rumah sudah bersih karena tadi sebelum pergi bekerja Enkidu sudah membersihkannya. Jadi sekarang aku hanya akan menyapu ulang dan mengepel.

Setelah selesai (dan ternyata sangat melelahkan) aku membuka kulkas dan menemukan bahan makanan disana. Di kulkas, ada sebuah kertas kecil menempel disana. Enkidu menulis menu makanan yang akan dimasaknya malam ini.

Ayam krispy saus tiram, tumis buncis, sup miso dan ada buah semangka juga. Baiklah, ayo kita mulai memasak! Akan ku tunjukkan kalau aku ini berguna!!

-----

"Aku pulang!"

Oh! Suara Enkidu terdengar! Dia pulang pada pukul tujuh malam. Dengan tergesa aku segera menghampirinya. Enkidu keringatan, sepertinya dia buru-buru dan berpikir kalau dia terlambat memasak makan malam.

Ketika melihatku, dia menunjukkan ekspresi bersalah.

"Maafkan aku karena terlambat. Aku akan segera menyiapkan makan malam."

"Tidak perlu, tenangkan dirimu! Aku sudah masak kok~!"

"Hah???"

Aku menggandeng Enkidu dan membawanya ke dapur. Di meja makan, disana sudah tertata rapi makanan untuk makan malam kami berdua.

Aku juga sudah masak nasi dan memotong semangka tapi semangkanya itu ku simpan di dalam kulkas agar dingin. Enkidu terkejut tentu saja.

"Kamu yang masak semua ini?"

"Tentu saja! Siapa lagi?"

Woiya dong, di desa kan aku yang masak semua. Emak aja suka sama masakanku! Fufufufu.

Aku mengajak Enkidu untuk makan malam bersama dan kali ini, dia tak banyak protes. Aku mengambil nasi untuknya, juga untukku.

Aku mengambil ayamnya dan rasanya tentu saja enak! Ku alihkan pandanganku ke Enkidu, dia tersenyum. Eh, apakah enak? Atau tidak?

"Ku kira kamu tidak bisa memasak," sahut Enkidu.

"Gini gini aku bisa kali masak. Jangan remehkan aku!"

"Biasanya, kamu tidak akan mau memegang peralatan masak dan kamu hanya ke dapur untuk makan saja, itupun jarang," jelasnya.

Wow, 'aku' benar-benar hebat.

"Mulai sekarang, aku akan membantumu untuk mengurus rumah tangga ini. Enkidu sudah bekerja dengan keras dan kata si pirang tadi dulu aku menyiksamu. Aku tak mengerti dan mengetahui apa yang sudah ku buat kepadamu tapi mulai dari sekarang, aku akan berubah dan aku akan membuatmu bangga!" senyumku lembut kepadanya lalu aku melanjutkan aktivitasku yaitu makan.

Benar, ini tekadku. Sesuai dengan kata Romani aku harus memperbaiki hubunganku dengan Enkidu. Dia tersiksa tapi dia masih membelaku. Dia merasa sangat tersiksa tapi dia masih mengurusku dengan baik.

Aku mendengar sebuah isakan dari sampingku. Aku melihat ke samping dan panik ketika melihat Enkidu menangis disana. Astaga, apakah aku keterlaluan????

"E-Enkidu, maafkan aku! Aku tidak bermaksud ingin membuatmu menangis! Maafkan aku!!!"

Aku mendekatinya lalu memeluknya. Kagetnya, Enkidu membalas pelukanku.

"Aku ... tidak tahu apa yang kamu rencanakan (Y/n), apakah itu untuk menghancurkanku kembali atau apakah kamu benar-benar tulus dengan ucapanmu tapi ... terima kasih banyak, (Y/n)."

Menghancurkannya? Mengapa aku harus menghancurkannya? Bukannya orang seperti Enkidu ini malah harus dilindungi?

Walau aku berada di duniaku, aku akan tetap melindungi Enkidu. Enkidu adalah orang yang manis dan baik, hatinya juga kuat. Jika tidak, dia pasti sudah lama meninggalkanku dan berkencan dengan wanita lain.

Benar, akan ku tunjukkan kepada si pirang bangsad itu kalau aku tidak menyiksa Enkidu dan menyayanginya.

Setelah selesai makan dan membersihkan peralatan makan, aku meminta Enkidu untuk mandi duluan. Aku belum sempat mengerjakan prku tadi jadi setelah mandi ku putuskan untuk mengerjakan pr.

Di kamar ini memiliki dua meja belajar. Maklumlah, kamar orang kaya jadi kamarnya luas. Enkidu memberikan tugas kepada kami tadi. Kami harus mentranslate sebuah cerita dari Bahasa Inggris ke Bahasa Jepang. Baiklah, itu mudah!

Dan setelah ku cek dan ku bongkar lemarinya, ada kamus disana. Aku bisa menggunakan kamus itu. Sebenarnya aku ingin menggunakan Gogglo Translate sih tapi ga mungkin kan aku curang di hadapan guruku sendiri.

"(Y/n), kamu sudah boleh mandi sekarang. Aku sudah menyiapkan air panasnya untukmu," sahut Enkidu.

"Baik! Terima kasih!"


Untunglah hari ini Enkidu peka, dia tidak telanjang baik hanya telanjang dada atau semua. Dia memakai pakaian tidurnya. Oke, saatnya mandi~!

. . .

Set set set.


Mentranslate sebuah cerita yang berjudul 'The Little Mermaid'. Sungguh, mengapa pelajaran Bahasa Inggris bisa seenteng ini? Sombong bentar gapapa yekan?

"Sejak kapan kamu bisa Bahasa Inggris?"

Aku terkejut ketika mendengar suara Enkidu. Ternyata Enkidu sedang berada tepat di belakangku sambil melihatku mengerjakan pr yang diberikannya kepadaku dan teman-temanku yang lain.

Dia melihat tulisanku dan ... aku merasa malu! Cepat atau lambat dia pasti akan memeriksa prku tapi kalau diperhatikan seperti ini malu tauk!!

"S-sejak kemarin?"

"Sungguh? Secara tiba-tiba Bahasa Inggrismu jadi bagus atau ... diam-diam kamu bisa Inggris tapi menutupinya karena aku yang mengajarmu?"

"Sak karepmu dah mas, uda tau aku 'lupa ingatan' malah ditanya hadeh."


Aku mendengar suara kekehan kecil dari Enkidu. Sepertinya suasana hatinya sekarang membaik? Tapi entahlah, mungkin dapetnya uda selese kali ya?

Ngomong-ngomong ...

"Enkidu, boleh aku bertanya sesuatu?"

"Apa itu?" jawab Enkidu yang masih memerhatikanku mengerjakan tugasku --dan lebih parahnya dia sekarang sedang duduk di sampingku.

"Di dunia ini, siapa sih yang hamil?"


Enkidu melihatku dengan tatapan aneh. Kenapa? Pertanyaanku anehnya? Ya ... emang aneh sih tapi kan penasaran. Eh tunggu, tapi kan kemarin Romani uda bilang kalau wanita lebih dihormati karena kita bisa melahirkan! Astaga goblog!

"L-lupakan! Aku hanya penasaran, hahahaha ..."

"Kamu akan mempelajari hal itu di kelas dua nanti. Untuk saat ini, kamu hanya harus belajar tanaman, bakteri, dan virus."

"Maksudmu?"

"Pelajaran biologi. Ah tunggu, beberapa bulan lagi akan diadakan pemilihan jurusan, kamu sudah tahu ingin mengambil jurusan apa?"


Iya juga ya, tahun depan aku sudah ujian kenaikan kelas. Sebenarnya aku ingin memilih IPA sih tapi otakku ga sanggup. Aku lebih suka IPS karena ada sosiologi dan juga geografinya walau hitungan geografi lumayan ribet sih.

"Hm ... aku milih IPS aja deh."

"Ga jadi IPA?"

"Ga deh, ga sanggup pasti ntar. Lagipula kan Enkidu bakalan tetap ngajar aku kan? Kan Enkidu guru Inggris bukan biologi."

"Siapa bilang? Aku ngajar beberapa mata pelajaran di sekolah tau!"


Ngajar beberapa mata pelajaran di sekolah itu? Beneran?

"Yang bener? Emang ngajar apa aja?"

"Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, biologi, matematika dan kesenian," ucapnya satu per satu dengan tatapan serius.

"Ga mungkin! Aku ga percaya! Ga mungkin!"

"Kalau engga ambil kerja seperti itu, darimana kita dapat tinggal di rumah yang masih tergolong mewah seperti ini? Nungguin kamu? Bisa-bisa aku mati kelaparan duluan."

Ga mungkin! Ga mungkin Enkidu dapat ngajar mata pelajaran yang sebanyak itu! Ga mungkin!!;



End of Reader's POV
.
.
.
.
Author's Note

Malam desu~ critany sebnarny uda thor nulis wktu jam2 istirahat di kantor gtu sih.

Fun fact

Crita yg ini lbih ringan drpd yg Tsu jd nulisnya cepet dn ga nguras tenaga 😂😂😂  btw soal Enkidu yg ngajar mata pelajaran yang banyak, inspirasiny ku ambil dri guru sekolahku. Dia perempuan sih yg ini tp ngajar bnyak mata pelajaran. Jodoh ato engga, rupanya anak tertuanya itu satu kantor sama aku loh! Dia yang ngajarin aku input ini input itu di kantor 😂😂😂

Jan lupa utk memberikan vote, komen dan juga memfollow akun ini yak~ makasi~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top