Chapter 28
Y/n: Your Name
Last name used: Kanzaki
H/c: Hair colour
E/c: Eye colour
Reader's POV
Selama seminggu ini, keadaan rumah aman-aman saja. Aku dan Shamhat juga jarang bertemu. Enkidu dan lainnya juga sepertinya akan segera menyelesaikan pekerjaan mereka.
Aku dan Gilgamesh juga jarang berbicara. Sewaktu kami berpapasan, kami akan bersikap acuh tak acuh --sebenarnya aku sih yang duluan seperti itu.
Kesel tauk sama dia beneran deh! Dia dekat dengan Shamhat tapi malah bilang kalau Shamhat dan Enkidu itu pasangan yang serasi. Kaya ... sepertinya ga nyampe ke otak deh pemikiran dia!
Hari ini adalah hari dimana aku dan teman-teman sekelasku mempresentasikan tugas gambar yang diberikan oleh Enkidu minggu lalu. Sekarang aku sedang berada di kelas, melihat teman-temanku mempresentasikan tugas mereka.
Aku berhasil menyelesaikan tugasku dengan cukup baik. Walau aku harus mencari referensi dari beberapa foto tapi setidaknya okelah.
Aku menggambar pada saat Enkidu bersama dengan yang lainnya. Aku tak ingin Enkidu mengetahuinya karena ... agak malu sih. Aku menggambar Enkidu yang sedang menggendong seorang bayi.
Yah ... begitulah. Entah mengapa tiba-tiba aku ingin menggambar ini. Mungkin karena nantinya aku akan memiliki anak dengan Enkidu?
"Baiklah selanjutnya ... (Y/n)!" panggil Enkidu.
Aku membawa buku gambarku dan berjalan ke depan kemudian aku membuka buku gambarku. Teman-temanku dan tentu saja Enkidu terkejut pastinya. Yaiyalah, yang ku gambar kan Enkidu.
"Itu ..."
"Gambar bapak sama anak bapak nantinya," sahutku dengan senyuman.
Mata Enkidu berbinar dan dia memberikan senyuman lembut kepadaku.
"Seperti yang kalian lihat, aku menggambar pak Enkidu dengan anaknya di masa depan. Alasannya .... yah entahlah. Aku hanya merasa kalau pak Enkidu nantinya akan menjadi ayah dan suami yang baik makanya aku gambar ini."
Ada jeda beberapa saat sebelum beberapa murid --maksudnya sahabat-sahabatku menepuk tangan mereka.
"Kapan undangan pernikahannya, (Y/n) sama pak Enkidu? Jan lupa undang kami ya ntar!" sahut salah seorang teman sekelasku.
"Terima kasih (Y/n)," Enkidu tersenyum lalu mempersilahkanku untuk duduk.
----
"Boleh ku pajang gambarmu?" tanya Enkidu.
"Eh?? Kenapa? Gambarku ga bagus-bagus amat perasaan!"
"Bagiku, gambarmu adalah gambar yang indah."
Enkidu terus melihat buku gambarku. Dia sepertinya menyukai lukisanku, baguslah kalau begitu.
"Tidak masalah asal Enkidu menyukainya," pintaku.
"Terima kasih! Aku harap setelah kamu lulus kita bisa memiliki anak secepatnya."
"Bisa diatur asal buatnya rajin~!"
Oops, aku bicara apa sih?!
Rona merah terlihat di pipi Enkidu. Dia menatapku dengan tatapan dan senyuman yang lembut. Argh, hatiku ga kuat!!! Gini amet punya lakik, sisain satu dong di dunia asli gua!!
"Tidur yuk?" ajakku, Enkidu mengangguk kepalanya.
Setelah menutup lampu kamar (dan membuka lampu tidur), kami menaiki ranjang dan berbaring disana. Ah, ngantuk dan capek!
Tak terasa setelah beberapa menit aku berbaring, aku terlelap di kesunyian kamar ini.
------
2 bulan setelahnya.
"WAAAH!!!!!!!!"
Aku, Cu, Jeanne, Mashu, Jalter, Astolfo, Bradamante dan Billy terkagum-kagum melihat festival tahunan yang diadakan di dunia ini.
Kami sudah selesai ujian semester seminggu yang lalu dan pekerjaan Enkidu di sekolah juga sudah selesai. Beberapa hari ini Enkidu akan pulang malam karena mengurus festival ini.
"Liat liat ada stand makanan! Makan yuk!" ajak Cu.
Sekarang masih pukul 16:30 dan sebaiknya kami jalan-jalan dulu sambil mengemil. Kami membeli beberapa jajanan dan minuman, kami saling berbagi.
"Ada cosplayer tuh!"
Secara bergantian kami berfoto-ria dengan beberapa cosplayer yang ada disini. Beberapa diantaranya adalah cosplayer terkenal.
Setelah itu kami ke stand idol dimana internet idol datang dan berkumpul. Mereka akan memberikan pertunjukkan nanti pada pukul 19:00.
Di stand idol ini, mereka memperkenalkan internet idol dan memberitahukan bagaimana caranya untuk bergabung di komunitas ini. Bukan hanya idol, bandpun diizinkan untuk bergabung.
Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 20.00 dan sedaritadi kami berkeliling tanpa merasa lelah. Tadi sebenarnya aku melihat Enkidu, dia terlihat sangat sibuk jadi aku tak menyamparinya.
"(Y/n), aku boleh bertanya sesuatu?" sahut Billy.
"Iya?"
"Kamu sama pak Enkidu ada hubungan apa? Kelihatannya kalian dekat banget deh!"
Eh??? Kenapa tiba-tiba malah tanya itu!? Yang lainnya --kecuali Mashu melihatku dengan penuh tanda tanya dan menunggu jawabanku.
"Y-yah ... adalah," jawabku singkat.
"Sudah ku duga, pasti ada sesuatu diantara kalian," sambung Jalter.
"Apapun itu, kami akan mendukung kalian!" sahut Astolfo.
Kami saling merangkul, hal ini sudah biasa kami lakukan. Bisa berteman dengan mereka adalah sesuatu yang menyenangkan. Mereka adalah orang-orang yang baik.
Kami putuskan untuk kembali berjalan-jalan dan aku mendapati Gilgamesh dan Shamhat. Mereka tidak menyadari kehadiranku dan sepertinya mereka ingin pergi ke suatu tempat?
Shamhat menarik tangan Gilgamesh dan Gilgamesh terlihat kesakitan. Ku putuskan untuk mengikuti mereka dan merekam hal yang akan mereka lakukan agar nantinya aku bisa menunjukkannya kepada Enkidu.
Rasain, kalau mereka berencana mau memisahkan Enkidu dan aku, tinggal ku tunjukkan aja video ini kepada Enkidu~!
Mereka berjalan ke tempat yang agak sepi. Aku bersembunyi di tumpukkan kardus agar mereka tidak melihatku. Aku mengeluarkan hp dan merekam mereka.
Shamhat melempar Gilgamesh hingga dia terjatuh di lantai. Gilgamesh berteriak kesakitan, air mata keluar dari matanya. Untung ku rekam!
"Shamhat! Kau keterlaluan!"
"Kau yang keterlaluan! Bukannya kau berjanji untuk membantuku mendapatkan Enkidu kembali?! Semenjak dua bulan lalu Enkidu bersikap acuh tak acuh terhadapku!"
"Itu salahmu sendiri mengapa ingin menyetubuhinya!"
Shamhat menampar Gilgamesh. Tentu aku terkejut dan tanganku entah mengapa bergetar.
"Tidak berguna! Jangan harap aku akan membantumu menikah dengan Altria!"
Shamhat berusaha melepaskan pakaian Gilgamesh. Gilgamesh berusaha melindungi dirinya dan beberapa kali ingin berusaha untuk kabur tapi tenaga Shamhat lebih kuat darinya.
"Tidak ... jangan lagi ...," Gilgamesh memohon kepada Shamhat.
"Ini hukuman untukmu!"
Shamhat mulai mencium Gilgamesh. Aku tak bisa diam dan melihat wanita tak tahu diri itu mengotori tubuh Gilgamesh. Walau aku tak suka melihat si pirang itu tapi melihatnya diperlakukan seperti ini membuatku entah mengapa merasa iba kepadanya.
Aku menyimpan video tadi dan membuka aplikasi perekam suara lalu menyimpan hpku di kantung celana jeansku. Semoga saja suara pembicaraan nanti akan terekam.
"Hei wanita j*l*ng, hentikan perbuatanmu!"
Tersentak dan melihatku dengan tatapan horror. Shamhat membulatkan matanya dan menjauh dari Gilgamesh yang hampir tak mengenakan sehelai pakaian.
Gilgamesh berusaha untuk melindungi dirinya dari Shamhat. Entah mengapa aku ingin sekali menonjok Shamhat hingga dia pingsan.
"Apa yang kau lakukan disini?!" tanya Shamhat.
"Menyelamatkan kakak iparku."
End of Reader's POV
.
.
.
Author's Note
Sumimasen klau chapterny membosankan 🙏
Jan lupa utk memberikan vote, komen, dan juga memfollow akun ini! Trima ksih~!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top