Chapter 37

Y/n: Your Name
Last name used: Kanzaki
H/c: Hair colour
E/c: Eye colour

Gmbar di mulmed ku sensor/potong yak 😂😂😂  soalny Enkidu cman pake celemek. Ga sengaja nemu aku 😂😂 bahagianya hati ini wkwkwk. Yg mau fotony pm aku aja, ku kirim ntar 👌

Reader's POV

"Gilgamesh akan pergi ke Inggris selama sebulan," sahut Enkidu ketika menyusun piring-piring yang sudah kami cuci tadi.

"Oh gitu. Yauda gapapa."


Gilgamesh jarang sekali bergabung denganku dan Enkidu untuk makan bersama. Hubungan kami tambah lama tambah renggang, ketemupun palingan di akhir pekan.

Setelah menyusun piring-piring ini, aku dan Enkidu bergegas untuk berangkat ke sekolah. Enkid bilang hari ini dia akan pulang telat karena ada sesuatu yang harus diurusnya.

Aku tak menanyakan tentang 'sesuatu' itu. Antara aku memang tak begitu peduli, tak paham, dan aku percaya kepadanya. Yang ku yakini, hal ini pasti ada hubungannya dengan keberangkatan Gilgamesh ke Inggris.

Yah, kemarin mama menelpon Enkidu dan aku tak sengaja mendengar percakapan mereka. Selama kepergian Gilgamesh, Enkidulah yang akan menggantikan Gilgamesh di perusahaan untuk sementara.

"Aku harus membantunya! Setidaknya aku membantu mengurus hal-hal yang ringan saja, memasak dan membersihkan rumah contohnya?" batinku.

Benar, aku harus membantu Enkidu agar dia tidak akan tumbang nantinya. Aku heran, bagaimana mungkin Enkidu begitu betah dan bisa bertahan dengan 'aku'? Capek fisik iya, capek batin iya. Setidaknya, sekarang 'aku' sudah tidak membuli Enkidu lagi dan jika 'aku' muncul, aku akan melindungi Enkidu~!!



"Belajarlah yang giat," pinta Enkidu sambil menunjukkan senyuman lembutnya.

"Tentu~! Aku tidak akan mengecewakan Enkidu!"



Enkidu memberikan sebuah kecupan di puncak kepalaku dan kamipun berangkat ke sekolah dengan mengambil jalan yang berbeda.


------



"(Y/n), hari ini kami ke rumah mu ya? Ayo belajar bersama!" ajak Cu.

"Wah tumben encer otakmu Cu. Biasanya lu kan males belajar!" jawabku.

"Uda kelas 2 SMA woi, tahun depan uda kelas 3 SMA! Harus perbaiki nilai kalau mau lulus!"

"Ahahaha! Bisa aja deh Cu!"

Kami berencana ingin belajar di rumahku. Untunglah Enkidu akan pulang lebih lambat hari ini jadi aku tak memberitahukan hal ini kepada Enkidu.


"Tidak masalah kan, (Y/n) jika kita berkunjung ke rumahmu? Aku ingin mengajak Sieg-kun juga," tanya Jeanne.

"No prob~! Nanti akan ku masakan kue untuk kalian, bagaimana??"

"BAIK~~~~!!!!!" ucap kawan-kawanku serentak.


Umu, aku ingin membuat matcha cake untuk mereka. Kebetulan selera mereka dan seleraku sama, kami sama-sama suka matcha. Apapun itu, mau itu minuman atau makanan kami pasti suka. Enaknya punya kawan yang seperti mereka.

Sepulang sekolah kami mampir sebentar ke supermarket untuk membeli bahan-bahan kue. Tepung, telur, gula, pengembang kue, matcha bubuk dan lainnya. Kami juga membeli beberapa camilan dan yang terpenting, nanti kami ingin membuat bubble tea jadi kami juga membeli tapioka pearl.

"Ayo lihat, tepung udah, telur udah, mentega udah ... apakah ada lagi yang belum dibeli?" tanyaku.

"Cincin pernikahan Jeanne dan Sieg belum dibeli, (Y/n). Mampir ke toko perhiasan dulu nanti!" canda Billy.

"B-Billy!!! A-apa yang kamu katakan!?!?!?!" teriak Jeanne malu. Sieg tidak mengatakan apa-apa dan hanya menundukkan kepalanya.

Sieg adalah tipe pria sedikit pemalu tapi jika kita sudah mengenalnya maka sikapnya akan berbeda. Wajahnya juga lumayan dan dia adalah adik dari pak Siegfried. Bukan adik kandung sih.

Kami menuju ke kasir dan membayar pesanan kami lalu setelahnya kamipun menuju ke rumahku.


Setelah sampai, kami meletakkan barang-barang yang kami bawa, mencuci tangan dan langsung memasak kue matcha.

"Eh eh, tau ga kalau Wodime senpai ditembak oleh Ophelia?" gosip Jalter.

"HAH? DITEMBAK? JADI SEKARANG WODIME SENPAI KEADAANNYA GIMANA? MASIH IDUP KAN?!?!" balas Bradamante panik.

"Gobl*g! Bukan ditembak itu, maksudku ditembak --menyatakan perasaan cinta loh!!!" jelas Jalter.


Owalah, makanya Jalter kalau ngomongin sesuatu tuh jangan ambigu! Pake acara ambigu segala, hadeh!!


"Y-ya maap!" Bradamante menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Bagaimama? Diterima ga?" tanya Cu penasaran.

"Wodime senpai tidak menerima pernyataan cinta dari Ophelia. Katanya dia jatuh cinta kepada Gudako, kakak kelas kita," sambung Jalter.

"Loh? Gudako bukannya saudaranya Gudao? Mashu naksir ama Gudao kan?" pernyataan Astolfo membuat kami semua terkejut.

"E-eh?! K-kami hanya berteman! Berteman saja kok!! Berteman!!!!" jawab Mashu sambil menutup wajahnya yang sudah merah tomat.



Dan gosip kamipun berlanjut sampai kue ini selesai dimasak. Jam masih menunjukkan pukul empat sore, masih ada waktu untuk bermain dengan mereka.

Kuenya sudah matang, kami mengeluarkannya dari oven dan mendiamkannya selama beberapa menit sambil membuat bubble tea. Setelah semua selesai, aku memotong kue tadi dan kamipun menikmati hidangan yang kami buat sambil belajar di ruang keluarga.

Kami merapikan sofa-sofanya agar kami bisa duduk leluasa di lantai. Sambil mengerjakan pr, sesekali kami akan bercanda ria.



"Aku ambil air putih dulu ya? Kalian tunggu disini aja," ucapku.

"Oke bos~~!!!!"


Aku beranjak dari tempatku dan meletakkan beberapa gelas di nampan juga air putih dingin lalu bergegas kembali ke ruang keluarga.

Aku meletakkan nampan ini di tengah-tengah kami (kami membentuk sebuah lingkaran) dan berjalan pelan ke arah pintu berniat ingin menutup pintu.

"(Y/n)," panggil Astolfo.

"Iya?" aku membalikkan tubuhku, melihat Astolfo.

"Apakah kamu punya-- ....."



Mata Astolfo terbuka lebar, begitu juga dengan mata kawan-kawanku yang lainnya seakan mereka sedang melihat hantu.

"Kalian kenapa? Kok wajahnya seperti itu?" tanyaku penasaran.

Cu mengangkat tangannya dan menunjuk sesuatu di belakangku tanpa bisa mengatakan apa-apa.

"Ada apa si----"


Sebelum aku bisa melihat sesuatu di belakangku, sesuatu atau lebih tepatnya sesosok itu sudah memelukku duluan.

Pria bersurai hijau panjang yang sedikit berantakan memelukku dari belakang. Dari wajahnya, kelihatannya dia baru saja bangun tidur.

"E-Enkidu?! Kenapa bisa ada disini???? Bukannya seharusnya dia ada di kantor?!???!??"


"(Y/n) sudah pulang? Hari ini aku tidak jadi pulang telat .... Tadi aku mencium ... aroma kue jadi ....," ucap Enkidu dengan nada yang khas orang yang masih mengantuk.

"E-Enki--- pak Enkidu??????????????" bibirku gemetar, tak bisa mengatakan apa-apa ataupun berpikir bagaimana caranya untuk menjelaskan hal ini kepada teman-temanku.

"Pak? Kita sudah ada dirumah, untuk apa memanggilku bapak?" Enkidu mengeratkan pelukannya dan mencium pipiku singkat. Kancing pakaian Enkidu terbuka sebagian, aku bisa melihat dadanya dengan jelas --bahkan mereka juga.


Tak lama, Enkidu mengarahkan pandangannya kepada kawan-kawanku yang sudah menganga kebingungan. Seketika Enkidu sadar dan melepaskan pelukannya lalu menjauh.


"K-kalian?! Kenapa kalian ada disini?!" ucap Enkidu panik.

"TUH KAN BENER! (Y/N) SAMA PAK ENKIDU TUH SEBENARNYA PACARAN! APA GUA BILANG!" sahut Jalter.

"(Y/n), kamu harus jelaskan hal ini kepada kami!" tuntut Jeanne.

"Haduh ... ketahuan deh ...," sahut Mashu.

"Hah?! Katahuan?! Mashu uda tau kalau mereka pacaran?!" sambung Cu.


Satu per satu dari mereka bertubi-tubi memberikan pertanyaan kepadaku. Hadeh, habislah sudah riwayatku!!

End of Reader's POV
.
.
.
.
.
Author's Note

Allo dan kembali lagi dgn ane~

Maap updatenya lama desu, thor lgi asik2ny baca Manhua/Manhwa sma main Dragon Raja 😂😂😂 Smoga chapter kali ini ga membosankan 😂😂

Btw thor ada group Whatsapp tntng dunia Fate dn kta jga membahas bbrp hal random, klau mau gabung blang aja ya~ smua org welcome kok, mau yg msih baru di dunia Fate ataupun uda lama. Groupny uda lama sih tp aku ada berinisiatif sndri utk merekrut bbrp anggota baru biar bsa dpet temen baru~

Jngn lupa utk memberikan vote dn komen dn jga memfollow akun ini~! Terima kasih~~!!





Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top