End

"Permisi apa dengan Saniwa Yurio?"

Yuri yang sedang makan menoleh, suara ketukan pintu dan suara berat dari seseorang.

Yuri membukakan pintu, terlihat seorang laki-laki dengan jas hitam dan tas kulit. Memperlihatkan aura yang sangat di segani juga membuat Yuri menjadi Awkward.

"Saniwa Yurio dari Honmaru Yuritadel, nomor ********?"

"A-ah iya saya sendiri."

"Bisa saya masuk? Ada yang ingin saya bicarakan."

Bad feeling

"Tentu, silahkan masuk."

Yuri mempersilahkan nya masuk, kedua nya duduk si sofa. Laki-laki itu mengeluarkan sebuah map dan surat dengan cap merah bertuliskan "Government History Division".

"Saya perwakilan dari pemerintah divisi History. Saya di sini ingin menyerahkan surat pemecatan kepada anda."

Hening, Yuri membelakan mata nya, tidak percaya.

"Ma-maksud nya?"

"Ya, kami meminta maaf karna memecat anda secara sepihak. Kami berterima kasih dengan kerja keras anda selama 7 tahun, kami sangat senang bisa—"

"Hah! Ini pasti bercanda."

Yuri bangkit dari duduknya, mata nya berkaca-kaca. Tangan nya mengepal, kuku menusuk telapak tangan.

"... Saya minta maaf, tapi ini keputusan prime minister."

Laki-laki itu berdiri dan membungkukan tubuhnya dalam-dalam, tubuh Yuri bergetar, air mata perlahan turun membasahi pipinya, bibir di gigit menahan diri.

"A-aku..."

Laki-laki itu kembali menegakan tubuhnya, raut wajahnya terlihat penyesalan membuat Yuri kembali membelakan matanya, tubuhnya jatuh ke lantai.

"Aku... Aku bersumpah aku tidak melakukan apapun yang melanggarnya peraturan! Aku bersumpah!"

Yuri terisak, laki-laki itu membuka kaca mata hitam nya dan menatap Yuri dengan sendu.

"Nona, saya mengerti tapi—"

"Aku mohon! Aku akan melakukan yang lebih baik! Itu hidup ku! Tolong!"

"Nona... Ini keputusan dari pemerintah."

"Saya mohon.... Tolong... Aku... Tidak mau mati.... Tolong."

Yuri memeluk kaki laki-laki tersebut, menangis terisak dengan suara yang serak. Laki-laki itu berjongkok dan memegang pundak Yuri.

"Kumohon... Tolong... Jangan..."

"Nona... Maafkan saya."

Yuri kembali terisak, kini lebih menyakitkan di dengar.

"Setidaknya... Tolong... Biarkan saya mengucapkan selamat tinggal..."

Laki-laki itu menggigit bibir nya, menggelengkan kepalanya. Yuri memeluk erat kaki laki-laki tersebut sembari menangis kencang.

* *  * * *

"Maaf... Maafkan aku... Maaf."

Yuri terduduk di lantai yang dingin, sendirian, tangan memeluk ponselnya yang basah dengan air mata.

"Maafkan aku... Tolong... Tolong aku..."

「The End of journey」
















# # # # # #

Seperti yang kalian lihat, ya, aku... GK bisa main lagi. Hp ku not available anymore, aku gk bisa buka akun DMM ku pula, jadi... Entahlah.

Semua kerja kerasku, memori ku... Semuanya, hancur.

Untuk Saniwa-Tachi, terima kasih sudah menemani kerandoman Saniwa Yuri. Mohon maaf, Book kedua ini gk berjalan dengan lancar! Aku... Minta maaf. Sekian terima kasih!

Sampai berjumpa lagi di Fandom lain! Semoga aku bisa buat cerita fandom lain. Kok gk lanjutin Touken Ranbu aja? Aku... Bakal sakit, hati aku sakit. Aku gk kuat... Maaf, jadi kemungkinan bakal Fandom lain kayak Bungou Stray Dogs atau yg lainnya. Gimana sama Crossover? Aku... Gk tau, maaf.

Sekian terima kasih! Sampai jumpa! Sehat selalu Aruji-tachi!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top